TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Manajemen Bali United telah merekrut pemain untuk musim 2019. Pemain lokal Bali mulai terpinggirkan.

Seperti Gede Sukadana dilepas, Kadek Wardana putus kontrak, dan Putu Pager Wirajaya (kiper), dan center back Komang Adi Parwa dipinjamkan ke klub lain.

Tersisa pemain lokal Bali, penyerang I Nyoman Sukarja dan center back Agus Nova yang masih jalani pemulihan dan diprediksi absen jangka panjang, dan Made Andhika Wijaya bek kanan, bek kiri Junius Bate dan gelandang Kadek Agung Widnyana Putra.

Sejumlah pentolan fans mengkritik hal ini.

Mengapa merekrut dua center back lokal yang tentu berimbas pada center back lokal seperti Agus Nova dan Adi Parwa.

Begitu juga rekrut kiper anyar sebagai pelapis Wawan Hendrawan, tentu akan menutup kesempatan bermain kiper muda lokal Putu Pager. 

Karena Putu Pager tidak masuk daftar kiper yang telah ditentukan yakni Wawan Hendrawan, Samuel Reimas, Diky Indriyana, dan Raka Surya. Putu Pager tersisa.

Yabes Tanuri juga mengatakan Komang Adi Parwa akan dipinjamkan ke klub lain.

Hal ini ditanggapi dengan nada kiritik Koordinator BBB, Panca. Menurut pria asal Kapal Badung ini, manajemen tidak peka dengan aspirasi warga lokal Bali.

“Beri kesempatan juga untuk putra lokal. Sukadana dibuang dan dipertanyakan gelandang lokal yang datang,” kata Panca.

Dia menambahkan, khusus Putu Pager, jika hanya butuh kiper pelapis ketiga, mengapa manajemen tidak memberikan kesempatan kepada Putu Pager.

Yabes Tanuri mengakui rekrutan tersebut atas pilihan pelatih saat ini Stefano Cugurra Teco. 

“Semua rekrutan baru rekomendasi pelatih baru Teco. Hanya Haudi Abdillah yang saya rekomendasi kepada coach Teco dan dia setuju. Semua pemain rekrutan ini, kami berkomunikasi dengan coach Teco,” kata Yabes Tanuri.

Yabes Tanuri menambahkan bakal mengumumkan satu lagi pemain asing Bali United pada 24 Januari mendatang. Kabarnya pemain tersebut adalah Paulo Sergio. 

Perlahan, Bali United menunjukkan taji dalam perburuan pemain pada jendela transfer musim 2019.

Manajemen Bali United memulai langkah awal dengan menggaet Paulo Sergio dari Bhayangkara FC. Perekrutan Paulo dari Bhayangkara FC cukup mengejutkan.

Sebab pemain asal Portugal itu masih terikat kontrak dengan juara Liga 1 2017. Setelahnya, beberapa nama baru didatangkan manajemen tim berjulukan Serdadu Tridatu.

Sebut saja seperti Ahmad Maulana (Borneo FC), Haudi Abdillah (PSIS Semarang), Samuel Reimas (Perseru Serui), dan Michael Orah (Persija Jakarta).

Selanjutnya sosok pelatih beken, Stefano Cugurra mereka gaet dari Persija Jakarta.

Baru-baru ini, gebrakan kembali dibuat manajemen Serdatu Tridatu dengan mengumumkan empat senjata baru.

Pada Senin (14/1) siang WIB, empat amunisi anyar pun diresmikan.

Mereka yakni Leonard Tupamahu (Borneo FC), Gusti Sandria (PSMS Medan), Gunawan Dwi Cahyo (Persija Jakarta), dan Willian Pacheco (Selangor FA).

Sorotan layak diberikan pada Gunawan dan Pacheco. Bergabungnya kedua nama itu menambah deretan mantan pilar Persija di Bali United.

Posisi bertahan ada Gunawan Dwi Cahyo, Willian Pacheco, dan Michael Orah.

Sementara pos sentral ada Leonard Tupamahu yang juga merupakan sosok multifungsi. Mendatangkan Leonard Tupamahu menjadi keuntungan tersendiri bagi Bali United.

Pemain 35 tahun itu bisa mengisi pos stopper, bek kanan, serta gelandang bertahan.

Selanjutnya untuk posisi lini serang, nama Stefano Lilipaly masih menjadi andalan. Pemain berdarah Belanda itu menjadi bagian Macan Kemayoran, julukan Persija, pada 2015.

Bali United memperkenalkan delapan pemain baru bersamaan dengan perkenalan pelatih Stefano Cugurra alias Teco di Bali United Cafe, Senin (14/1).

Dalam perkenalan kemarin hanya Gunawan Dwi Cahyo yang tidak tampak, karena sedang menjalani ibadah umrah. Namun kesepakatan sudah dicapai secara resmi.

Dari barisan pemain itu ada beberapa yang pernah bekerja sama dengan Teco.

Terutama yang sama-sama membela Persela. Mereka adalah Michael Orah, Gunawan Dwi Cahyo, dan Willian Pacheco.

Manajemen Bali United meyakini perekrutan pemain dan pelatih baru bisa menambah kekuatan untuk musim 2019. Hal ini untuk memperbaiki prestasi dari musim 2018.

Bali United berharap di musim 2019 bisa meraih gelar juara yang selama ini diimpikan. Bali United dalam sejarahnya sempat nyaris menjadi juara, tepatnya pada 2017.