Mengenal Filosofi Sarriball di Chelsea yang Efeknya Luar Biasa
Gaya bermain Chelsea musim ini berbeda dibandingkan gaya bermain mereka pada dua musim lalu di bawah arahan Antonio Conte
Penulis: Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak butuh waktu lama untuk Maurizio Sarri mendapatkan cinta dari pendukung Chelsea.
Filosofi Sarriball yang dia terapkan membuat Chelsea begitu perkasa dan sulit terkalahkan.
Apa itu Sarriball?
Istilah ini adalah permainan kata dari nama Maurizio Sarri.
Sarriball merujuk pada filosofi permainan yang diusung oleh pria 59 tahun itu.
Gaya bermain Chelsea musim ini berbeda dibandingkan gaya bermain mereka pada dua musim lalu di bawah arahan Antonio Conte.
The Blues di bawah arahan Sarri selalu berupaya mempertahankan penguasaan bola di lini pertahanan.
Mereka terus merotasi bola dan serangan-serangan Chelsea sering berawal dari sini.
Penguasaan bola ini didukung oleh garis lini pertahanan yang tinggi dan gaya bermain menekan pemain lawan.
Ketika pemain lawan melakukan kesalahan saat sentuhan pertama, Chelsea bisa kembali menguasai bola.
Dari sini para pemain Chelsea akan melakukan umpan-umpan vertikal membelah lini pertahanan lawan untuk mendapatkan ruang untuk mencetak gol.
Maurizio Sarri beruntung memiliki materi pemain belakang yang bagus untuk merealisasikan Sarriball di Chelsea.
Sarri memiliki Marcos Alonso yang memanfaatkan agresivitasnya untuk membantu serangan tim dari sayap kiri.
Alonso mendapat kebebasan untuk ikut menyerang. Cesar Azpilicueta tetap bertahan sampai tengah lapangan untuk menjaga sektor kanan pertahanan.
Umpan-umpan jauh ke depan bisa tereksekusi secara baik karena Maurizio Sarri memiliki David Luiz.
Bek asal Brasil ini memiliki visi yang bagus untuk melepaskan umpan. Antonio Ruediger tinggal fokus bertahan dan menunggu penyerang lawan.
"Di bawah arahan Sarri kami memainkan penguasaan bola. Dalam sisi pertahanan, kami selalu menerapkan garis tinggi. Jika kami kesulitan di pertahanan lawan, saya punya kesempatan terlibat dalam serangan lewat kecepatan saya," ujar Ruediger dikutip dari Goal.
Di lini tengah Sarri memiliki materi pemain yang sangat berkualitas. Di sektor ini Sarri menghadirkan perubahan yang signifikan.
Sarri memberikan peran baru kepada N'Golo Kante.
Gelandang asal Prancis itu dituntut untuk lebih aktif membantu serangan tim.
Tugas Kante sebagai gelandang bertahan diambil alih oleh Jorginho yang Sarri rekrut dari Napoli.
Mantan pelatih Empoli itu juga memberikan tugas membantu serangan kepada Ross Barkley dan Ruben Loftus-Cheek.
Dua pemain Inggris ini jarang mendapatkan kesempatan bermain di era kepelatihan Antonio Conte.
Kini di bawah Sarri mereka makin tajam.
Sarri mengaku sangat menyukai Ross Barkley karena menurutnya Barkley adalah pemain yang komplet.
Di mata Sarri Barkley memiliki kualitas fisik yang bagus dan gesit.
"Secara teknik dia sangat bagus, dia memiliki tendangan yang bagus menggunakan kaki kiri dan kanan. Dia berkembang dalam menggerakkan bola. Dia lebih cepat, mentalitasnya makin bagus dan secara taktikal berkembang," ujar Sarri soal Barkley dikutip dari The Guardian.
Kehadiran Sarri di Chelsea berdampak bagus untuk Ruben Loftus-Cheek.
Pemuda berusia 22 tahun itu kini bisa bermain bebas sesuai keinginannya, namun harus memperbaiki satu hal.
Hal itu adalah kemampuan dalam bertahan dan menempatkan diri.
"Menurut saya Loftus-Cheek mulai cocok terhadap gaya sepak bola yang saya usung. Dia masih harus meningkatkan kemampuannya dalam bertahan," kata Sarri di laman resmi UEFA.
Last but not least, Alvaro Morata.
Penyerang asal Spanyol ini seperti bangkit dari kubur. Sarriball membuat mantan pemain Real Madrid dan Juventus ini memiliki peluang lebih banyak untuk mencetak gol.
Sebagai ujung tombak Morata hanya perlu berada sedekat mungkin dari gawang.
Morata bisa memanfaatkan bola pantul atau memberikan ruang tembak kepada Eden Hazard yang berperan sebagai penyerang lubang.
"Morata? Dia penyerang yang berkualitas, cepat dan berteknik," ujar Sarri.