Troy Deeney Pertanyakan Kebijakan Transfer Manchester United Buang Romelu Lukaku
Penyerang sekaligus kapten Watford, Troy Deeney mengkritisi kebijakan transfer yang dilakukan Manchester United.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Penyerang sekaligus kapten Watford, Troy Deeney baru-baru ini mengkritisi kebijakan transfer yang dilakukan Manchester United.
Satu sorotan yang menjadi fokus Troy Deeney adalah kebijakan manajemen Manchester United melepas Romelu Lukaku pada musim lalu.
Tak berselang lama, tim Setan Merah secara mengejutkan meminjam Odion Ighalo dari Shanghai Shenhua pada Januari 2020.
Kebijakan transfer yang dilakukan manajemen Manchester United itupun mendapat sorotan tajam dari Troy Deeney.
Baca: TERBARU! Nasib 5 Mantan Pemain Manchester United Era Pelatih Solskjaer, Romelu Lukaku Paling Mujur
Baca: Analisis Performa Inter Milan, Daya Ledak Antonio Conte dan Lukaku yang Melempem di Tengah Musim
Troy Deeney mengaku tidak habis pikir alasan apa yang menjadikan Manchester United rela melepas Romelu Lukaku.
"Keputusan yang mereka ambil terhadap nasib Lukaku sungguh gila, ketika Anda memikirkannya," ungkap Troy Deeney, seperti dikutip dari Manchester Evening.
"Mereka membiarkan Lukaku pergi dan kemudian mereka mencari penggantinya lalu mendapatkan Ighalo," lanjutnya.
Kegeraman yang ditunjukkan sang kapten Watford tersebut tentu tidak mengherankan.
Mengingat Romelu Lukaku menjadi satu penyerang yang sebenarnya cukup subur di kancah Liga Inggris.
Berdasarkan data yang diolah dari berbagai sumber, Romelu Lukaku telah bermain sebanyak 252 kali di kompetisi Liga Inggris.
Torehan 113 gol dan 35 assist menjadi bukti kegemilangan performa Lukaku.
Selain itu, ia juga berhasil menorehkan 112 kemenangan dalam 252 laga tersebut.
Baca: TERBARU! Nasib 5 Mantan Pemain Manchester United Era Pelatih Solskjaer, Romelu Lukaku Paling Mujur
Baca: Kapten Watford Beberkan Pemain yang Jadi Kelemahan Manchester United
Satu performa mengilapnya saat dirinya berseragam Everton.
Setelah bergabung dengan Manchester United pada musim panas 2017, pemain berkebangsaan Belgia tersebut berhasil mencetak 41 gol bersama Manchester United di semua kompetisi.
Sebelum akhirnya, Romelu Lukaku secara mengejutkan dilepas oleh Manchester United pada bursa transfer musim panas lalu.
Hengkangnya Romelu Lukaku dari Old Trafford menjadi satu transfer yang paling mengejutkan.
Hal ini dikarenakan kualitas Romelu Lukaku sebagai juru gedor utama tak diragukan lagi.
Banyak pihak yang menilai sistem permainan Manchester United tidak sesuai dengan gaya main Romelu Lukaku.
Selain itu, tim pelatih dinilai gagal memunculkan karakter permainan yang dimiliki Romelu Lukaku.
Hingga pada akhirnya pemain berkebangsaan Belgia tersebut dilepas ke Inter Milan.
"Ketika dia berada di Everton, ah kami membutuhkan seseorang seperti dia, dia pasti akan hebat di Manchester United," ujar Deeney.
"Ketika Manchester United mendapatkannya dan mereka berpikir, ah sentuhan pertamanya buruk tetapi ingat dia mampu mencetak 60 gol, dia tahu?" herannya.
Troy Deeney pun membandingkan nasib Romelu Lukaku dengan sosok seperti Andy Cole, Dwight Yorke, hingga Ruud Van Nistelrooy yang mampu tampil baik bersama tim Setan Merah.
"Ya dia bisa mencetak gol tetapi kami tidak dapat menempatkan Anda dalam penilaian yang sama dengan Andy Cole," ungkap Deeney.
"Sentuhan Andy Cole lebih baik atau Andy Cole lebih cepat," belanya.
