Beda Dengan Liverpool, Manchester City Tidak Berlakukan Furlough Untuk Para Staff
Manchester City tidak berlakukan kebijakan furlough dan tetap akan menggaji staff dan karyawan secara penuh, Senin (6/4/2020)
Penulis: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Manchester City memiiki kebijakan yang berbeda dari Liverpool mengenai staff.
Apabila Liverpool merumahkan sementara para staffnya, Manchester City tetap menggaransi bahwa staff tetap bekerja di rumah dan akan mendapatkan gaji secara penuh.
Total, Manchester City memiliki 900 staff non-olahraga yang saat ini bekerja untuk klub.
Sejauh ini, ada lima klub yang merumahkan sementara staffnya (furlough), yakni Liverpool, Tottenham Hotspur, Norwich City, Newcastle United dan Bournemouth.
Manchester City menjadi tim pertama yang menerapkan kebijakan menggaji penuh para staffnya di tengah wabah corona.
Baca: Burnley Terancam Bangkrut di Bulan Agustus, Apabila Liga Inggris Dihentikan
Dikutip Tribunnews dari laman Skysports, The Citizens mengkonfirmasi tetap akan membayar penuh staff dan memperkerjakan semua staff dengan status WFH (work from home).
"Kami mengkonfirmasi,hasil pertemuan antara chairman dan petinggi klub bahwa Manchester City tidak akan memanfaatkan kebijakan Negara untuk menghadapi Corona,
"Kami tetap akan membayar penuh gaji staff, dan bertekad melindungi semua orang secara bisnis dan pekerjaan, juga berharap disaat yang sama, kami bisa mendukung komunitas sekitar di saat yang genting," ujar salah satu sumber Manchester City.
Sebelumnya, langkah kontroversial dilakukan Liverpool di tengah Liga Inggris yang terhenti.
The Reds memutuskan merumahkan secara sementara 200 staff di tengah wabah virus corona.
Baca: Real Madrid Juga Tertarik Mendapatkan Pemain Incaran Liverpool
Baca: Keyakinan Bek Arsenal Tentang Potensi Gabriel Martinelli Jadi Bintang Masa Depan
Kebijakan ini dikritik oleh sejumlah pihak, tidak terkecuali Jamie Carragher.
Keputusan merumahkan staff muncul ketika Premier League mengadakan pertemuan bersama dengan perwaklan dari pemain, dan Manajer, untuk kemungkinan pemotongan gaji pemain inti.
Hasilnya adalah 20 klub sepakat untuk melakukan pemotongan gaji sebesar 30 persen dari nilai kontrak, untuk menyelamatkan keuangan klub.
Ini tidak lepas dari pemerintah UK yang memutuskan untuk menanggung 80 persen gaji rakyatnya dalam 2 bulan, dengan catatan, gaji tersebut tidak lebih dari 2.500 paun per bulan.
Dikutip Tribunnews dari Sky Sports, kebijakan inilah yang dimanfaatkan Liverpool, pihak klub menyerahkan 80 persen gaji staff kepada pemerintah, sedangkan sisanya akan ditanggung pihak klub.
Hal ini mendapatkan kritik pedas dari eks dua punggawa Liverpool, yakni Jamie Carragher dan juga Dietmar Hamann.
Carragher mengkiritik keras dengan menyayangkan kebijakan pihak klub.
Mantan deputi kapten Steven Gerrard ini menyebut, langkah klub sangat menodai apa yang ditunjukkan Liverpool di Liga Inggris.
Baca: Burnley Berbicara Angka Kerugian Andaikan Liga Inggris Tidak Dilanjutkan
Baca: Dimitar Berbatov Anggap Liverpool Pantas Dinobatkan sebagai Jawara Liga Inggris Musim Ini
Sedangkan Hamann, menyebut langkah yang diambil sangat tidak bermoral dan keliru dalam penerapannya.
Dalam pernyataan resmi dari klub, pihak Liverpool menjamin staff tetap akan mendapatkan bayaran secara penuh, meskipun liga dihentikan.
Liverpool juga mengungkapkan para pemain tim utama mereka telah berdiskusi dengan pihak klub sejak awal ditundanya Liga untuk memastikan staf klub tetap mendapatkan haknya.
"Klub telah mengkonfirmasi bahwa staf tersebut akan dibayar 100 persen dari gaji mereka untuk memastikan tidak ada anggota staf yang dirugikan secara finansial.
"Bulan lalu klub juga mengonfirmasi bahwa mereka akan membayar staf matchday dan non-matchday, meskipun Liga dihentikan sementara."
"Bahkan sebelum keputusan tentang cuti staf, ada komitmen untuk semua orang bekerja mencari solusi yang mengamankan pekerjaan bagi karyawan klub selama ini yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Ada keterlibatan aktif yang sedang berlangsung tentang topik pemotongan gaji selama periode pertandingan tidak dimainkan sesuai jadwal. Diskusi ini rumit dan sebagai akibatnya proses ini sedang berlangsung." jelas pernyataan di laman resmi klub.
Pemain Liga Inggris kini sedang dalam sorotan karena masalah Virus Corona.
Mereka dituntut untuk mengurangi beban Negara, sekaligus membantu secara finansial sektor-sektor yang terdampak secara langsung.
Kritik paling pedas datang dari Menteri Kesehatan, Matt Hancock yang menyebut, bahwa gaji besar para pemain harusnya bisa berguna untuk membantu sektor ekonomi negara.
(Tribunnews.com/Gigih)