Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Dampak Wabah Corona, FIFA Berencana Ubah Kebijakan Transfer Pemain

FIFA berencana mengubah waktu pembukaan dan tenggat jendela transfer Musim Panas 2020.

Penulis: Gigih
Editor: Sri Juliati
zoom-in Dampak Wabah Corona, FIFA Berencana Ubah Kebijakan Transfer Pemain
ist/net/Tribun Jogja
Dampak Wabah Corona, FIFA Berencana Ubah Kebijakan Transfer Pemain 

TRIBUNNEWS.COM - Induk sepak bola tertinggi Dunia, FIFA, berencana mengubah waktu pembukaan dan tenggat jendela transfer Musim Panas 2020.

Hal ini tidak lepas dari adanya wabah virus corona yang membuat semua aktivitas sepak bola terhenti untuk sementara.

Dengan kondisi seperti saat ini, ditambah adanya event olahraga seperti EURO yang juga ditunda, FIFA memiliki dua wacana untuk mengubah waktu transfer musim panas.

Baca: FIFA Resmi Jalin Kerjasama dengan WHO Perangi Corona, Sebut Kesehatan Jadi Prioritas Utama

Baca: Absen Sejak Awal Musim Karena Cedera Parah, Marco Asensio Justru Bawa Real Madrid Juarai FIFA 20

Dua skenario yang diterapkan FIFA adalah mengubah menunda waktu pembukaan transfer atau menunda penutupan jendela transfer.

Dikutip dari laman Sky Sports, FIFA memiliki rencana dispensasi waktu transfer tersebut, usai pertemuan pada 18 Maret 2020.

"Kami bertemu dan duduk bersama untuk membahas masalah COVID-19."

"Dalam pembahasannya, kami ingin mengubah beberapa kebijakan atau membuat dispesasi mengenai regulasi FIFA dan waktu transfer untuk membantu tim, pemain dan waktu pendaftaran pemain baru," ujar wakil FIFA tersebut.

Berita Rekomendasi

"Kami juga sedang berkonsutasi dengan semua pemangku kebijakan termasuk federasi, anggota FIFA, klub, operator Liga dan pemain," kata FIFA.

Diketahui, beberapa pertandingan sepak bola di berbagai belahan dunia harus mengalami penundaan dengan alasan keamanan karena virus corona.

Kompetisi sepak bola mulai Liga Champions Eropa, Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, hingga Liga Jerman terpaksa ditunda mengantisipasi dampak penyebaran corona.

Bahkan, turnamen sekelas Euro dan Copa America 2020 terpaksa ditunda dengan alasan yang sama.

Peraih Ballon d'Or 2006, Fabio Cannavaro mengaku ragu kompetisi sepak bola di Benua Biru akan segera bergulir di tengah situasi pandemi virus corona.

Baca: Gelandang Manchester City Unggulu Lionel Messi sebagai Pemain Paling Kreatif di Eropa

Baca: Kalimat Menyentuh Hati Para Pesepakbola di Tengah Wabah Corona, Cristiano Ronaldo hingga Lewandowski

Fabio Cannavaro pun juga turut memberikan pendapatnya terkait situasi pelik yang terjadi saat ini.

Mantan pemain Real Madrid dan Juventus tersebut percaya akan cukup sulit bagi sepak bola Eropa untuk dilanjutkan demi menuntaskan keberjalanan musim ini.

"Dalam waktu kurang dari sebulan kita tidak bisa tahu apa yang akan terjadi di dunia ini," ujar Fabio Cannavaro, dikutip dari Sportskeeda.

"Saya pikir ini akan memakan waktu lebih lama utama di Italia maupun Spanyol sehingga sangat sulit bagi sepak bola Eropa untuk kembali demi menuntaskan musim ini," jelasnya.

Pria yang membawa Italia merengkuh gelar juara Piala Dunia 2006 tersebut juga berbicara mengenai situasi terkini ditempat tinggalnya saat ini.

Baca: Euro 2020 Diundur Jadi Juni 2021, Roberto Mancini Sumringah Persiapkan Senjata Terbaik Timnas Italia

Cannavaro saat ini tengah menikmati kariernya sebagai seorang pelatih bersama klub asal China, Guangzhou Evergrande.

Ia telah melatih tim tersebut pada 2014 sebelum kembali lagi pada 2017.

Pemain yang dulunya berposisi bek tengah tersebut mengaku cukup terkesan dengan langkah-langkah China dalam menghentikan penyebaran virus corona.

"Virus di Gouangzhou terkendali dan kehidupan kini telah kembali normal, tidak ada peraturan ketat lagi, mungkin hanya 14 hari di rumah saja," ujarnya.

