Memori Pahit Lazio di Perebutan Gelar Scudetto Tahun 1915 Terancam Terulang Akibat Virus Corona
Lazio terancam akan mengulang memori pahit kala perebutan gelar Scudetto Liga Italia di musim 1914/1915.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Lazio terancam akan mengulang memori pahit kala perebutan gelar Scudetto Liga Italia di musim 1914/1915.
Musim ini, pandemi penyebaran virus corona di Italia semakin meningkat membuat gelaran Liga Italia dihentikan sementara.
Kabarnya, kompetisi sepak bola Italia itu diberhentikan hingga 3 April mendatang.
Baca: BREAKING NEWS: 2 Laga Liga Champions Ditunda: Manchester City vs Real Madrid dan Juventus vs Lyon
Baca: Cristiano Ronaldo Tak Bisa Kembali ke Italia Setelah Bek Juventus, Daniele Rugani Positif Corona
Berbagai opsi juga tengah dikaji oleh FIGC (Federasi Tertinggi Sepak Bola Italia), termasuk mengakhiri kompetisi Liga Italia tanpa juara.
Alhasil, kompetisi Serie A memungkinkan berkahir di pekan ke-26 dengan penyberan virus corona yang semakin masif.
Penentuan tim yang akan berkompetisi di kompetisi benua Eropa ditentukan berdasarkan klasemen akhir.
Jika wacana tersebut menjadi kenyataan, bukan tidak mungkin, Lazio akan mengulang memori pahit di tahun 1915.
Ialah harus kehilangan titel juara sebelum melangsungkan kompetisi hingga akhir.
Sedikit flashback ke belakang, pada musim tersebut, Lazio berpeluang juara Liga Italia pada musim tersebut.
Namun sejarah justru mencatat, Genoa-lah yang menasbihkan diri menjadi juara di Liga Italia musim 1914/1915.
Kenyataannya, Genoa berhasil merengkuh gelar musim itu tanpa menghadapi Lazio di partai final.
Sedikit catatan, pada musim tersebut format kompetisi masih terbagi dalam 2 wilayah.
Lazio saat itu menjadi juara regional Italia Tengah dan Selatan, di atas Pisa, Roman dan Lucca.
Baca: Para Atlet Terdampak Virus Corona: Bek Juventus, 3 Pemain Liga Inggris, hingga Pebasket Real Madrid
Baca: Bek Juventus yang Terkena Virus Corona Langsung Kabarkan Kondisinya Lewat Instagram
Sementara itu Genoa menjadi pemuncak grup regional Italia Utara di atas Torino, Internazionale Milan dan AC Milan.
Hanya saja Grup Utara masih menyisakan satu pertandingan.
Satu pertandingan terakhir tersebut yang tak dilangsungkan.
Dilansir dari Football Italia, Lazio yang telah menunggu hasil laga antara Genoa vs Torino di partai final, ternyata tak menapak di partai final.
Pasalnya Italia saat itu terlibat di Perang Dunia I.
Alasan dipilihnya Genoa sebagai kampiun kala itu ialah Grifone (Genoa), konon kabarnya tim asal kota pelabuhan di atas kertas lebih kuat dibandingkan Biancocelesti (Lazio).
Kondisi tersebut berpeluang akan terjadi bagi Lazio di musim ini.
Mengingat kondisi dan korban akibat penyebaran virus corona yang semakin bertambah, bukan tidak mungkin FIGC akan mengakhiri kompetisi di pekan ke-26.
Dan memori pahit milik Lazio di tahun 1915 akan kembali terulang.
Musim ini, dapat dikatakan Lazio bak diibaratkan raksasa yang tengah bangun dari tidur panjangnya.
Gli Aquiloti mampu menjadi penantang serius dalam perburuan gelar Liga Italia bersama Juventus dan Inter Milan.
Baca: BREAKING NEWS: 2 Laga Liga Champions Ditunda: Manchester City vs Real Madrid dan Juventus vs Lyon
Baca: Para Atlet Terdampak Virus Corona: Bek Juventus, 3 Pemain Liga Inggris, hingga Pebasket Real Madrid
Ciro Immobille dkk saat ini menempati posisi kedua di klasemen sementara Liga italia dengan mengemas 62 angka.
Praktis, Elang Ibu Kota hanya berselisih 1 angka dari Juventus yang berada di tangga Capolista.
Jika kasus hitung-hitungan kekuatan kembali digunakan layaknya musim 1915, Lazio juga memiliki catatan mentereng kala bersua dengan Juventus.
Musim ini, Lazio mampu mengalahkan Bianconeri sebanyak 2 kali, baik di gelaran liga maupun final Piala Super Italia.
Berdasar catatan tersebut, praktis jika kompetisi akan kembali bergulir dan tak diberhentikan maka Lazio berpeluang besar meraih titel kampiun untuk ketiga kalinya.
Meskipun demikian, alasan di balik kegagalan Lazio untuk mengalami memori pahit tidaklah sama.
Musim ini, keselamatan dan kesehatan masyarakat Italia lebih diutamakan dari kepentingan apapun.
Adalah hal yang wajar jika FIGC mengambil opsi untuk menghentikan kompetisi jika melihat banyaknya korban yang meninggal akibat virus corona.
Seperti yang diketahui, Italia menjadi negara Eropa paling terdepan dalam penyebaran kasus virus corona.
Dilansir dari Football Italia per jumat (13/3/2020) pukul 02.00 WIB, jumlah kematian di Negeri Pizza mencapai 1016 korban jiwa.
Dalam waktu 24 jam terdapat 188 orang yang terkena virus corona dinyatakan meninggal.
(Tribunnews.com/Giri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.