Viking Sumedang Kumpulkan Koin, PSSI Diminta Buka Mata Hati Soal Rohingya
Viking Sumedang berpartisipasi mengumpulkan koin sebagai wujud kecintaan mereka terhadap klub kebanggaan Persib Bandung.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina Miranti
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Viking Sumedang berpartisipasi mengumpulkan koin sebagai wujud kecintaan mereka terhadap klub kebanggaan Persib Bandung.
Koin-koin itu dikumpulkan untuk membayar denda yang dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI pada Persib Bandung akibat bobotoh membuat koreografi 'Save Rohingya.'
"Kami tidak menargetkan harus terkumpul berapa yang penting sebanyak-banyaknya," ujar Ketua Viking Sumedang, Hendri Darmawan (33), Minggu (17/9/2017).
Hendri menuturkan pengumpulan koin untuk Persib digalang Viking Sumedang sejak Jumat (15/9/2017). Sementara koin yang terkumpul hampir mencapai Rp 2 juta dan belum semua koin terhitung.
"Dari kecamatan-kecamatan juga belum datang, jadi sepertinya akan bertambah lagi jumlahnya," sambung Hendri.
Hendri tak membatasi waktu pengumpulan koin, selama masih belum diberikan ke posko pengumpulan poin di Lapangan Sidolig, Bandung. Suporter atau masyarakat masih dapat menyumbang.
Rencananya, koin-koin yang kini ditampung sementara di bekas galon air tersebut akan dikirimkan ke Stadion Sidolig, Semom (18/9/2017) malam oleh perwakilan Viking Sumedang.
Menurut Hendri apa yang dilakukan suporter Persib Bandung yang melakukan koreografi untuk Rohingya tidaklah salah meskipun dianggap pelanggaran oleh PSSI.
Aksi yang dilakukan Viking, menurut Hendri Darmawan, merupakan ungkapan dukungan pecinta sepak bola untuk etnis Rohingya yang sedang mengalami kejahatan kemanusiaan.
"Intinya, sepak bola itu bukan hanya 11 lawan 11 di lapangan, tapi juga berbicara tentang kehidupan," beber Hendri.
Tragedi kemanusiaan di Myanmar, menurut dia, merupakan bagian dari kehidupan yang harus mendapat sorotan.
Dengan melakukan aksi yang ditujukan untuk mendukung etnis Rohingya, menurut Hendri, suporter ingin menunjukkan dukungannya terhadap etnis Rohingya di Myanmar.
"Kami suporter sepak bola, itulah cara kami menunjukkan dukungan, mengeluarkan suara," ujar Hendri Darmawan.
Hendri berharap PSSI dapat membuka mata aksi yang dilakukan bobotoh bukanlah bagian dari isu SARA atau pun bermuatan politik.