Bengawan Cup 2017: Tujuh Kesebelasan Putri Pastikan Tampil
Tujuh kesebelasan memastikan diri tampil di Invitation Women’s Tournamen Bengawan Cup III 2017
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tujuh kesebelasan memastikan diri tampil di Invitation Women’s Tournamen Bengawan Cup III 2017 di Stadion R. Maladi Sriwerdari, Surakarta, Jawa Tengah, dari 17-24 Desember mendatang.
Lebih banyak melibatkan peserta dibandingkan musim terdahulu, Kaukus Anak Gawang dan HM Jakarta Sportindo selaku operator berharap ajang ini bisa menutup pesta akhir tahun sepak bola di tanah air lebih meriah.
Bengawan Cup merupakan wadah dan sarana bagi klub dan pemain kampanye sepak bola wanita dari beberapa daerah. Adapun tujuh peserta yang ambil bagian, selain alumni edisi I dan II, juga hadir dua peserta baru.
Jakarta 69 (DKI Jakarta), dan Football Plus Bandung (Jawa Barat), menyempurnakan keberadaan Siliwangi FC Sukabumi (Jawa Barat), Putri Kediri (Jawa Timur), Kartini Persijap Jepara, dan tuan rumah Putri Surakarta (Jawa Tengah) alumi edisi I dan II.
Serta tidak ketinggalan juara dua musim beruntun PSW Mataram Sleman (DIY Yogyakarta).
“Kami berharap, ajang ini jadi sarana silahturami klub dan pemain sepak bola putri. Bersama-sama akan lebih mudah bagi mereka untuk terus bertahan menjadi bagian dari sepak bola Indonesia,” ungkap Heru Pujihartono, Ketua Panitia Bengawan Cup III 2017.
Lebih jauh disampaikan Heru, tidak berbeda dengan penyelenggaraan terdahulu, Bengawan Cup III ini merupakan event mandiri dari untuk pemain dan klub. Segala hasil pengelolaan komersial, sepenuhnya untuk kebutuhan klub dan pemain selama event.
Bengawan Cup hanya menjembatan antara klub, pemain dengan pihak-pihak yang berkeinginan ikut serta membangun sepak bola wanita di tanah air.
Segala kebutuhan tim selama di Surakarta, dari akomodasi, penginapan, dan kebutuhan tim disediakan.
“Selama ini klub sudah berjuang dan bertahan untuk terus membina pemain di daerah masing-masing. Jadi di bengawan Cup, kami ingin mereka cukup fokus mempersiapkan tim, selebihnya biar kami yang coba menyiapkan,” jelas Heru.
Meski bergera mandiri dan independent, secara formal program kampanye sepak bola wanita yang dilakukan KAG dan klub sepak bola wanita mendapat dukungan moril dan rekomendasi dari Kemenpora dan PSSI.
“Kami juga mendapat dukungan dari beberapa pengusaha, dan juga beberapa media partner. Sepak bola putri sudah jauh tertinggal, butuh kerja sama semua pihak, dengan segala potensi yang dimiliki masing-masing pihak,” papar Heru.
Selain tidak ada kompetisi resmi, kebanyakan turnamen level nasional yang beredar di tanah air, lebih banyak mempertemukan antar tim daerah, dengan asosiasi daerah sebagai peserta. Yang rata-rata memanfaatkan sumber daya pemain dari klub.
Sedang klub sebagai layer terbawah pembina pemain, praktis sepanjang tahun ini tidak terdengar bertemu dalam format turnamen atau kompetisi tingkat nasional antar daerah.
Laga uji coba dengan saling berkunjung antar klub, hanya sebagai penghibur diri.
“Tahun lalu, Bengawan Cup kami gelar di minggu terakhir tahun 2017. Tapi tahun ini, kami majukan seminggu, karena menyesuaikan libur akademi. Kami tidak ingin sepak bola menggangu pendidikan pemain sebagai aset masa depan bangsa,” urai Manager Program KAG, Wisnu.