TRIBUNNEWS.COM - Gelandang Juventus, Blaise Matuidi mengungkapkan dirinya menjadi seperti orang gila karena virus Corona.

Matuidi adlah salah satu pemain Juventus yang dinyatakan positif terjangkit Corona selain Daniele Rugani dan Paulo Dybala.

Namun kini dirinya sudah dinyatakan sembuh dari penyakit bernama COVID-19 ini.

Baca: Antonio Conte, Cerita di Balik Hengkangnya dari Juventus hingga Pribadi yang Profesional

Baca: Mantan Pemain Ajax Sebut Donny van de Beek Cocok Bermain di Juventus

Sebelumnya, selama masa penyembuhannya, Matuidi merasa berat dan membuatnya serasa menjadi gila.

"Jujur, itu berat bagi saya, ketika saya dinyatakan positif, saya bahkan tidak bisa pergi berbelanja, itu membuat saya menjadi gila," jealas Matuidi di saluran Youtube Bros Stories dilansir Football Italia.

Dirinya pun mengatakan langsung menjaga jarak agar orang-orang terdekatnya tidak tertular virus tersebut.

"Anda harus selalu mencoba memastikan orang-orang tidak terlalu dekat."

"Anda haris memiliki mental yang kuat, itu membutuhkan waktu karena ini adalah situasi yang baru untuk kita," jelas Matuidi.

Meskipun dinyatakan positif tanpa gejala, Matuidi mengakui sempat syok dan sangat panik.

Hal ini dikarenakan dirinya takut keluarga dan teman-temannya bisa tertular.

"Saya tidak menunjukkan gejala, tapi setelah saya mendengar beriita, saya langsung syok."

"Saya benar-benar dalam keadaan panik, saya takut dengan keadaan keluarga dan teman-teman saya," ungkap Matuidi.

Baca: Cristiano Ronaldo, Si Pemberi Rasa Nyaman di Juventus bagi Ramsey

Baca: Juventus Siapkan Cadangan Rekrut Arkadiuzs Milik Jika Gagal Datangkan Mauro Icardi

Matuidi pun menjelaskan dirinya harus meyakinkan keluarga dan teman-temannya agar tidak terlalu khawatir.

Selain itu dirinya ingin sesegera mungkin wabah pandemi ini berakhir.

"Itu sulit bagi mereka, tetapi saya dapat meyakinkan mereka."

"Ini bukan waktu yang baik, kami benar-benar ingin ini berakhir sesegera mungkin," jelas mantan pemain Paris Saint-Germain ini.

Pemain asal Prancis ini juga masih bertanya-tanya bagaimana nasib sepak bola ke depannya jika pandemi ini terus berlangsung.

"Saya bertanya pada diri sendiri apa yang akan terjadi pada sepakbola dan kehidupan sehari-hari," pungkasnya.

Liga Italia sendiri saat ini masih dihentikan akibat wakbah virus Corona ini.

Liga italia Terancam dihentikan

Liga Italia terancam dihentikan dan memiliki nasib yang sama seperti Liga Belanda dan Liga Prancis.

Dengan merebaknya wabah corona di Italia, Pemerintah Italia membuka peluang menghentikan Liga Italia.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadofara.

Dikutip Tribunnews dari laman La Gazetta, Spadofara menilai kelanjutan Liga Italia sejauh ini masih dalam tanda tanya dan bisa saja dihentikan.

Dengan aturan pemerintah yang membatasi kegiatan hingga 18 Mei 2020 dan masih bisa diperpanjang, terbuka kemungkinan Liga Italia akan dihentikan.

"Negosiasi masih berjalan antara komite terkait dan FIGC, membahas protokol untuk keamanan secara medis dengan hasil (pertemuan) yang kurang baik," ujar Spadofara.

"Bagaimanapun, saya melihat ketika latihan berlanjut, tidak berarti Liga Italia akan berjalan, saya melihat Serie A mungkin dihentikan,

"Pemain saat ini mungkin berlatih, tetapi jika saya presiden klub, saya akan berpikir untuk memulai musim depan secara aman," lanjut Spadofara.

"Prancis tidak melanjutkan liganya, dan mungkin saja, itu akan terjadi di Italia." tutup Spadofara.

Sebelumnya, Liga Prancis resmi mengambil kebijakan untuk tidak melanjutkan kompetisi musim ini akibat pandemi corona.

Liga Prancis atau lebih dikenal dengan nama Ligue 1 memilih untuk menghentikan kompetisi musim 2019/2020.

(Tribunnews/Haikal, Gigih)