Pesan Khusus Kurniawan Dwi Yulianto Kepada Pemain Garuda Select yang Lanjutkan Karier di Eropa
Melihat generasi muda yang akan mengepakan sayap di Eropa, Kurniawan meminta mereka untuk tetap total dalam mengembangkan kemampuan.
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Gigih
Diberitakan sebelumnya, mimpi Brylian Aldama untuk berkarier di Eropa harus tertunda terlebih dahulu setelah merebaknya virus corona atau Covid-19.
Gelandang andalan Garuda Select tersebut masih belum kejelasan mengenai tim yang akan diperkuatnya.
Harapan bermain di Eropa tersemat setelah pemain kelahiran 23 Februari 2002 itu bekerja sama dengan agensi pemain sepak bola profesional.
Baca: Brylian Aldama Siap Berkompetisi di Eropa Soalnya Sudah Dua Kali Ikuti Program Garuda Select
Baca: Tiga Alumni Garuda Select Promosi Perkuat Persib Bandung U-18
Agensi pemain Forza Sports Group mengontrak Brylian setelah permainan ciamiknya terus ditunjukan bersama Garuda Select asuhan dari Dennise Wise selama 2 tahun terakhir.
Namun karena pandemi corona yang semakin meluas di daratan Inggris membuat mimpi gelandang berpostur 1,71 meter itu harus terganjal.
Kini Brylian sedang menunggu informasi lebih lanjut mengenai perkembangan terbaru nasibnya dari agensi Forza Sport Group.
"Progres saya belum tahu, gara-gara ada Corona ini. Nggak tahu kedepan bagaimana, kan sepak bola juga berhenti semua.
Saya berdoa saja lah ke depannya lancar," kata Brylian Aldama dikutip Tribunnews dari Tribun Jakarta.
Pemain jebolan Timnas Indonesia U-16 itu berharap ingin melanjutkan karier di kompetisi Liga Italia dan Liga Inggris.
Namun, peraturan ketat di kompetisi sepak bola Inggris sedikit menghambat karier Brylian Aldama.
"Kalau inginnya ya Liga Italia. Liga Inggris tuh ingin, apalagi main di Chelsea, cuma kan tidak bisa sekarang, Inggris kan ada peraturan, ranking FIFA kayak gitu-gitu," tutupnya.
Sementara itu selama di Inggris, Brylian bersama Bagus dan David harus menjalani puasa selam 17 jam dan berbeda saat berada di Indonesia yakni rata-rata hanya 13 jam.
Hal ini dikarenakan Benua Eropa memiliki intensitas siang hari yang lebih panjang dari Indonesia atau daerah khatulistiwa lainnya.
(Tribunnews.com/Ipunk)