Analisis Tim dengan Pertahanan dan Lini Serang Tersolid Musim 2020: Perbandingan Persib-Persebaya
Persib dan Persebaya memiliki kedalaman skuat yang mumpuni untuk Liga 1 musim 2020. Berikut perbandingannya
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Persib Bandung dan Persebaya Surabaya menjadi dua tim kasta tertinggi sepak bola tanah air yang paling aktif pergerakannya di bursa transfer pemain.
Berbagai langkah telah dilakukan oleh kedua tim tersebut untuk memperkuat skuatnya jelang bergulirnya kompetisi musim depan.
Demi meraih target tinggi untuk bisa bersaing di jalur juara, baik Persib Bandung maupun Persebaya Surabaya tak segan merekrut pemain baru yang sudah terjamin kualitasnya.
Selain mendatangkan pemain baru, keduanya juga berjuang untuk mempertahankan para pemain pilar andalannya.
Persib Bandung sejauh ini secara resmi telah mendatangkan tiga pemain baru di bursa transfer pemain.
Ketiga pemain tersebut antara lain Teja Paku Alam (kiper), Victor Igbonefo (bek), dan Beni Oktovianto (penyerang).
Baca: Gaji Tak Dibayarkan Klub Belgia, Firza Andika Ingin Pulang ke Indonesia dan Bela PSM Makassar
Baca: Prediksi Formasi Persija Jakarta Musim 2020: Lini Tengah Solid, Winger Gesit, Barisan Depan Sangar
Baca: Pelatih Persib Inginkan Irfan Bachdim yang Akan Dibuang Bali United: Syarat Deal Kurang Dua Hal
Secara khusus, hadirnya Teja Paku Alam dan Victor Igbonefo seakan-akan semakin menambah kesolidan lini pertahanan tim Maung Bandung.
Selain itu, tentu Persib Bandung telah mengevaluasi perjalanan mengarungi kompetisi musim lalu guna meraih hasil lebih baik musim depan.
Seperti yang telah diketahui, Persib Bandung harus puas berada diposisi keenam di klasemen akhir Liga 1 2019/2020.
Tercatat, tim asuhan Robert Rene Alberts berhasil menorehkan 49 gol dan 39 kejebolan.
Torehan tersebut barangkali yang menjadi fokus Robert Rene Alberts untuk memperkokoh lini pertahanan tim asuhannya.
Bergabungnya Teja Paku Alam dan Victor Igbonefo secara tidak langsung menambah kekuatan yang cukup besar bagi Persib di lini belakang.
Mengingat, tim Maung Bandung kini memiliki kualitas dan kedalaman skuat yang mumpuni utamanya di sektor pertahanan.
Di sektor penjaga gawang, Teja Paku Alam akan bersaing ketat dengan I Made Wirawan dan Muhammad Natshir untuk menjadi kiper utama Maung Bandung.
Persaingan ketat tersebut diharapkan menumbuhkan dampak positif untuk ketiga kiper tersebut menampilkan performa terbaiknya.
Baca: Gaji Tak Dibayarkan Klub Belgia, Firza Andika Ingin Pulang ke Indonesia dan Bela PSM Makassar
Baca: Prediksi Formasi Persija Jakarta Musim 2020: Lini Tengah Solid, Winger Gesit, Barisan Depan Sangar
Baca: Pelatih Persib Inginkan Irfan Bachdim yang Akan Dibuang Bali United: Syarat Deal Kurang Dua Hal
Tak hanya merekrut kiper baru, Persib Bandung tak segan juga berhasil mendatangkan salah satu pelatih kiper terbaik, Luizinho Passos.
Kemampuan pelatih penjaga gawang asal Brasil tersebut tidak bisa diragukan.
Tiga musim bersama Borneo FC, Luizinho Passos sukses menerbitkan tiga kiper yang sempat dianggap remeh menjadi langganan Tim Nasional Indonesia.
Mulai dari M. Ridho yang kini menjadi pilihan utama di Madura United sekaligus Timnas Indonesia.
Nadeo Argawinata yang menggeser M. Riyandi sebagai kiper utama Timnas Indonesia U-23.
Hingga Gianluca Pandeynuwu yang nampaknya akan menjadi pilihan utama Borneo FC musim depan, meskipun usianya masih sangat muda.
