TRIBUNNEWS.COM - AS Monaco bertahan di puncak tabel klasemen Liga Prancis sampai pekan 26, unggul tiga poin dari juara musim lalu, Paris Saint-Germain (PSG.)

Jika tidak ada kejutan, skuad besutan Leonardo Jardim ini bisa menjadi juara.

Bukan itu saja perkembangan Monaco pada musim ini. Permainan skuad berjulukan Rouge et Blanc ini juga menjadi pembicaraan, dan disebut sebagai salah satu tim dengan permainan menyerang yang menarik.

Tim ini bahkan sudah menyarangkan 76 gol selama 26 laga Liga Prancis.

Padahal, sampai musim lalu Monaco masih menyajikan permainan bertahan yang membosankan.

Alhasil, banyak orang bertanya-tanya, revolusi apa yang dilakukan Jardim.

Hanya saja, menurut Jardim, yang terjadi di skuadnya bukan revolusi, melainkan evolusi.

Pasalnya, dia membutuhkan dua musim untuk mempersiapkan para pemainnya, untuk permainan menyerang yang ciamik itu.

Sejak menerima jabatan pelatih kepala Monaco, Jardim ingin bermain sepak bola menyerang.

Hanya saja, dia mewarisi pemain yang biasa bermain bertahan secara konservatif.

Di saat pekerjaannya mulai menunjukkan hasil, klub-klub besar datang membeli para pemain andalannya, seperti Geoffrey Kondogbia, Yannick Carrasco, Anthony Martial, Aymen Abdennour, dan Layvin Kurzawa. Maka Jardim kembali membangun skuad dari "sisa" yang ada.

Namun, siapa yang bekerja keras, dia yang akan menikmati hasilnya. Bernardo Silva, yang dibeli pada tahun 2015, kini menjadi salah satu gelandang yang paling diincar di Eropa.

Selain itu masih ada Thomas Lemar, yang baru berusia 21 tahun. Pemuda ini digadang-gadang sebagai "Andres Iniesta baru".

Kembalinya Radamel Falcao ke Monaco ternyata juga merupakan berkah. Striker tersebut ternyata juga kembali membawa kejayaannya.

Maka, saat ini Jardim seperti petani yang siap menuai panennya. Tak mengherankan jika klub besar kini mulai mengincar Jardim.

Berita Ini Juga Dimuat di KORAN SUPER BALL, Selasa (21/2/2017)