Paris Saint-Germain Diberitakan Sudah Tidak Kompak lagi Pemainnya
Ruang ganti raksasa Prancis, Paris Saint-Germain (PSG), disebut mengalami disharmoni. Paris retak menjadi tiga.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Ruang ganti raksasa Prancis, Paris Saint-Germain (PSG), disebut mengalami disharmoni. Paris retak menjadi tiga.
PSG terpecah belah. Itulah kabar yang kencang berembus setelah Les Rouge et Bleus disingkirkan oleh Real Madrid di babak 16 besar Liga Champion 2017-2018.
Setidaknya ada tiga klan besar di loker PSG. Pertama adalah grup yang diisi pilar Brasil semodel Thiago Silva, Dani Alves, Marquinhos, Neymar, plus Kevin Trapp.
Trapp berpaspor Jerman tapi memiliki kekasih orang Brasil, yaitu Izabel Goulart.
Penaltygate antara Neymar dan Edinson Cavani pada laga paruh pertama musim kontra Lyon berbuntut kepada meningginya tensi di ruang ganti.
Pemain-pemain berbahasa ibu Spanyol lantas membentuk "koalisi" untuk mendukung Cavani, di antaranya adalah Angel Di Maria, Javier Pastore, Giovanni Lo Celso, dan Yuri Berchiche.
Klan ketiga lantas diisi pemain-pemain asal Prancis seperti Kylian Mbappe, Adrien Rabiot, Presnel Kimpembe, Alphonse Areola, dan Christopher Nkunku.
Di lain sisi, Marco Verratti, Thiago Motta, dan Julian Draxler berada di kubu netral.
Perpecahan jelas bukanlah hal bagus untuk PSG yang sedang mencoba menebus kegagalan di Liga Champions dengan cara menyapu bersih semua gelar di level domestik.