Yanto Basna Jadi Harapan Sriwijaya FC Redam Gempuran Khas PS TNI
Yanto Basna dkk akan menghadapi gempuran-gempuran khas permainan PS TNI yang agresif dan mengandalkan fisik.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Menghadapi PS TNI di Jakabaring, Jumat (14/7) nanti, Sriwijaya FC berusaha keras memperbaiki lini belakang.
Yanto Basna dkk akan menghadapi gempuran-gempuran khas permainan PS TNI yang agresif dan mengandalkan fisik.
Salah satu pemain yang paling diwaspadai adalah pemain asing asal Portugas Bruno Martins yang turut mencetak gol ketiga PS TNI saat kalah dari Bali United 3-4.
"Sempat nonton sekilas. Pemain sayapnya, yang asing, dia punya kecepatan dan power dan mencetak gol dalam pertandingan itu," Kata Pelatih Kepala SFC, Hartono Ruslan, Rabu (12/7).
Memang, PS TNI yang sekarang, bukan PS TNI yang dulu, ketika dibantai Sriwijaya FC 6-1 dalam pertemuan pertama di musim Torabika Soccer Championsip, 8 Agustus 2016 silam.
PS TNI yang kini ditangani mantan Pelatih Sriwijaya FC Ivan Kolev datang dengan kekuatan baru, penuh dengan power, bermain ngotot dan pastinya mengandalkan kekuatan fisik.
Yanto Basna akan turun dalam pertandingan ini. Dia akan menjadi tumpuan lini belakang. Sebab Bruno mampu memanfaatkan setiap ruang sempit di lini belakang lawan.
Pelatih Hartono Ruslan menyiapkan beberapa taktik khusus untuk meredam permainan tim lawan.
"Pastinya kita menyerang, karena kita tuan rumah. Namun ada beberapa materi yang diberikan kepada pemain. Hari ini lebih anyak attacing, tetapi kemudian juga build up, artinya semacam keluar dari tekanan karena pasti ada pressure (tekanan) dan pemain harus keluar dari tekanan. Kita kan tuan rumah pasti nyerang," ujar Hartono.
Menurut Hartono dalam skema build up, memang harus ditekankan kepada pemain. Mereka harus bisa keluar dari tekanan.
Skema ini berupa bentuk susunan posisi para pemain, yang secara khusus memang dirancang agar siap menghadapai lawan yang berniat melakukan high pressing dan menghalangi bola dengan nyaman bisa bergulir ke tengah.
Menurut Hartono, setelah mampu keluar dari tekanan, dalam skema ini pemain barus serempak pula melakukan tekanan, harus bersama-sama melakukan serangan. Makanya perlu banyak komunikasi.
"Usai keluar dari tekanan, pemain harus melakukan transisi secara cepat dan melakukan pressure, ini harus dilakukan bersama-sama, serempak bersama, bareng, serempak, tetapi harus berkomunikasi," ujarnya.
Maka itu, Hartono pun mengatakan, latihan ini akan divariasi, baik menyerang dan bertahan.