Persib Sudah Hitung Untung Rugi Datangkan Essien dan Cole
PT Persib Bandung Bermartabat mengakui harga kontrak pemain untuk Liga 1 nilainya fantastis apalagi mendatangkan dua marquee player.
Editor: Y Gustaman
Datangkan Essien dan Cole, Persib Sudah Perhitungkan Untung dan Rugi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Persib Bandung kemungkinan besar merogoh kocek begitu dalam untuk merekrut sejumlah pemain untuk musim Liga 1 2017.
Dua pemain asing yang pernah berkiprah di Liga Primer Inggris, Michael Essien dan Carlton Cole, pun didatangkan jelang Liga Satu bergulir 15 April.
Dua pemain itu disebut-sebut perekrutan pemain dengan nilai kontrak termahal di Indonesia meski PT Persib Bandung Bermartabat tak mengungkap nominalnya.
Merujuk transfermarkt.com, Cole yang berkebangsaan Inggris itu memiliki nilai pasar 1,2 juta euro. Sedangkan nilai pasar Essien mencapai 800 ribu euro.
Petinggi PT PBB, Teddy Cahyono, mengatakan belanja pemain pada musim ini memang berbeda bengan musim sebelumnya karena lebih fantastis.
PT PBB royal mendatangkan pemain berstatus marquee player untuk Essien dan Cole. Mereka berdalih mendatangkan pemain berkualitas sejalan dengan niat pemerintah yang ingin meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia.
Dikatakan Teddy, pertama kalinya 22 menteri dan Presiden Joko Widodo membahas bola dalam rapat terbatas dan mereka cukup serius terhadap iklim sepak bola Indonesia.
"Dengan dukungan dan kepengurusan PSSI baru, kondisi sepak bola di Indonesia jadi meningkat. Otomatis dengan kondisi bagus, kompetisi bagus, klub jadi bagus, pemain jadi bagus, timnas bagus, mudah-mudahan bisa main di piala dunia 15 tahun lagi," Teddy menjelaskan.
PT PBB ingin menorehkan banyak hal dari pengeluaran besar yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Pihaknya sudah menghitung untung rugi dengan mendatangkan dua pemain asing yang pernah merumput di Liga Primer Inggris itu.
"Tidak mungkin kami besar pasak dari pada tiang. Pasti kami sudah matang rencanakannya seperti apa ke depannya mau ke mana. Sudah kami proyeksi," tegas Teddy.
Diakui Teddy, semua biaya belanja dan operasional Persib memang masih mengandalkan dana dari sponsor.
Sebab, pemasukan terbesar untuk klub sepak bola di Indonesia masih berasal dari sponsor. Sedangkan hak siar, lanjutnya, belum menjadi pemasukan utama klub sepak bola di Indonesia.
"Di luar negeri, pemasukan dari hak siar paling tinggi. Itu yang operator coba usahakan saat ini," kata Teddy seraya menyebut Persib tak bisa menentukan atau menawar hak siar yang diterima.
Sudah ada aturan dan formula terkait pembagian hak siar dalam hal ini konsultan independen. "Kami terima saja hasilnya, haasilnya seperti apa kami tidak pernah tahu," ungkap dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.