Kisah Sang Istri di Balik Kegembiraan Choirul Huda di Laga Kontra Semen Padang
Seorang perempuan bertudung gelap masih menyimpan duka di matanya sehari setelah suaminya, Choirul Huda, meninggal.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Dya Ayu
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Seorang perempuan bertudung gelap masih menyimpan duka di matanya sehari setelah suaminya, Choirul Huda, meninggal.
Ditemani ibunya, Lidya Anggaraeni mau berbagi cerita kepada wartawan tentang Choirul Huda pamit terakhir kali untuk melakoni laga Persela Lamongan kontra Semen Padang, Minggu (15/10/2017).
Anggraeni, ditemani dua putranya Rachul Maulana (13) dan Rafael Ramadhan (10), tak berfirasat akan ditinggal selamanya oleh sang suami.
"Kemarin pamit seperti biasa. Sama dengan yang dilakukan setiap pertandingan, (saya) enggak ada firasat apa-apa," cerita Lidya ditemui di rumah duka, Jalan Basuki Rahmat, Kota Lamongan, Senin (16/10/2017).
Baca: Saddil Ramdani Tentang Choirul Huda: Pemain Senior Panutan Pemain Muda
Baca: Cerita Haru Aji Saka Mengenang Choirul Huda, Kiper Legenda Persela
Baca: Terungkap, Keinginan Choirul Huda yang Belum Tercapai Bersama Persela
Baca: Choirul Huda Meninggal, Bupati Lamongan: Dia Pejuang, Pahlawan dan Legendaris
Baca: Mengenal Hipoksia, Menurut Medis Penyebab Choirul Huda Meninggal
Tapi ada hal berbeda yang Lidya tangkap dari gelagat tak biasa suaminya hari itu. Choirul Huda terlihat lebih bersemangat karena akan diturunkan setelah pada beberapa laga sebelumnya absen.
"Kemarin memang dia terlihat gembira karena akan dimainkan setelah lama hanya jadi cadangan," tutur Lidya.
Lidya tak menyangka itulah laga terakhir Choirul Huda setelah 18 tahun membela Persela Lamongan dengan kesetiaan penuh. Pantas ia dijuluki one man club.
"Enggak tahunya itu pertandingan terakhir bagi suami saya. Saya minta maaf ke semua kalau suami saya ada salah," ungkap Lidya.