TRIBUNNEWS.COM - Timnas Indonesia U-19 tersingkir dari Toulon Turnament, Prancis 2017.

Namun, banyak ilmu yang didapat skuad berjuluk Garuda Jaya ini.

Maklum, tim-tim yang mereka hadapai adalah tim-tim dengan usia 20 dan 21 tahun.

Setidaknya, skuad yang dipersiapkan ke Piala AFF 2017 dan kualifikasi Piala Asia U-19 2018 ini telah belajar bagaimana bermain dalam tekanan dan menghadapi pemain-pemain dengan posturnya yang lebih tinggi dan besar.

Tersingkirnya skuad Garuda Jaya setelah menelan kekalahan kedua.

Baca: Cristiano Ronaldo Merasa Muda Lagi

Skuad besutan Indra Sjafri itu takluk 2-0 dari Republik Ceska U-21 dalam laga kedua di Stade Parsemain, Fos-sur-Mer, Sabtu (3/6/2017) malam.

Sebelumnya, mereka dibekuk Brasil U-21 dengan skor 1-0, Senin (29//20175).

Penyelenggara hanya mengambil pemuncak klasemen dan satu runner-up terbaik yang berhak ke semifinal.

Timnas Indonesia U-19 menduduki posisi paling buncit di klasemen Grup C dengan raihan nol poin.

Meski demikian, mereka masih menyisahkan satu laga lagi melawan Skotlandia U-20 di Stade Jules Ladoumegue, Selasa (6/7/2017) malam.

Pelatih Indra Sjafri mengakui keunggulan Republik Ceska U-21 yang menundukkan tim besutannya di Stade Parsemain, Fos-sur-Mer, pada matchday kedua Grup C itu.

“Kami akui Ceska lebih unggul secara fisik, dan lebih kuat. Tapi kami juga ada beberapa peluang, namun belum bisa tercipta gol. Kami bikin kesalahan dari dua gol yang terjadi. Tapi, pertandingan ini bagus buat kami. Kami harus perbanyak lakukan pertandingan dengan lawan-lawan yang levelnya di atas kami untuk membiasakan cara bermain kami semakin teruji," ujar Indra.

Di laga terakhir, Selasa (6/6/2017), Egy Maulana Vikri dkk berjanji tetap fight. dan bermain dengan motivasi tinggi.

Sedangkan bagi Skotlandia U-20, duel nanti sangat menentukan, karena kemenangan dengan skor minimal 3-0 bisa meloloskan mereka ke semifinal.

Baca Selengkapnya Hanya di KORAN SUPER BALL, Senin (5/6/2017)