TRIBUNNEWS.COM - Laga final Piala Libya, antara al-Ittihad and al-Helal, Senin (16/7/2018), diwarnai paniknya pemain dan wasit sehingga membuat laga terhenti.

Dilansir Al Arabiya, saat laga berjalan, tiba-tiba terdengar suara rentetan tembakan.

Insiden ini terjadi di menit ke-87, di mana saat itu skor kedua tim masih sama kuat, 0-0.

Para pemain dan perangkat pertandingan langsung tiarap setelah mendengar suara tembakan ini.

Beberapa lagi juga berlari sekencang mungkin menjauhi lapangan.

Laga nan mencekam ini berlangsung di Stadion al-Khums.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari mana suara tembakan itu terdengar.

Namun, meski pemain sempat panik, mereka akhirnya kembali meneruskan laga.

Laga sendiri akhirnya harus menjalani babak extra time, sebelum al-Ittihad menjadi juara setelah menang 2-0.

Kisruh

Tim Al-Ittihad lolos ke babak final setelah sebelumnya, menang walk out (WO) melawan rival bebuyutan mereka, al-Ahli Tripoli.

Al-Ahli, memutuskan tidak datang ke laga semifinal ke-2, karena federasi sepak bola Libya, menghukum mereka.

Laga ke-2 semestinya berlangsung di kandang Al Ahli.

Tapi, di laga pertama, suporter Al Ahli membuat kerusuhan di stadion kandang Al-Ittihad.

Federasi sepak bola Libya kemudian memutuskan laga berlangsung di Zawiya, tempat netral.

Al-Ahli tidak datang, sehingga wasit akhirnya memutuskan Al-Ittihad menang WO. (*)