Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Nendia Primarasa Bengawan Cup III 2017: PSW Mataram Masih Terbaik

Belum goyah tahta masih menjadi milik persatuan sepak bola wanita (PSW) Mataram, Yogyakarta

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Nendia Primarasa Bengawan Cup III 2017: PSW Mataram Masih Terbaik
ist
Nendia Primarasa Bengawan Cup III 2017: PSW Mataram Masih Terbaik 

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Belum goyah tahta masih menjadi milik persatuan sepak bola wanita (PSW) Mataram, Yogyakarta, bukan sekedar mempertahankan gengsi, Nendia Primarasa Bengawan Cup III 2017 juga terus bidani lahirnya klub putri di tanah air.

Digulirkan pertama kali 2015, kehadiran ajang ini mengiringi lahirnya klub putri Surakarta sebagai tuan rumah. Meski kala itu sedang dibekukan FIFA, tapi tidak lantas menghentikan denyut sepak bola wanita di tanah air.

Memasuki musim kedua 2016, giliran nama besar Persijap Jepara, melahirkan tim putri berlebel Kartini Persijap Jepara. Bukan hanya satu, masih di tahun sama, klub putri juga lahir di bumi Parahyangan.

Berbeda dari Kartini Jepara yang lahir rahim klub putra yang kala itu masih berlaga di kasta kedua Liga Indonesia, di Sukabumi lahir Siliwangi FC yang berbasis akademi lokal yang bermarkas di Cibadak, Jawa Barat.

Tidak berhenti menyebar virus sepak bola wanita di Indonesia, dengan memilih fokus terlebih dahulu di tanah Jawa, masuk tahun ketiga, kembali lahir klub-klub putri yang berbasis komunitas dan Futsal.

Sebagai wakil ibu kota, wadah komunitas sepak bola yang berisikan selibrity, secara serius melahirkan klub putri dengan mengambil nama komunitas Jakarta 69.

Tidak tanggung-tanggung, nama besar mengiringi debut perdana tim ini di lapangan hijau. Bukan lain kehadiran legenda hidup sepak bola Indonesia, Rocky Putiray sebagai pelatih.

BERITA TERKAIT

Seakan tersengat semangat persamaan hak di sepak bola yang dihadirkan Bengawan Cup, tidak puas finis di posisi keempat dari tujuh peserta yang berlaga musim ini, misi baru disiapkan musim depan.

“Ajang seperti ini harus dipetahankan. Dibandingkan jaman saya dulu, sekarang kalau kita lihat pemain yang bermain di bengawan cup III, potensi luar biasa. Bukan hanya postur bagus, kemampuan pemain juga luar biasa. Tahun depan, kami pasti juara,” ungkap Rocky Putirai, eks pemain timnas putra era 90’an ini.

Jakarta 69 bukan satu-satu tim yang mengawali debut di turnamen lapangan hijau antar klub lintas daerah. Potensi melimpah, mendorong bumi parahyangan menghadirkan dua klub di musim 2017.

Satu lagi, Football Plus Bandung, lebih sering bermain di lapangan keras atau futsal, tantangan merumput, bermandikan hujan dan lumpur juga mereka jalani dengan serius.

Meski di tiga pelaksanaan selalu dijuarai PSW Mataram, klub warisan Galanita yang hingga saat ini masih bertahan, dengan usia 47 tahun, tapi bukan hanya gengsi, ajang ini juga menjadi saksi lahirnya harapan baru.

Harapan baru dari klub-klub putri, yang berharap ada segera kepastian hak dan perlakuan sama dari yang mengaku pemiliki otoritas tertinggi sepak bola di Indonesia mewakili FIFA, karena sepak bola wanita sudah jadi isu global.

Kendati hanya melibatkan tujuh klub, tapi interaksi pemain yang berlaga di ajang ini, hampir dari semua daerah. Bahkan, alumi timnas putri dari beberapa generasi juga hadir di sini.

“Tapi memang keren, banyak pemain Timnas menyebar di semua klub peserta. Jika Bengawan Cup tidak ada, mungkin, setahun kami hanya sibuk berlatih saja tanpa berkompetisi,” ujar Luchman, pelatih Putri Kediri, Jawa Timur.

Bukan hanya interaksi antar klub dan pemain dari beberapa daerah, salah satu klub juga mulai menjajaki kerja sama dengan salah satu klub elit kompetisi putra di tanah air.

Seperti yang dilakukan Siliwang FC yang meminjam pemain binaan Barito Putera, klub Liga 1 2017. Dan ini menjadi titik awal lahir tim baru, dengan lebel Barito Puteri.

“Iya, gara-gara kami main di Bengawan Cup, Kalsel jadi ramai. Banyak yang nanya, bagaimana bisa, bagaimana caranya, dan lain-lain. Dan saya dengar kabar, Barito akan mulai membuka sesi latihan untuk tim Barito Puteri,” ujar May Putri, penyerang Siliwangi FC binaan Barito Putera.

Kabar di atas, tentu menjadi hal positif bagi pelaku atau peminat sepak bola dari kaum hawa, tapi bagi pemilik hajatan, tentu jadi tantanga tidak mudah di masa-masa yang akan datang.

“Tahun lalu kami hanya melibatkan empat klub, tahun ini tujuh. Dengan bertambahkan peminat dan klub, tentu kami harus lebih bekerja keras agar bisa menampung lebih banyak peserta. Tapi selama bersama-sama, seperti yang sudah-sudah, pasti bisa,” ujar Achmad Jaenuri, Koordinator Member Kaukus Anak Gawan, inisiator Bengawan Cup.

Hattrick Gelar Juara Bengawan Cup

Tim sepakbola putri PSW Mataram berhasil menjadi kampiun Nendia Primarasa Bengawan Cup III 2017 usai menaklukkan 1-0 Putri Kediri di Stadion R Maladi Sriwedari, Solo, Jumat 22/12.

Ini menjadi torehan tiga kali beruntun, sejak ajang ini kali pertama bergulir pada 2015. Ditemui selepas laga pelatih PSW Mataram Sri Hastuti mengaku bersyukur.

"Alhamdulillah kami berhasil menjadi juara yang ketiga kalinya. Ini berkat kerja keras pemain meski kami datang dengan kehilangan empat pilar kami," ucap pelatih yang kerap disapa Itut ini.

Berikut Hasil Lengkap Nendia Primarasa Bengawan Cup III 2017.

Juara: PSW Mataram

Peringkat 2: Putri Kediri

Peringkat 3: Persijap Kartini

Peringkat 4: Jakarta 69

Peringkat 5: Football Plus

Peringkat 6: Siliwangi FC

Peringkat 7: Putri Surakarta

Pemain terbaik : Sheva Imut (PSW Mataram)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas