Simon McMenemy Jadi Pelatih Persija Jakarta yang Tidak Setuju Mantan Ketua The Jakmania
Manajemen tim Persija Jakarta sedang mencari sosok pelatih baru untuk menahkodai tim di kompetisi musim 2020.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen tim Persija Jakarta sedang mencari sosok pelatih baru untuk menahkodai tim di kompetisi musim 2020.
Sebelumnya, manajemen skuat Macan Kemayoran memang tidak memperpanjang kontrak pelatih asal Brasil, Edson Tavares.
Hasil dan pencapaian yang kurang bagus membuat manajemen Persija Jakarta berpikir dua kali untuk tidak meperpanjangan kontrak Edson Tavares.
Kini, beberapa sosok pelatih mulai dihubung-hubungkan akan menahkodai Persija Jakarta di musim depan.
Beberapa kandidat pelatih lokal dan asing terus dikait-kaitkan menjadi pilihan baru pelatih skuat Macan Kemayoran.
Satu diantara nama-nama kandidat tersebut adalah mantan pelatih Bhayangkara FC dan Timnas Indonesia, Simon McMenemy.
Setelah diberhentikan dari skuat Garuda, pelatih berkebangsaan Skotlandia itu memang tengah menganggur dan tidak mempunyai klub.
Hal tersebut membuat namanya terus dihubung-hubungkan akan menjadi nahkoda baru skuat Macan Kemayoran.
Meski begitu, ada beberapa pihak yang tidak setuju dengan penunjukan Simon McMenemy sebagai calon pelatih baru Persija Jakarta.
Mantan Ketua Umum The Jakmania, Richard Achmad Supriyanto tidak sependapat jika manajemen Persija Jakarta menjatuhkan pilihan kepada Simon McMenemy.
Richard mengatakan, ada beberapa pertimbangan khusus mengapa dirinya tidak setuju dengan penunjukan pelatih berusia 42 tahun tersebut.
Menurutnya, visi dan misi bermain yang diterapkan Simon McMenemy tidak sejalan dengan filosofi klub Persija Jakarta.
"Kalau Simon (McMenemy) saya kurang sependapat. Pandangan saya visi bermainya kurang pas. Kalau soal Simon saya tetap gak setuju," kata Richard Achmad kepada TribunJakarta, Jumat (3/1/2020).
Selain itu, sosok pelatih baru Persija Jakarta harus mampu menyatu dengan baik dengan seluruh element di dalam tim.
Semua pemain harus menyukai sosok pelatih baru yang akan ditunjuk di kompetisi musim depan.
"Jangan karena kedekatan dan harganya miring. Pelatih itu harus punya visi dan klik dengan pemain," tegas Richard.
Lebih lanjut, pria yang menjabat Ketum The Jakmania periode 2014-2016 itu menyarankan kepada manajemen Persija merekrut pelatih dari Amerika Latin.
Pelatih dari Amerika Latin dinilai sangat cocok dengan visi dan misi skuat Macan Kemayoran.
Pelatih dari Benua Eropa diyakini belum bisa menyatu dengan filosofi klub Persija Jakarta.
"Untuk Persija baiknya harus pelatih dari Amerika Latin. Itu paling cocok dengan visi tim. Kalau Eropa belum cocok," tutur Richard Achmad.
Hingga saat ini, manajemen Persija Jakarta belum mau mengumumkan sosok nahkoda baru di musim depan.