Ketua Umum PSSI Iwan Bule, Sang Jenderal yang Sudah Terbiasa Pusing Menghadapi Masalah
Iwan Bule adalah ketua umum PSSI, Sang Jenderal yang Sudah Terbiasa Pusing Menghadapi Masalah
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Komisaris Jenderal Mochamad Iriawan atau akrab disapa dengan Iwan Bule kini menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia periode 2019-2023.
Iwan terpilih melalui Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Shangrilla, Jakarta, Sabtu (2/10/2019).
Iwan berhasil meraup 82 suara dari total 85 pemilih. Sisanya, tiga pemilih abstain dan satu pemilih tidak mengikuti proses pemilihan, yaitu Persis Solo.
Baca: Jurus Sang Jenderal Mochamad Iriawan Persatukan Pendukung Antar-klub
Di hari-hari awal menjabat sebagai Ketum PSSI, Iwan mengaku telah melakukan kunjungan ke Stadion Pekansari Bogor. Dalam rangka persiapan Piala Dunia u20. Di mana Indonesia menjadi tuan rumah.
Senin (4/11/2019), Ketum PSSI ini menemui Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali. Ia berbincang mengenai sejumlah hal.
Termasuk berkoordinasi dengan Menpora untuk persiapan Piala Dunia, dan menjadwalkan pengecekkan ke lapangan.
Iwan mengaku ingin fokus memperbaiki hubungan antar pendukung klub sepak bola di Indonesia. Diharapkan tak ada lagi bentrokan antar pendukung.
Ia akan membentuk satu direktorat atau divisi khusus yang bertugas melakukan pembinaan terhadap para pendukung klub.
Selain itu, Iwan juga ingin fokus memperbaiki jadwal pertandingan yang saat ini masih semrawut. Seperti apa? Berikut petikan wawancara yang dihimpun dengan Iwan Bule:
Bagaimana kesan pertama Anda jadi Ketua Umum PSSI? Pusing kah dengan masalahnya?
Ha-ha (tertawa), tidak lah. Kita biasa mengatasi masalah ya. Kita sudah dilatih untuk menghadapi masalah. Alhamdulillah kita hadapi, dan banyak teman-teman yang mendukung kita untuk memajukan PSSI ini.
Tapi tentu ini hal khusus yang perlu kami dalami, sehingga keinginan publik bisa tercapai. PSSI harus merespon (keinginan publik, -red) dengan maksimal.
Manajemen PSSI? Apa rencana Anda kedepan?
Tidak akan terlalu banyak berubah karena sudah lumayan cukup bagus juga. Tinggal kita lihat apa yang kurang. Seperti satu saja yang dalam catatan, supporter.
Supporter sampai sekarang belum ada yang mengakomodir. Pemerintah Daerah tidak urusin supporter, polisi juga tidak.
Maka kami akan bentuk satu divisi atau direktorat, yaitu direktorat atau divisi pembinaan supporter atau fans.
Bagaimana caranya, itu harus berkomunikasi. Kami sudah masuk ke beberapa supporter. Jakmania, Viking, Aremania, Surabaya, itu hanya satu.
Kita tidak pernah dikumpulkan dalam satu tempat yang memang tidak di lapangan hijau. Apa salahnya si Family Gathering, 20 dari Jakmania, 20 dari Persib, tidak akan berantem.
Saya waktu di Malaysia, ada Aliansi Supporter Indonesia mereka berpelukan di sana, antara Persib dengan Jakmania. Itu mungkin salah satu yang krusial.
Sebagai jenderal di kepolisian, apakah akses Anda untuk masuk kepolisian akan lebih mudah untuk mengatur jadwal kompetisi lebih baik?
Ya, saya waktu Pak Tito (menjabat Kapolri, -red), saya minta ada LO dari kepolisian yang bisa berdiskusi sama kita. Jangan sampai nanti ada ayam sama telur.
