Kisah Inspiratif Legenda Juventus Chelsea, dan Sampdoria dalam Melawan Kanker
Kisah Gianluca Vialli dalam melawan penyakit kanker yang dia derita, ibaratkan sebuah perjalanan menemukan jati diri.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Legenda Chelsea, Juventus, dan Sampdoria, yakni Gianluca Vialli, memiliki kisah inspiratif ketika dia berjuang melawan penyakit kanker.
Vialli menggambarkan bahwa kanker bukanlah sebuah pertempuran, melainkan sebuah perjalanan untuk menjadi diri sendiri.
Dia mengisahkan ini saat melihat wabah yang tengah menyerang dunia, pandemi corona, dan bagaimana keterkaitan virus corona dengan penyakit yang dia derita.
Baca: Para Pemain Jebolan Liga Italia yang Bertarung di Liga 1: Ada Eks-Juventus, AC Milan, Hingga Inter
Baca: Perebutan Scudetto Musim Ini Dinilai Seru, Hernan Crespo Ingin Liga Italia Dilanjutkan
Gianluca Vialli mengalami kanker sudah hampir dua tahun, tidak dijelaskan dalam pemberitaan Football Italia kanker apa yang tengah dirasakan oleh mantan pelatih Watford ini.
"Saya baik-baik saja," kata Gianluca Vialli kepada surat kabar La Repubblica, dikutip dari Football Italia.
"Pada bulan Desember saya menyelesaikan 17 bulan kemoterapi, atu siklus delapan bulan dan sembilan siklus lainnya," lanjutnya.
"Itu sulit, bahkan untuk seseorang sekuat saya, baik secara fisik aupun mental."
"Tes tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit. Saya senang, bahkan jika saya mengatakan itu dengan tenang untuk berada di sisi yang aman."
"Mendapatkan kembali kesehatan saya berarti melihat diri saya sendiri di cermin, melihat rambut tumbuh, tidak harus menarik alis dengan pensil. Dalam hal itu, saya merasa sangat eruntung dibandingkan banyak orang lain."
"Saya berikir tentang mereka yang dibawa ke rumah sakit yang berjuang sendirian (pasien terjangkit virus corona), kerabat mereka tidak diizinkan untuk melihat agar tidak tertular."
"Pemakaman tidak akan digelar sebagaimana mestinya, itu mengerikan."
"Krisis ini akan meninggalkan luka besar di negara ini, bekas luka emosional, moral, dan ekonomi," kata Vialli.
Baca: Frank Lampard Coba Dekati Philippe Coutinho untuk Gabung di Chelsea Sebagai Pemain Pinjaman
Menurut Vialli, mereka yang terjangkit dan berjuang di garis depan (petugas kesehatan) covid-19 telah menempatkan diri mereka dalam resiko, karena merasakan semuanya.
"Anda melawan rasa takut akan mati dengan memikirkan keinginan anda, berkonsentrasi ada apa yang benar-benar anda sukai dan betapa kami ingin semua hal baik itu kembali."
"Dalam kasus saya, ini bukan pertempuran, tapi sebuah perjalanan, kesempatan untuk introspeksi diri."
"Dengan senang hati, saya akan melakukannya tanpa penyakit ini, tetapi itu terjadi dan saya berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin."
"Ini membantu Anda menjadi diri Anda sendiri," tuturnya.
Lebih lanjutnya, pria kelahiran 9 Juli 1964 ini berharap sepak bola dan olahraga bisa kambali bergulir, setelah wabah ini usai.
"Akan luar biasa ketika sepak bola dan olahraga kembali, karena emosi dan ingatan akan membantu kita untuk kembali menjalani kehidupan."
"Saya berharap ita mempertahankan kapasitas untuk solidaritas pada perawat kesehatan, orang-orang dermawan yang mmeiliki fisik dan mental yang uar biasa."
"Janganlah kita lupakan mereka ketika wabah ini telah berakhir," terang Vialli.
Lain dari itu, Viali juga berharap, manusia bisa lebih sadar betapa pentingnya kesehatan.
"Saya ingin di masa depan orang-orang untuk tidak lagi hanya mengatakan 'kesehatan Anda adalah ha yang paing penting', tetapi untuk bersungguh-sungguh."
"Ketika semua ini berakhir, Italia dapat bermain di Bergamo dengan para dokter dan perawat. Hari itu akan menjadi hari yang menyenangkan," tutupya.
Untuk diketahui, Gianluca Vialli adalah seorang penyerang untuk tim Cremonese, Sampdoria dan Juventus.
Di Eropa, dia bergabung ke Chelsea selama tiga musim sebelum akhirnya memutuskan pensiun.
Berbagai gelar berhasil dia raih bersama Juventus, Sampdoria, dan Chelsea.
Termasuk menjadi top skorer di Liga Italia pada musim 1990/1991 dan di ajang Coppa Italia musim 1988/1989, dari data Transfermarkt.
(Tribunnews.com/Sina)