TRIBUNNEWS.COM - Arema FC sering gagal jika bermain di Stadion Manahan, Solo.

Namun, kali ini mereka siap mematahkan mitos keangkeran stadion itu.

Hal ini terkait penujukkan Stadion Manahan sebagai lokasi penyelanggaran babak delapan besar Piala Presiden 2017.

Arema memang memiliki catatan minor jika berlaga di markas klub Persis Solo itu.

Dari 11 kali berlaga di Stadion itu, Arema hanya mampu meraih empat kemenangan. Sisanya dua kali seri dan menderita lima kekalahan.

Mirisnya, catatan kekalahan Arema lebih banyak terjadi di laga-laga krusial, sejak semifinal hingga final.

Padahal, jika dilihat dari jarak antara Malang dan Solo yang cukup dekat, mereka selalu mendapatkan dukungan penuh dari Aremania.

Bukti tersahih adalah saat Arema yang masih memakai nama Cronus di belakangnya, mesti tersingkir dari babak semifinal Piala Presiden 2015.

Hasil imbang 1-1 di Malang, tak cukup membuat Arema melaju ke final lantaran kalah 1-2 dari Sriwijaya FC, yang menjadi musafir lantaran musibah kabut asap di Palembang.

Sebelumnya di tahun 2010, Solo juga menjadi saksi bisu kesedihan puluhan ribu Aremania yang kecewa lantaran tim Singo Edan kalah dari tim yang sama pada Final Copa Indonesia.

Menanggapi catatan buruk itu, Pelatih Arema Aji Santoso menyatakan, timnya bakal mencoba untuk mematahkan rekor buruk tersebut.

Aji menyatakan, tak percaya dengan hal yang disebutnya sekadar mitos tersebut.

"Saya tidak percaya dengan mitos. Buktinya, kita kemarin memenangi Trofeo Bhayangkara di Solo. Dunia sepak bola tidak bisa lepas dari rekor dan data statistik. Kami menerima fakta jika Arema banyak kalah di Manahan, tetapi itu bukan berarti lokas itu menjadi kutukan bagi kami," ujarnya.

Aji mengatakan, belum memikirkan lawan yang akan mereka hadapi nanti.

Dia hanya memastikan, tidak ingin mengecewakan fans yang diperkirakan bakal hadir di Solo untuk memberikan dukungan.

Baca Selengkapnya Hanya di KORAN SUPER BALL, Senin (20/2/2017)