PSSI Ungkap Alasan Dibalik Belum Digunakannya VAR di Liga 1 2020
Kompetisi Liga 1 2020 dipastikan belum bisa menerapkan alat bantu VAR (Video Assistant Referee), simak alasan Waketum PSSI dibalik keputusan tersebut.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Kompetisi sepak bola bergengsi tanah air bertajuk Liga 1 musim 2020/2021 secara resmi akan dihelat mulai tanggal 29 Februari 2020.
Total 18 kontestan akan berjuang keras guna menorehkan prestasi terbaiknya dalam ajang kompetisi Liga 1 musim 2020/2021.
Kompetisi Liga 1 2020 dipastikan belum bisa menerapkan alat bantu VAR (Video Assistant Referee).
Salah satu alasan dibalik keputusan tersebut dikarenakan secara Sumber Daya Manusia (SDM) belum siap jika diberlakukan mulai 2020.
Alasan tersebut disampaikan oleh Cucu Soemantri yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum sekaligus Direkrut Utama PT. Liga Indonesia Baru (LIB).
Cucu Soemantri menegaskan pihaknya sebenarnya mampu membeli alat tersebut, hanya secara secara SDM belum memungkinkan.
"Untuk alatnya kami mampu membeli. Tetapi ada regulasi yang mengatur penggunaan VAR. Jadi tidak bisa sembarangan dan musim 2020 belum bisa," kata Cucu Soemantri dilansir dari Kompas.
"Kemungkinan kita baru bisa menggunakan VAR tahun 2021 karena untuk mempersiapkan itu butuh waktu delapan bulan," ujar Cucu Soemantri menambahkan.
Keterbutuhan VAR bagi kompetisi tanah air sebenarnya telah mencuat sejak tahun lalu.
Hal ini dikarenakan keberadaan VAR diharapkan mampu membantu kinerja wasit dalam memimpin sebuah pertandingan.
Apalagi di beberapa negara ASEAN mulai dari Thailand, Vietnam, hingga Malaysia telah terlebih dahulu menggunakan VAR.
Sehingga, kebutuhan VAR selain menunjang kinerja wasit bisa juga diartikan menambah nilai prestisius kompetisi Liga 1 2020.
Apalagi dalam waktu dekat Indonesia juga dipercaya sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2021.
Selain memberikan tanggapan terhadap keberadaan VAR, kebutuhan alat bantu komunikasi wasit juga menjadi sesuatu yang diperlukan untuk menunjang kinerja wasit di tanah air.
Hal itu turut dikomentari oleh Komisaris Utama PT LIB sekaligus Ketua Komisi Wasit PSSI, Sonhaji.
Sonhaji mengungkapkan SDM di Indonesia dinilai masih belum siap menggunakan berbagai alat teknologi tersebut.
Sehingga, pihaknya memang secara sengaja memperketat aturan sebagai pengganti untuk meningkatkan kualitas dan kinerja wasit di Indonesia.
"Alat bantu komunikasi wasit sebenarnya tidak mahal dan kami bisa membeli. Tetapi kita harus paham bagaimana regulasi yang mengatur itu," kata Sonhaji.
"Untuk musim 2020, hukuman bagi wasit yang terbukti melakukan kesalahan atau 'nakal' akan kami perberat. Kami bisa memberi hukuman skors seumur hidup," ujar Sonhaji.
Sonhaji juga menginformasikan akan segera mencoret dua dari 28 wasit yang bertugas di musim lalu karena dinilai bermasalah.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.