Mengorbitkan penjaga gawang adalah fungsi ataupun peran dari Luizinho, dan tradisi ini masih akan dipertahankan oleh Luizinho.
Ketiga penjaga gawang Persib pun juga punya potensi dan keunggulan masing-masing, persaingan di bawah mistar Persib Bandung akan sangat ketat.
Baca: Gaji Tak Dibayarkan Klub Belgia, Firza Andika Ingin Pulang ke Indonesia dan Bela PSM Makassar
Baca: Prediksi Formasi Persija Jakarta Musim 2020: Lini Tengah Solid, Winger Gesit, Barisan Depan Sangar
Baca: Pelatih Persib Inginkan Irfan Bachdim yang Akan Dibuang Bali United: Syarat Deal Kurang Dua Hal
Made Wirawan, adalah penjaga gawang senior dengan segudang pengalaman, mulai dari kiper Timnas Indonesia hingga sukses membawa Persib Bandung juara Liga Indonesia.
Pengalaman dan ketenangannya adalah kunci sekaligus keunggulan kiper asal Bali tersebut, ia juga sudah lebih dari 7 musim berseragam Pangeran Biru.
Deden Natshir adalah saingan berat Teja Paku Alam berikutnya, performanya menanjak sejak Liga 1 2018, dan sukses menggeser Made Wirawan sebagai kiper utama Persib Bandung.
Keunggulannya adalah timing dan pembacaan bola, sebelum cidera parah kala laga menghadapi Persija Jakarta musim lalu di Stadion gelora Bung Karno.
Dari berbagai keunggulan tersebut, tentu Persib Bandung cukup optimistis jika sektor penjaga gawang sudah digaransi dengan hadirnya para kiper hebat tersebut.
Sementara itu, di sektor lini belakang juga tak kalah mumpuni kualitasnya.
Di posisi bek tengah, kini Persib memiliki deretan pemain jempolan mulai dari Nick Kuipers, Achmad Jufriyanto, Fabiano Beltrame, dan Victor Igbonefo.
Persib Bandung di gelaran Liga 1 2019 menjadi salah satu tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit ketiga usai Bali United dan Persipura.
Maung Bandung hanya kebobolan sebanyak 39 kali.
Kala itu lini pertahanan Maung Bandung selalu ditempati oleh Nick Kuipers dan Achmad Jufriyanto.
Melihat datangnya Victor igbonefo bersama Persib, bukan tidak mungkin duet lini pertahanan Persib Bandung akan semakin solid.
Apalagi, secara khusus duet antara Victor Igbonefo dan Fabiano Beltrame pernah tampil hebat pada masanya saat keduanya sama-sama memperkuat Arema FC.
Performa Beltrame di Arema FC dapat dikatakan sangat baik.
Pemain kelahiran Brasil itu mengoleksi enam gol dari 22 pertandingan yang dilakoninya.
Hasilnya kedua bek tangguh yang dimiliki Persib itu menyumbangkan satu trofi Inter Island Cup pada kubu Singo Edan.
Layak untuk ditunggu, apakah coach Robert ingin mengulang masa nostalgianya di Arema FC dengan menduetkan eks pemain Arema Cronus.
Atau justru Persib Bandung mematenkan duet Nick Kuipers dan Achmad Jufriyanto yang telah terjalin padu.
Sementara itu, posisi fullback juga tidak boleh dilupakan begitu saja.
Baca: Gaji Tak Dibayarkan Klub Belgia, Firza Andika Ingin Pulang ke Indonesia dan Bela PSM Makassar
Baca: Prediksi Formasi Persija Jakarta Musim 2020: Lini Tengah Solid, Winger Gesit, Barisan Depan Sangar
Baca: Pelatih Persib Inginkan Irfan Bachdim yang Akan Dibuang Bali United: Syarat Deal Kurang Dua Hal
Fullback kanan kini tim Maung Bandung memiliki dua pemain berkualitas yang siap naik turun membantu pertahanan dan penyerangan.
Dua pemain berkualitas yang mengisis fullback kanan tersebut adalah Supardi Nasir dan Henhen Herdiana.
Lalu di sektor fullback kiri, ada nama-nama seperti Ardi Idrus, dan Zalnando yang bisa saling bisa berganti peran satu sama lainnya.
Dengan komposisi, kualitas, dan kedalaman skuat yang mumpuni tersebut dapat dikatakan Persib Bandung menjadi salah satu tim yang memiliki lini pertahanan terkokoh musim depan.
