Mengenal Shin Tae-yong, Pemain dan Pelatih Korea Pertama yang Memenangkan Trofi Liga Champions Asia
"Saya ingin menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa sepakbola Asia bukan lagi orang luar tetapi yang terbaik di dunia. Itu yang ingin saya buktikan."
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Shin Tae-yong hampir pasti menjadi pelatih Timnas Indonesia senior.
Kepastian tersebut disampaikan oleh wakil ketua umum PSSI, Cucu Soemantri saat dirinya tengah umrah, Senin (23/12/20190.
PSSI setuju dengan fit and proper test yang dipresentasikan Shin Tae-yong di Malaysia, November lalu.
"Maaf saya tidak bisa memberikan keterangan lebih lama karena saya sedang umrah," ucap Cucu Soemantri.
"Untuk pelatih Timnas Indonesia senior Shin tae-yong," ujarnya melanjutkan, saat dihubungi BolaSport.com.
Rencananya, PSSI akan mengenalkan Shin Tae-yong ke publik sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Januari 2020 mendatang.
Untuk lebih mengenal pelatih asal Korea Selatan itu, Tribunnews telah merangkum beberapa perjalanannya selama menjadi pelatih, terutama saat mmbawa Seongnam Ilhwa Chunma meraih trofi Liga Champions Asia 2010.
Shin Tae-yong Persembahkan Gelar Liga Champions Asia 2010 untuk Seongnam Ilhwa Chunma
Ada empat klub K-League yang berhasil tampil di Liga Champions Asia 2010, yakni Seongnam Ilhwa Chunma, Jeonbuk Motors, Pohang Steelers, dan Suwon Bluewings.
Seongnam Ilhwa Chunma yang tidak diunggulkan dari tiga tim K-League lainnya justru mampu membayar kepercayaan publik dengan memenangkan trofi ini.
Untuk diketahui, Seongnam Ilhwa Chunma finis di peringkat empat K-League pada musim 2010 sebelum akhirnya bisa meraih gelar Liga Champions Asia 2010.
Hasil yang diraih Seongnam Ilhwa Chunma tak terlepas dari sang juru taktik Shin Tae-yong.
Di bawah kepemimpinannya, Shin Tae-yong memuat gebrakan dalam sejarah klub untuk memberikan ban kapten kepada pemain asing, dilansir situs resmi FIFA.com.
Pemain asing tersebut adalah Sasa Ognenovski, bek jangkar yang berasal dari Australia.
"Ketika anda memiliki pelatih baru, hal-hal baru akan terjadi," ungkap Sasa Ognenovski.
"Jelas, dia (Shin Tae-yong) berusaha membawa gayanya sendiri ke tim dan klub, sehingga mendapat dukungan lebih banyak dukungan."
"Dia adalah pelatih muda sehingga memiliki pandangan yang berbeda pada gaya Korea lama," ungkap Sasa Ognenovski.
Hal pertama yang dilakukan Shin Tae-yong saat kedatangannya, adalah melepas citra lamanya sebagai kapten yang karismatik, bandel, dan bergaul dengan para pemain lama dan baru.
Pria yang dikenal sebagai 'rubah di lapangan' itu berhasil membawa Seongnam menjadi runner-up K-League dan meraih Piala FA Korea.
Tak hanya itu, Shin Tae-yong juga tercatat sebagai pemain dan pelatih pertama yang berhasil memenangkan Liga Champions Asia.
Menurut Ognenovski yang meraih gelar Liga Champions Asia bersama Shin Tae-yong, kunci dari kesukesan adalah, "Anda harus memiliki keseimbangan yang tepat."
Dalam artian, keseimbangan pemain muda dan senior, karena kombinasi tersebut bisa meredam situasi sulit sebuah tim untuk mencapat tujuan mereka.
"Kami memiliki beberapa pemain yang berpengalaman dan pemain yang muda dalam tim."
"Tapi seluruh pemain bisa melakukannya dengan baik."
"Karena tanpa rasa takut, pemain muda membawa kegembiraan untuk tim, sedangkan pemain senior memahami permainan lebih baik dari mereka disaat sulit," tuturnya menjelaskan.
Shin Tae-yong melatih Seongnam dalam kurun waktu 2010-2012.
Dalam masa itu, Seongnam sempat ditinggal pemain kunci karena cedera dan tugas membela negara masing-masing.
Namun Seongnam dapat melaju lancar ke arah yang benar.
"Saya ingin menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa sepakbola Asia bukan lagi orang luar tetapi yang terbaik di dunia. Itu yang ingin saya buktikan," tutup Shin Tae-yong.
(Tribunnews.com/Sina)