Persih Tembilah Tidak Bayar Gaji Pemain Sejak April 2017 kata Chief Operational Officer PT LIB
Sebanyak tiga klub di Liga 2 dikabarkan sudah menunggak gaji para pemainnya.Hal itu sesuai laporan yang diterima oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB)
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak tiga klub di Liga 2 dikabarkan sudah menunggak gaji para pemainnya.
Hal itu sesuai laporan yang diterima oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator pertandingan.
Ketiga klub yang menunggak gaji pemainnya itu adalah Persih Tembilah FC, Sragen United, dan Persifa Fak Fak.
PT LIB pun siap untuk mengevaluasi ketiga klub tersebut.
Chief Operational Officer (COO) PT LIB, Tigor Shalom Boboy, mengatakan pada pekan lalu pihaknya mendapatkan laporan dari para pemain Persih Tembilah.
Parahnya gaji para pemainnya tidak dibayarkan sejak kompetisi Liga 2 bergulir di akhir April 2017.
"Ada laporan dari seluruh pemain Persih Tembilah yang belum dibayar sejak tiga bulan awal dimulainya Liga 2," kata Tigor.
"Bahkan mereka tidak mau melakukan pertandingan ketika melawan PSBL Langsa," sambungnya.
Sama halnya dengan Persifa Fak Fak yang dikabarkan tidak bisa mengikuti kompetisi Liga 2 akibat finansial.
Manajemen dari klub tersebut pun tidak bisa untuk melaksanakan pertandingan di Grup 8 yang baru saja dimulai pekan lalu.
"Di Grup 8 juga ada Persifa Fak Fak yang tidak bisa mengikuti semua pertandingan Grup 8 di sana, artinya mereka sudah menyatakan tidak akan ikut pertandingan," kata Tigor.
Kasus yang berbeda datang kepada Sragen United.
Dikabarkan manajemen mereka tidak bisa untuk membayar pemainnya.
Namun akhirnya penunggakan gaji tersebut diurusi oleh Asosiasi Provinsi (Asprov) dari daerah tersebut.
Sehingga Sragen United saat ini memiliki manajemen baru.
Terkait adanya bantuan dari pihak lain tersebut Tigor mengatakan bahwa itu masih ada urusan dengan PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia.
Menurutnya selama Sragen United bisa menyelesaikan administrasi, itu masih bisa untuk mengikuti pertandingan.
"Kita melihatnya berarti ada yang mau menyelamatkan Sragen United tersebut untuk bisa mengikuti kompetisi," kata Tigor.
"Hal-hal lain yang membuat Sragen United tidak bisa membayar gajinya itu ya harus kita lihat laporannya lagi, nanti kita akan bicara lebih detailnya dengan memanggil manajemen baru," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT LIB, Berlinton Siahaan, menambahkan bahwa pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengelola klub dari Liga 1 sampai Liga 3 dengan secara bagus.
Beberapa hal-hal baru pun sudah dilakukan oleh PT LIB kepada semua klub peserta Liga 1 sampai Liga 3.
"Kami membuat sebuah ketegasan terkait rekening yang harus dimiliki atas nama perusahaan, bukan nama pribadi," kata Tigor.
"Kami juga sudah memberikan sebuah edukasi kepada mereka, bukannya kami lalai tapi kami berusaha untuk yang terbaik bagi mereka," tambahnya.