Kata PSSI, Polisi diundang tidak datang, padahal datang juga. Kata Polisi, PSSI tidak pernah memiliki jadwal yang pasti. Sehingga ini tidak terjadi lagi. Insha Allah, akan saya sampaikan ke beliau.
Baca: Menpora Ingatkan Pentingnya Bersinergi untuk Kemajuan Olahraga Indonesia
Sekarang kan' Pak Kapolri sudah ganti, Pak Idham (Azis), kami akan menghadap dengan Menpora dalam waktu dekat, untuk menyampaikan hal ini. Termasuk menyampaikan persiapan U20 nanti.
Karena salah satu yang penting di Polri dan TNI adalah safety dan security itu pengamanannya, arus lalu lintasnya, dan sebagainya. Jadi akan saya sampaikan. Insha Allah akan lebih muda (mengatur jadwal).
Bagaimana dengan persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia u20?
Tentu kita tahu di depan mata kita ada perhelatan besar, yakni Piala Dunia u20, u21. Ini menjadi concern buat kami. Tadi kami laporkan terkait lapangan yang dipakai, kemudian tempat latihan, dan sebagainya.
Sehingga kami akan bersama-sama dengan Kemenpora untuk mengevaluasi kembali, untuk melihat lapangan-lapangan yang masih dalam tahap renovasi, dan sebagainya.
Kemudian berkaitan dengan Inpres yang dibuat oleh pemerintah, Nomor 3 Tahun 2019 tentang percepatan sepak bola. Ini kami diminta untuk segera menindaklanjuti.
Sebentar lagi ada SEA Games di Manila, hari ini mereka masih latihan. Tim yang untuk berangkat. Kami laporkan (Menpora) sehingga Pak Menteri akan mengunjungi tempat latihan mereka. Untuk vaksin juga.
Dilaporkan oleh pelatih Pak Indra bahwa tim dalam kondisi prima. Hanya ada satu, dua, oleh klub belum boleh dikirim untuk bergabung bersama-sama. Kami pun sudah berkoordinasi secara maksimal.
Baca: Tak Mau Kalah dari Negara Tetangga, Ketum PSSI Bakal Bangun Kantor PSSI Berfasilitas Lengkap
Besok (hari ini red) kami bersama tim PSSI akan berkunjung ke sana. Yang membanggakan, beliau menyampaikan kita tidak perlu terlalu formal.
Di mana pun kita bertemu untuk bisa berdiskusi. Waktu sangat singkat untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2021.
Bagaimana persiapan stadion untuk Piala Dunia u20?
Beberapa stadion kan sudah ditunjuk termasuk tempat latihan. Bagi kami kan ada FIFA yang memang harus sesuai dengan aturan yang ada. Ada spesifikasinya, kemudian ada tempat latihannya, dan sebagainya.
Kami belum bisa bicara pembinaan karena belum tahu. Kami pun hari Minggu melihat Stasion Pekansari.
Jadi melihat stadion cukup lumayan. Dan masih ada waktu. Untuk persiapan u20 tentu akan menyesuaikan spesifikasi seperti yang FIFA minta.
Masih ada waktu, dan pemerintah mungkin akan bantu. Ini tak ubahnya seperti kita mengadakan Asian Games kemarin. Kita sudah pengalaman.
Dan Pak Jokowi menyampaikan kepada Presiden FIFA jangan takut kita sudah pernah melakukan ini. Saya pikir kita
Bagaimana tanggapan Anda soal Gubernur Kalteng? (Peristiwa pelemparan botol)
Komisi disiplin ya itu.
U19 akan kualifikasi, harapan PSSI?
Kita sama lah dengan masyarakat. Kan ekspektasi betul-betul agar mereka berusaha jadi harapan publik. Persatuan sepak bola harus bisa menyatu dengan rakyat sehingga bisa membanggakan.
Presiden juga menyampaikan, berkaitan jangan hanya penyisihan saja, kalau bisa lebih. Ini berat untuk kita, tapi kita harus bisa bermimpi untuk sampai ke sana.