"Masalahnya dengan media sosial sekarang tentu semua orang bisa berpendapat, itulah masalahnya," ujar Deeney.
Romelu Lukaku akhirnya harus ikhlas dibuang oleh Manchester United pada bursa transfer musim panas lalu.
Inter Milan menjadi klub yang cukup beruntung bisa menggunakan jasa Romelu Lukaku.
Dengan mahar sebesar 65 juta pounstreling, Manchester United akhirnya menerima pinangan Inter Milan guna memboyong Romelu Lukaku.
Baca: Terbongkar! Kegagalan Manchester United Dapatkan Dybala Jadi Berkah Inter Milan Boyong Lukaku
Selain gaya bermain yang cocok, peran Antonio Conte sebagai pelatih Inter Milan mampu membuat Romelu Lukaku kembali menikmati sentuhan terbaiknya.
Romelu Lukaku berhasil tampil brilian pada musim perdananya bersama Inter Milan.
Eks pemain Chelsea tersebut kini telah mengantongi 21 gol bersama Inter Milan.
Dapat dikatakan jika Romelu Lukaku menjadi pemain buangan Manchester United paling mujur daripada yang lainnya.
Sebelumnya, kebijakan transfer yang dilakukan Manchester United juga mendapat sorotan tajam dari mantan pemainnya, Robin Van Persie.
Pria berkebangsaan Belanda tersebut menilai Manchester United seakan kehilangan identitas tim mereka akibat kebijakan transfer yang kurang tepat.
Semenjak ditinggal Sir Alex Ferguson, Manchester United gencar melakukan judi dengan menggelontorkan dana besar untuk merekrut pemain bintang.
Hanya saja kebijakan transfer manajemen Manchester United tersebut tidak disesuaikan dengan filosofi tim mereka.
Robin Van Persie menganggap Manchester United telah bertaruh saat merekrut pemain seperti Paul Pogba dan Alexis Sanchez.
Paul Pogba didatangkan dari Juventus, sementara Alexis Sanchez direkrut dari Arsenal dengan sistem tukar guling.
Kebijakan transfer Manchester United tersebut disebut Robin Van Persie sebagai bumerang.
Lalu, ia membandingkannya dengan kebijakan transfer Liverpool di bawah asuhan Jurgen Klopp yang lebih bersabar membangun skuatnya.
Hingga Liverpool akhirnya berhasil meraih gelar bergengsi mulai dari Liga Champions hingga Piala Dunia Antar Klub pada musim lalu.
"Jika Anda membandingkannya dengan Liverpool, Jurgen Klopp mampu memilih pemain yang cocok dengan filosofi sepak bolanya bukan dari motif pemasaran," ujar Robin Van Persie kepada So Foot dikutip dari Football London.
"Mereka membangun klub dengan proyek yang jelas, sedangkan Manchester United mereka justru betaruh pada nama-nama bintang seperti Paul Pogba dan Alexis Sanchez," sindirnya.
Baca: Perjalanan Karier Michael Carrick Selama Membela Manchester United hingga Kekalahan Menyakitkan
Baca: Paul Pogba Mengaku Ada Satu Momen yang Membuatnya Bahagia Saat Dilatih Jose Mourinho
Eks pemain Arsenal tersebut kehadiran pemain bintang justru bisa menjadi bumerang jika tidak bisa dioptimalkan secara baik.
Apalagi bukan perkara mudah bagi sebuah klub untuk mendatangkan pemain berlabel bintang.
Gelontoran dana melimpah harus disiapkan oleh para klub jika ingin mendatangkan pemain bintang.
"Itu sangat beresiko di mana jika pemain seperti mereka harus cedera atau tidak fit, seluruh tim terkena dampaknya," lanjut Van Persie.
"Sementar itu filosofi tim seperti Liverpool sudah benar, kini Manchester United perlu menciptakan kekuatan kolektif seperti itu," ungkapnya.
"Tantangan bagi Manchester United kini adalah melihat apakah Solskjaer dapat membangun filosofinya sendiri atau tidak," tantang Van Persie.
Seperti yang kita ketahui, ada salah satu keberhasilan Liverpool dalam beberapa musim terakhir.
Keberhasilan tersebut didasarkan karena keahlian mereka dalam berbisnis utamanya merekrut pemain-pemain tepat untuk menambah kualitas skuatnya.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)