TRIBUNNEWS.COM - Dunia sepak bola nyaris mengadopsi filosofi yang sama dengan dunia politik.

Tak ada lawan dan kawan yang abadi kecuali kepentingan.

Itulah gambaran pertemuan pemain keturunan Indonesia, Radja Nainggolan, bersama Miralem Pjanic.

Mereka dulu satu tim di AS Roma di bawah asuhan Luciano Spalletti. Tapi, mulai musim ini, Miralem Pjanic menjadi seteru Radja karena membela Juventus asuhan Max Allegri.

Serigala Roma dan Nyonya Tua Juventus sempat kejar-kejaran posisi di klasemen Liga Italia, sebelum kekalahan Giallorossi dari Napoli 1-2 di laga terakhir pekan lalu.

Tapi, kesebelasan yang dibela Radja Nainggolan masih tetap berada di posisi kedua klasemen dengan nilai 59 poin, sehingga defisit delapan poin dari Nyonya Tua.

Jika saja menang dari Napoli, Giallorossi bisa mendekatkan jarak ke defisit lima poin saja karena di laga terakhir Juventus tertahan imbang 1-1 melawan Udinese.

Radja dan Pjanic kini memang berseteru karena membela tim masing-masing. Tapi di luar lapangan, mereka tetap bersahabat.

Bersama pasangan masing-masing, mereka berempat menggelar pertemuan khusus dengan makan malam di tempat romantis di Monte Carlo.

Liburan khusus sehari setelah laga Liga Italia benar-benar dimanfaatkan untuk rekreasi, sebelum kembali lagi ke Italia untuk latihan.

"Kalau saya berlaga ke kandang Juventus, saya sama sekali tak bicara dengan Pjanic. Memandang pun tidak. Saya menjaga profesionalitas kami," kata Radja.

"Tapi musuh itu hanya di lapangan. Di luar itu, kami tetap berteman. Kami bersahabat. Itu termasuk keluarga kami dan teman-teman kami juga," kata Radja Nainggolan.

Hubungan Pjanic dan Radja sempat memanas. Itu terjadi karena Radja sangat membenci Juventus yang kemudian dibela oleh Pjanic.

Pjanic pun membalas dengan menyatakan tak akan berbicara dengan Radja. Jadi, inilah pertemuan pertama mereka sejak berpisah klub, Juli 2016.

Baca Selengkapnya Hanya di KORAN SUPER BALL, Rabu (8/3/2017)