Kalah di Kualfikasi Piala Dunia 2022, Simon McMenemy Butuh Waktu Bersama Timnas Indonesia
Kalah di Kualfikasi Piala Dunia 2022, Simon McMenemy butuh waktu bersama Timnas Indonesia, Jumat (11/10/2019)
Penulis: Gigih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Kalah di Kualfikasi Piala Dunia 2022, Simon McMenemy butuh waktu bersama Timnas Indonesia, Jumat (11/10/2019)
TRIBUNNEWS.COM - Nasib pelatih Simon McMenemy kini di ujung tanduk usai Timnas Indonesia kalah dari UEA di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Kekalahan Timnas Indonesia dengan skor telak 5-0 dari UEA memang menyakitkan dan tentu saja, memperburuk kondisi Simon sebagai pelatih Kepala Timnas Indonesia.
Ini adalah kekalahan tiga kali beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022, usai sebelumnya ditekuk Malaysia 2-3 di GBK dan dihajar Thailand dengan skor telak 0-3.
Beban berat tentu ada di pundak Simon McMenemy, eks pelatih Filipina ini mendapatkan tekanan luar biasa dari para pendukung Timnas Indonesia dalam rangkaian hasil buruk yang didapatkan.
Menariknya, di laga menghadapi UEA, Simon menghadapi pelatih yang bisa dibilang kenyang pengalaman, Bert van Marwijk, pelatih asal Belanda ini datang dalam gelombang deretan pelatih kelas dunia yang menangani tim Asia.
Deretan nama-nama termashsyur seperti Paulo Bento yang menangani Korea Selatan, Marcelo Lippi yang mengasuh timnas China dan Marc Wilmots yang kini menangani Iran bersaing membuktikan diri sebagai pelatih berkualitas di Asia.
Selain mereka ada nama seperti Felix Sanchez Bas yang menangani Qatar, ia adalah mantan pelatih Barcelona akademi dari tahun 1996.
Felix sukses membawa Timnas Qatar U-19 meraih gelar juara Piala Asia, ia kemudian dipromosikan sebagai pelatih tim utama dan langsung memberikan gelar bergengsi : Piala Asia.
Ada lagi nama Vital Borkelmans, ia adalah asisten pelatih Timnas Belgia dari tahun 2012 hingga 2016, saat itu Belgia dikepalai oleh Marc Wilmots.
Vital kini menangani tim Yordania, sejauh ini progresnya menjanjikan dan digadang-gadang bisa meloloskan Yordania ke Piala Asia secara otomatis.
Kembali ke Simon McMenemy, tekanan semakin berat ketika para supporter membandingkannya dengan era Luis Milla.
Pelatih berkebangsaan Spanyol ini dianggap menjadi tolak ukur permainan sepakbola indah Indonesia, sedangkan Simon McMenemy tidak bisa menyajikan sepakbola indah, apalagi kemenangan.
Namun, adilkah menghakimi Simon McMenemy dengan kekalahan yang diterima Timnas Indonesia sejauh ini?