Di sisi lain, Persebaya Surabaya justru kebalikkannya menjadi salah satu tim yang berpotensi memiliki lini serang yang menakutkan musim depan.
Kerangka Tim Persebaya Surabaya sudah bisa dibilang lengkap untuk menghadapi Liga 1 musim depan.
Hal tersebut tidak lepas dari kedatangan Makan Konate yang dilepas Arema musim ini.
Tetapi, mengingat Persebaya Surabaya baru saja mendatangkan Mahmoud Eid, berarti, Bajol Ijo hanya memiliki satu slot pemain asing untuk musim depan, membuat trisula M-D-M di lini depan Bajol Ijo.
Baca: Gaji Tak Dibayarkan Klub Belgia, Firza Andika Ingin Pulang ke Indonesia dan Bela PSM Makassar
Baca: Prediksi Formasi Persija Jakarta Musim 2020: Lini Tengah Solid, Winger Gesit, Barisan Depan Sangar
Baca: Pelatih Persib Inginkan Irfan Bachdim yang Akan Dibuang Bali United: Syarat Deal Kurang Dua Hal
Dan seperti kebanyakan tim Indonesia, satu slot pemain asing biasanya akan diberikan di posisi pemain belakang.
Ternyata tidak demikian pemikiran Aji Santoso.
Ia justru memilih mendatangkan Makan Konate untuk menambah daya gedor timnya.
Praktis tim Bajul Ijo mengandalkan duet Hansamu Yama Pranata dan Arif Satria di lini belakang musim depan tanpa ada satu pemain asing pun di lini belakang.
Menarik untuk melihat bagaimana Aji Santoso meracik strategi untuk menemukan opsi jitu menyeimbangkan antar lini tim asuhannya.
Musim lalu, kala Bejo Sugiantoro menjadi cartaker Persebaya Surabaya, ia menyebutkan sebuah filosofi permainan "ngeyel" milik Bajol Ijo yang akan sangat relevan dengan taktik Aji Santoso musim ini.
"Saya suka filosofi Rusdy Bahalawan, itu yang saya pakai, pertahanan terbaik adalah menyerang, tanpa melupakan organisasi pertahanan," ujar Bejo Sugaintoro sebelum jumpa Persela Lamongan yang saat itu diarsiteki Aji Santoso, dari laman Surya.
Ya, Persebaya Surabaya tentu akan tampil total menyerang musim ini, dengan filosofi yang membawa Persebaya Surabaya menggondol gelar Juara Liga Indonesia III tahun 1997 di bawah Rusdy Bahalawan.
Baca: Gaji Tak Dibayarkan Klub Belgia, Firza Andika Ingin Pulang ke Indonesia dan Bela PSM Makassar
Baca: Prediksi Formasi Persija Jakarta Musim 2020: Lini Tengah Solid, Winger Gesit, Barisan Depan Sangar
Baca: Pelatih Persib Inginkan Irfan Bachdim yang Akan Dibuang Bali United: Syarat Deal Kurang Dua Hal
Dan kebetulan, Aji Santoso adalah murid sang mendiang Rusdy Bahalawan, keduanya paham betul bagaimana ketika lawan mencetak 4 gol tetapi kita bisa mengemas 5 gol, maka 3 poin tetap akan diraih.
Aji Santoso juga masuk dalam bagian dalam tim yang meriah gelar juara Liga Indonesia 1996/1997 bersama Bejo Sugiantoro, Jacksen F. Tiago, Carlos de Melo hingga alm. Eri Irianto.
Ilmu itupun diakui diterapkan Aji Santoso, menurutnya, apa yang ditunjukkan Rusdy saat itu adalah karakter sepakbola komplit : berani menyerang, terorganisir, main bersih dan etos kerja tinggi.
Dengan Aji Santoso dan Bejo Sugiantoro masih ada di jajaran kepelatihan Persebaya Surabaya, bisa dipastikan Bajol ijo masih akan mempertahankan filosofi menyerang mereka untuk musim depan.
Mengandalkan trisula David da Silva-Mahmoud Eid-Makan Konate, ditambah suntikan dari pemain lokal seperti Irfan Jaya, Oktafianus Fernando hingga Alwi Slamat, lini depan Persebaya Surabaya masih akan menakutkan.
(Tribunnews/Dwi Setiawan, Gigih)