"Dalam dua hari ini saya telah menyelesaikan waktu karantina, kita semua yang kembali harus beraktivitas," tambah Cannavaro.

Cannavaro mengimbau bagi negara mana pun yang tengah dilanda wabah virus corona untuk tetap tinggal dirumah demi mengantisipasi penyebaran virus.

"Tinggal di rumah sangat penting karena kami tidak memberikan virus kesempatan untuk menginfeksi lebih banyak orang," sarannya.

"Kita harus mau belajar dari China, mereka seakan memiliki lebih banyak pengalaman dalam menangani situasi ini," kata eks kapten Timnas Italia tersebut.

Fabio Cannavaro dikenal sebagai salah satu bek yang pernah berhasil menjadi pemenang penghargaan Ballon d'Or dalam sejarah.

Duel Atalanta vs Valencia Dianggap Biang Virus Corona di Italia, Kapten La Dea Angkat Bicara

Pertandingan antara Atalanta kontra Valencia di leg pertama babak 16 besar Liga Champions disebut-sebut sebagai biang kerok penyebaran voris corona di Italia.

Hal ini dikarenakan para pendukung Atalanta yang bermukim di wilayah Bergamo memutuskan secara berbondong-bondong mendukung tim kesayangannya.

Rakyat Bergamo rela menempuh jarak sejauh 60 km untuk menonton pertandingan Atalanta yang digelar di Stadion San Siro, Kota Milan.

Setidaknya pada laga tersebut ada lebih dari 40.000 orang yang memadati Stadion San Siro.

Termasuk juga suporter Valencia yang bertandang.

Baca: Istri Kapten Atalanta Berhasrat Memenangi Scudetto, Papu Gomez: Tidak Gila Memikirkan Itu

Baca: Hasil Liga Champions: Lolos dan Catatkan Sejarah, Josip Ilcic Sesumbar Atalanta Bukanlah Tim Kejutan

Selanjutnya, Bergamo kini menjadi satu wilayah negara Italia yang merasakan dampak akibat penyebaran virus corona.

Hingga Minggu (22/3/2020), Bergamo memiliki kasus kematian akibat virus Corona sebanyak 3.095 orang.

Hal itu membuat Italia pun menjadi negara teratas yang mengalami angka kematian tertinggi akibat virus corona.

Kapten Atalanta, Alejandro Gomez pun angkat bicara menanggapi tudingan tersebut.

Ia menyadari orang-orang yang berada di Bergamo memang selalu berusaha menggunakan alasan apapun untuk keluar dari situasi "lockdown' yang telah ditetapkan pemerintah.

Baca: Belajar dari Italia: Remehkan Corona, Kini Jadi Negara Pertama dengan Jumlah Kematian Terbanyak

Baca: Euro 2020 Diundur Jadi Juni 2021, Roberto Mancini Sumringah Persiapkan Senjata Terbaik Timnas Italia

Di bawah keputusan lockdown pemerintah, para penduduk terlihat masih pergi ke supermarket atau bekerja.

Bahkan ada juga orang-orang yang berjalan-jalan dengan anjing peliharaan mereka.

"Masih ada orang di jalanan saat itu, ada yang lari, ada yang pergi ke taman untuk melakukan sit-up," ungkap Alejandro Gomez dilansir dari Reuters.

"Ada juga yang membawa anjingnya keluar rumah untuk jalan-jalan sekitar satu jam karena bosan di rumah, bahkan ada yang bohong untuk pergi ke supermarket," tambah sang kapten Atalanta tersebut.

Dalam situasi tersebut, Alejandro Gomez mengaku dirinya tidak pergi berlari walaupun ia olahragawan.

"Aku bahkan tidak pergi berlari meskipun aku seorang olahragawan dan itu yang sebenarnya pekerjaanku," pungkas Gomez.

Bergamo memang menjadi wilayah yang paling terdampak virus corona yang tengah mewabah di dunia saat ini.

Tercatat 134 dokter yang menangani wabah tersebut harus jatuh sakit hingga dikarantina.

Tiga dokter di antaranya dinyatakan meninggal dunia karena virus tersebut.

Terbaru, lebih dari 6000 orang Italia meninggal karena Covid-19.

Sementara ada 63.927 kasus positif yang terkonfirmasi oleh Italia.

Data itu seakan menegaskan jika Italia menjadi negara yang paling parah terdampak virus corona.

Alhasil, Italia saat ini masih melakukan lockdown untuk menurunkan angka kematian warganya akibat penyebaran virus corona.

(Tribunnews/Dwi Setiawan/Gigih)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas