Sisi di Luar Lapangan Sadio Mane, Sosok Rendah Hati dan Dermawan
Sosok Sadio Mane, kesederhanaan, rendah hati dan dermawan yang ingin memajukan negaranya, Senegal. Berikut profil Sadio Mane.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Penyerang Liverpool, Sadio Mane tampil impresif dalam beberapa musim terakhir, baik bersama timnya maupun bersama negaranya, Senegal.
Musim lalu, Sadio Mane mengantarkan Liverpool meraih tiga trofi bergengsi, adalah Liga Champions, Liga Super Eropa, dan trofi Piala Dunia Antar Klub FIFA.
Bersama Senegal, Sadio Mane hampir merengkuh gelar Piala Afrika seandainya berhasil menang atas Aljazair di partai final.
Namun sayang, gol Riyad Mahrez saat itu membuyarkan peluang Sadio Mane dkk untuk merengkuh trofi Piala Afrika.
Baru-baru ini, Sadio Mane terpilih sebagai Pemain Terbaik Afrika, mengalahkan Riyad Mahrez (Aljazair) dan rekan satu timnya Mohammed Salah (Mesir).
Gelar bergengsi di publik Afrika itu memberi inspirasi kepada pemuda Senegal untuk bisa menjadi seperti dia.
Sadio Mane memiliki sisi lain di luar lapangan hijau. pemian berusia 27 tahun tersebut acap kali tampil sederhana dengan kerendahan hatinya.
Dilansir Tribunnews dari Legit.ng, sempat beredar kurang dari setahun ini video Sadio Mane membantu kondektur bus untuk menurunkan muatan air kemasan.
Yang terbaru menurut mereka, bintang Senegal itu turut membersihkan toilet di sebuah mesjid daerah Liverpool.
Dalam wawancara BBC tahun 2018, Imam sebuah masjid di Liverpool Al-Thabi mengungkapkan, Sadio Mane lepas dari kemewahannya saat datang ke masjid.
Dia sama seperti warga umumnya yang hendak ke masjid.
Dalam pandangan Al-Thabi, Sadio Mane menggunakan mobil biasa meskipun di rumahnya memiliki Bentley (merk mobil, keluarga Volkswagen) ketika hendak ke masjid.
"Dia sering ke masjid. Di rumah, dia memiliki Bentley, tetapi dia datang dengan menggunakan mobil biasa, jadi seperti penyamaran," ucap Imam Al-Thabi.
"Tidak ada kesombongan. Sadio Mane berasal dari komunitas miskin, dia tipikal orang yang rendah hati dan menolong.
"Dia memiliki banyak inisiatif dan membantu membangun sebuah masjid di desa asalnya (Bambali, red)," ujar Al-Thabi menjelaskan kepada BBC.
Satu bulan yang lalu, Legit.ng memberitakan sisi Sadio Mane yang menunjukkan kepeduliannya terhadap Senegal.
Sadio Mane menyisihkan gajinya untuk membangun sekolah, rumah sakit, masjid, dan stadion untuk warga Senegal.
Selain itu, dia juga memberikan dana untuk proyek kemanusiaan.
"Saya pikir saya adalah panutan yang sangat penting untuk memberikan contoh yang baik dan juga membantu orang yang membutuhkan," ucap Mane, dikutip dari Briefly.co.za.
"Bahkan tidak hanya bagi pemain sepak bola, melainkan untuk setiap jenis manusia memberikan kepada mereka yang membutuhkan," ujarnya melanjutkan.
Profil Sadio Mane
Sadio Mane lahir pada 10 April 1991 di sebuah desa kecil bernama Sedhiou, Senegal.
Dia tumbuh dan berkembang dalam kondisi keluarga yang kurang mampu di Bambali, menurut pemberitaan thefamouspeople.com.
Karirnya sebagai pemain sepak bola tumbuh ketika melihat Senegal berhasil mencapai puncak di Piala Dunia 2002.
Dia kemudian melarikan diri dari rumah untuk mencari pengalaman.
Laga uji cobanya disaat umur 16 tahun terancam karena memiliki peralatan yang tidak lengkap.
"Saya tidak terlihat seperti pesepakbola," kata Sadio Mane kepada France Football, dikutip dari situs resmi FIFA.com.
"Saya mengenakan celana yang tidak mirip dengan celana pendek sepak bola. Dan sepatu bot yang robek di bagian samping yang telah saya perbaiki dengan kawat sebaik mungkin," lanjutnya.
Namun, perjuangan serta bakat Mane untuk menjadi pesepakbola profesional tampak oleh pemandu bakat.
Pertama kali dia berganung dengan Metz di tingkat kedua Liga Perancis.
Kemampuannya mengundang sejumlah tim Eropa untuk menggunakan jasanya.
Ialah Red Bull Salzburg, klub asal Austria yang berhasil mendapatkan tanda tangan Sadio Mane.
Pada saat yang bersamaan, dia juga diminati oleh tim Jurgen Klopp, Borussia Dortmund.
Namun batal karena ada evaluasi dari manajemen Borussia Dortmund.
Perkembangan permainan Sadio Mane terus menunjukkan kemajuan.
Pada musim 2014/2015, salah satu tim Liga Inggris, Southampton mendatangkannya dari RB Salzburg.
Satu musim berselang, tepatnya musim 2015/2016, Sadio Mane berhasil mencetal 15 gol dan 9 asis untuk Southampton, termasuk hattrick tercepat dalam sejarah Liga Inggris.
Sadio Mane hanya membutuhkan 2 menit 56 detik untuk mencetak hattrick ke gawang Aston Villa.
Laga tersebut dimenangkan Southampton dengan skor telak 6-1.
Produktifitas Sadio Mane terbilang baik, dia terlibat dari totoal 100 gol dan asis bersama Southampton dalam 150 penampilan yang membuatnya dilirik Liverpool.
"Itu bukan jalan yang mudah. Tetapi, ketika Anda ingin keluar dari kemiskinan dan kelaparan, Anda melakukan keajaiban untuk bertahan hidup dan ketika Anda melihat peluang, ambilah," kuots dari Mane yang tertulis dalam situs FIFA.com.
(Tribunnews.com/Sina)