TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, sudah memastikan tidak ada larangan setiap klub untuk mengirimkan pemainnya ke Timnas Indonesia.

Hal itu dikarenakan, Edy ingin membentuk skuad Timnas Indonesia yang lebih baik untuk ke depannya.

Oleh karena itu, pria yang juga menjabat sebagai Pangkostrad TNI AD itu tidak mempermasalahkan ada klub yang bubar ketika pemainnya dipanggil ke Timnas Indonesia.

Menurutnya Timnas Indonesia merupakan suatu hal yang wajib dilakukan bukan untuk ditunda-tunda.

Seperti diketahui, pada Piala AFF 2016 lalu, setiap klub hanya boleh memberikan dua pemainnya ke Timnas Indonesia.

Hal itu dikarenakan kompetisi Indonesia Soccer Championship A 2016 masih terus bergulir bersamaan dengan Piala AFF.

Namun, hal tersebut sempat dipertanyakan oleh Pelatih Timnas Indonesia saat itu, Alfred Riedl.

Menurut Riedl, keterbatasan memilih pemain menjadi sulit untuk membentuk Timnas Indonesia yang lebih baik.

"Enggak ada masalah, mau satu klub itu bubar karena pemainnya ke Timnas Indonesia, ya kita tidak ada masalah," kata Edy.

Pada Piala Presiden 2017, Edy mengatakan ajang tersebut menjadi momen yang pas bagi Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla, mencari pemainnya.

Rencananya, juru taktik asal Spanyol itu akan berkunjung ke Bali dan Malang terlebih dahulu untuk memantau pemain dari klub Bali United, Bhayangkara FC, dan Arema FC, yang mayoritas diisi skuad muda.

Milla diberikan waktu untuk mencari pemain oleh PSSI.

Nantinya pada akhir Februari 2016, Milla akan menggelar pemusatan latihan pertamanya dengan pemain-pemain yang dipanggilnya.

"Mulai hari ini Milla langsung bekerja untuk mencari pemain di Piala Presiden," kata Edy.

"Setelah pemain itu dipilih, mereka akan segera melakukan pemusatan latihan," sambungnya.

Rencananya pemusatan latihan itu akan digelar di Lapangan Sekolah Pelita Harapan (SPH), Karawaci, Tangerang.

Selama dua bulan di Karawaci, Timnas Indonesia U-22 akan bertolak ke Spanyol untuk mendalami taktik dan strategi sebagai persiapan Sea Games 2017.