Presiden Jokowi, seperti apa keinginan terhadap PSSI?
Dalam sejarah Presiden Indonesia, baru sekarang ada presiden yang care, atensi kepada bola. Beliau selalu menyampaikan, bola, bola. Bahkan waktu Menpora dipanggil namanya, 'jangan lupa bola ya'. Itu luar biasa.
Kemudian juga beliau beberapa kali rapat kabinet terbatas, apa penjabarannya, beliau keluarkan Inpres, lengkap sekali, 12 kementerian. Sekarang tinggal bagaimana kita buat.
Pak Jokowi concern sekali dengan sepak bola. Kita patut berbangga, punya presiden yang bisa atensi pada bola. U20 ini siapa?
Baca: Masalah Digemboknya Pintu dan Bau Tak Sedap Stadion GBT, Menpora: Sepenuhnya Diserahkan ke PSSI
Salah satunya beliau, tulis surat ke FIFA bersama kementerian terkait lainnya.
Surat beliau yang paling sakti, sehingga FIFA tertarik ingin ada u20 di sini. Dijamin oleh beliau keamanannya, transportasinya, akomodasinya, dan lainnya.
Soal Gedung PSSI, Presiden menjanjikan dua tahun lalu akan dibangun?
Kalau gedung memang menjadi catatan kami dalam visi-misi itu ada soccer camp di sana. Tentunya inilah momen yang tepat. PSSI memang harus kerja sama dengan pemerintah.
Tanpa pemerintah kita tidak akan maju. Sampai sekarang memang kita belum punya gedung, karena sulit membangun gedung tanahnya di mana.
Tentu kami akan bersender kepada beliau. Kalau tidak salah di Gelora Bung Karno ada 2000 meter. Kita akan lihat, Insha Allah, kita akan maksimal, sehingga mungkin bisa terealisir. Kami ingin punya gedung, yang bisa membanggakan.
Baca: Ketum PSSI: Seumur Hidup Saya, Baru Presiden Jokowi yang Keluarkan Inpres soal Sepakbola
Vietnam sudah punya, Thailand sudah punya, Filipina sudah punya, Malaysia sudah punya, termasuk soccer camp yang kami inginkan.
Ada wisma atlet PSSI, ada empat sintetis, ada empat rumput. Itu sudah kami ancar-ancar di suatu tempat di dekat Jakarta.
Rapat Exco?
Di kantor PSSI. Dekat Lemhanas dengan kantor PSSI. Kalau Kostrad kan jauh di Cilodong.
Soal masalah pemain yang belum diizinkan klub untuk bermain di Timnas?
Itu masih jadi concern kami. Secara teknis mungkin kami tidak akan keluarkan di sini. Tapi itu menjadi catatan kami.
Kami tahu banyak yang timnas memang masih main di klub, kemudian dipanggil, sedangkan klub butuh juga.
Ini harus sinkron. Kemudian berkaitan dengan jadwal pertandingan yang kadang-kadang berubah, kemudian izin belum ke luar. Kadang harusnya main jam 20.00, jam 15.00 sudah main.
Tentu ini akan kami koordinasikan. Kami kemarin minta kepada Polri, waktu Pak Tito, mohon ditunjuk dua Perwira Tinggi atau Kombes, satu intelijen, satu dari Karo Ops, itu yang membidangi masalah jadwal dan perizinan.
Sehingga kalau ada kesulitan kami bisa kontak dua orang ini untuk menyampaikan, kenapa kok diubah jadwalnya, ada apa pengamanan di lapangan kan gitu.
Dan kita memang harus duduk bareng dengan mereka. Sehingga tahu jadwal setahun ke depan.
Baca: Iwan Bule Bisa Rebut Kepercayaan Publik kata Maruarar Sirait
Karena TNI-Polri ada hari-hari khusus yang tidak bisa diganggu, seperti 23 Desember sampai dengan 1 Januari itu pengamanan operasi lilin, kemudian lebaran operasi ketupat. Sehingga ini harus ada komunikasi.