Cerita Sedih Neymar Sampai Kini Kaya Raya
Jauh sebelum sekaya setelah resmi menjadi pemain PSG, Neymar Jr dan keluarganya hidup dalam kesedihan menahun. Berikut ceritanya.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM - Tak pernah ada yang menyangka Neymar akan menjadi orang sangat kaya. Apalagi jika mengenang kesusahan hidupnya dan keluarga.
Begitu juga ayahnya, Neymar Senior. Apalagi, Neymar kemudian memecahkan rekor transfer dengan nilai 222 juta pounds (sekitar Rp 3,4 triliun).
Ayah Neymar memang pernah menjadi pemain sepak bola tapi tak sukses. Dia terpaksa bekerja menjadi pekerja rendahan di Mogi das Cruzes, salah satu distrik di Sao Paulo, Brasil.
Saat Neymar Jr lahir pada 5 Februari 1992, keadaan ekonomi mereka sedang parah-parahnya. Untuk menyediakan makanan buat keluarga saja Neymar Sr kesulitan.
Itu pula yang membuatnya memutuskan untuk memindahkan keluarganya ke daerah lain. Saat itu, adik Neymar, Rafaella sudah lahir,
Mereka pindah ke rumah orangtua Neymar Sr di sebuah kota pinggir laut, Sao Vicente. Rumah itu dekat dengan klub legendaris di Brasil, Santos.
Tapi, keluarga Neymar tetap hidup susah.
Satu-satunya kemewahan yang bisa mereka rasakan adalah bisa bergabung dalam klub sosial, Tumiaru. Di perkumpulan itu, Neymar kecil suka menghabiskan waktunya berjam-jam untuk bermain dengan bola futsal.
Salah satu klub kelas pekerja, Gremetal, akhirnya tertarik pada kemampuan Neymar dan merekrutnya. Saat Neymar berumur 10 tahun, dia sudah bermain dengan anak-anak lebih tua.
Permainan Neymar sering mengagumkan dan mulai terkenal, hingga terdengar oleh klub Portuguesa Santista. Klub ini yang sering memasok bakat-bakat buat Santos.
Saat itulah insting bisnis ayah Neymar mulai tumbuh. Dia meminta Portuguesa Santista menyediakan pendidikan yang cukup buat Neymar jika merekrutnya.
Maklum, pada 1990an, masih banyak yang buta huruf di Brasil karena kurang pendidikan dan masalah ekonomi. Statistik menunjukkan, 1 dari 5 orang Brasil berusia di atas 15 tahun buta huruf.
Tuntutan ayah Neymar dikabulkan dan putranya mendapat beasiswa di Liceu Sao Paulo, salah satu sekolah swasta terbaik Santos.
Neymar mulai menonjol dalam pertandingan sepak bola antarsekolah. Ia memang lebih fokus berlatih bola dan ayahnya memang berharap dirinya menjadi pemain hebat dan mampu mengubah hidup keluarganya.
Awal Indah
Pada 2005, Real Madrid sedang bernegosiasi dengan Santos untuk transfer Robinho. Saat itu Robinho merupakan aset terbesar sepak bola Brasil.
Saat itu, agen Wagner Riberio juga menyisipkan promosi bahwa ada anak 13 tahun bernama Neymar yang punya potensi tinggi.
Saat itu Neymar jauh lebih murah dan prospektif, apalagi di akademi Santos cuma mendapat bayaran 100 pounds (sekitar Rp 1,7 juta per bulan).
Madrid pun tertarik dan siap memberi kesempatan kepada Neymar untuk masuk ke program trial di Madrid. Mereka juga menawari rumah dan keperjaan buat kedua orangtua Neymar.
Namun, ayah Neymar mulai belajar negosiasi dan meminta bayaran 250.000 pounds (Rp 4,3 miliar) untuk tinggal dan menjadi bagian akademi Madrid.
Selain itu, ayah Neymar juga menuntut cek bulanan sebesar 5000 pound (sekitar Rp 86,9 juta) per bulan.
"Ayah Neymar sudah mulai keras dalam negosiasi. Dia seperti traktor," kata direktur Santos waktu itu seperti dikutip Bolasport.com dari BBC.
Madrid akhirnya memenuhinya dan memberi rumah mewah buat keluarga Neymar. Bahkan, Neymar mendapat uang saku 2500 pounds (sekitar Rp 43,4 juta) per bulan.
Sekembalinya di Santos, Neymar sudah menjadi pemain makin matang. Ia sudah menjalani debut bersama Santos saat usianya 17 tahun.
Kehidupan keluarga Neymar semakin menanjak dan mereka sudah jauh dari kemiskinan.
Apalagi, pada 27 Mei 2013 Neymar dibeli Barcelona dan dia semakin menjadi milyarder. Demikian juga dengan ayahnya, Neymar Sr. Sebab, dia selalu ikut dalam setiap negosiasi Neymar.
Bahkan, dia pula yang menjadi salah satu tokoh penting transfer Neymar dari Barcelona ke Paris Saint-Germain (PSG) yang memecahkan rekor itu.
Tak disangka. Keluarga Neymar yang dulu kesulitan makan, kini berlimpah harta.
Berita ini ditulis wartawan BolaSport.com, Hery Prasetyo, dengan judul: Kisah Menyedihkan Neymar, Tak Disangka Seperti Ini