Sejarah Sepak Bola: Martin Jol, Wujud Ketidaksabaran Tottenham dan Daniel Levy Membangun Tim
Sjarah Sepak Bola: Martin Jol, Wujud Ketidaksabaran Tottenham dan Daniel Levy Membangun Tim
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Stadion White Hart Lane kala itu menjadi salah satu saksi akan kegagalan Tottenham Hotspur di ajang Piala UEFA.
Tepatnya pada bulan Oktober 2007, Tottenham Hotspur yang masih ditangani oleh Martin Jol harus menyerah 1-2 oleh wakil tim dari Spanyol, Getafe.
Imbas pada hasil buruk yang diterima rival sekota Arsenal tersebut ialah pemecatan Martin Jol sebagai pelatih klub.
Keputusan melepas pelatih kelahiran Belanda tersebut dinilai terlalu cepat bagi kubu Tottenham Hotspur.
Pasalnya, publik White Hart Lane kala itu sudah mulai menyukai dengan karakter Martin Jol sebagai pribadi pelatih yang periang.
Selai itu selama tiga tahun menangani Spurs, para pendukung klub yakin akn harapan dan peningkatan performa yang dibawa Martin Jol.
Tentu saja, prestasi Martin Jol kala itu tidak bisa disandingkan dengan Maurico Pochettino yang merupakan pelatih paling sukses menangani Tottenham.
Pelatih asal Argentina tersebut sukses mengukir sejarah bersama Spurs behasil membawa tim asal London tersebut menapaki partai final Liga Champions.
Capaian tersebut merupakan pertama kalinya sejak klub berdiri.
Martin Joll membesut Tottenham dari 2004 hingga 2007.
Permainan ciamiknya membuat sejumlah anggapan pria asal Belanda tersebut berhasil membangunkan raksasa yang sedang tertidur.'
Keberhasilan Marin Jol mengubah permainan Spurs dan menjadikan tim masuk dalam zona Liga Europa membuat Bill Nicholson angkat bicara.
Mantan pemain Tottenham Hotspur tersebut memuji dampak yang diberikan Martin Jol akan pola permainan Spurs.
“Luar biasa berada di Eropa, dan klub ini -klub seperti Tottenham Hotspur, jika kita tidak berada di Erop, kita bukan apa-apa. Kami bukan siapa-siapa," ungkapnya, seperti yang ilansir dari These Football Times.
Kendati hanya berkompetisi di kasta kedua Beua Eropa, Martin Jol berhasil meyakinkan sejumlah pemain bekelas untuk bergabung dengan skuatnya.
Sebut saja Edgar Davids, hingga Darent Bent berhasil pelatih Belanda itu datangkan.
Puncknya, Daniel Levy diminta oleh Jol untuk mendatangkan salah satu pemain yang memiliki prospek cerah dari Bayer Leverkusen.
Pemain tersebut ialah Dimitar Berbatov.
Layaknya pelatih di era 1990-an, Martin Jol menyingkirkan beberapa pemain yang dinilainya tidak sesuai dengan skemanya maupun kualitas yang dimiliki.
Perkembangan Tottenham Hotspur bersama Martin Jol tidak bisa diikuti oleh Michael Brown, Sean Davis dan Erik Edman.
Ketiganya kemudian dilepas oleh Spurs di bursa jendela transfer.
Sebagai gantinya, Jol mengincar dua pemain Nottingham Forest, Andy Reid dan Michael Dawson.
Secara bertahap, Daniel Levy mulai memberanikan diri dengan megucurkan dana yang cukup banyak untu mendatangkan sejumalh pemain.
Seperti Younes Kaboul dan Gareth Bale.
Pada era Martin Jol, Tottenham mulai menggunakan banyak pemain lokal Inggris, seperti Jermaine Jenas, Aaron Lennon dan Tom Huddlestone.
Terakhir, Tottenham kala itu mendatangkan Danny Rose yang usianya baru 16 tahun.
Ketidaksabaran Levy akan proses yang tengah dibangun Martin Jol berimbas pada penurunan eforma tim.
Puncak dari kondisi sulit Totteham Hotspur bersama Martin Jol ialah kekalahan 3-1 di kandang atas Everton.
Raihan satu kemenangan dari 10 pertandingan yang dilakoni juga menyudutkan posisi Jol kala itu bagai pelatih.
Pelatih yang dapat dikatakan melebih prestasi jol ialah Harry Redknapp.
Pelatih asal Inggris terebut mampu membuat catatan sensional dengan membawa Garet Bale dkk kala itu masuk ke Liga Champions.
Bahkan Tottenham Hotspur kala itu masuk hngga babak delapan besar.
Secara mengejutkan Inter Milan menggasak Inter Milan dan AC Milan sebelum dipermalukan oleh Real Madrid.
Kendati demikian, Tottenham Hotspur saat ini sudah dilatih salah satu pelatih kenamaan di dunia Jose Mourinho.
Pelatih yang berjuluk The Special one tersebut dikenal mampu memberikan trofi bagi tim yang dilatihnya.
(Tribunnews.com/Giri)