Jika Tidak Ada Paul Pogba, Miralem Pjanic Bisa Berseragam Juventus pada 2014
Miralem Pjanic membeberkan kisah masa lalunya karena sempat berseragam Juventus lebih awal pada 2014.
Penulis: Atreyu Haikal Rafsanjani
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Miralem Pjanic membeberkan kisah masa lalunya karena sempat berseragam Juventus lebih awal pada 2014.
Pjanic adalah salah satu gelandang yang konsisten tampil sebagai starter sejak didatangkan dari AS Roma pada 2016 lalu.
Namun ternyata, sebenarnya pemain asal Bosnia tersebut bisa berseragam Juventus lebih awal pada tahun 2014.
Hal ini disebabkan adanya kompetisi dalam posisi gelandang yang cukup kuat di Juventus.
Tim berjuluk Bianconeri ini pada tahun 2014 memang memiliki lini tengah yang cukup solid.
Stok yang tersedia kala itu adalah Andrea Pirlo, Paul Pogba hingga Arturo Vidal yang membuat Pjanic merasa bukan waktu yang tepat untuk pindah.
"Saya bisa pindah ke Juventus dua tahun sebelumnya,"
Baca: Juventus Salah Klub yang Terkena Dampak Covid-19 Makanya Gianluigi Buffon Ketakutan
Baca: Juventus dan PSG Rayu Manchester United agar Mau Jual Paul Pogba
“Saya pikir saya akan menjadi yang terbaik saat itu, namun saat itu masih ada Pirlo, Pogba, Vidal, serta pemain luar biasa lainnya," jelas Pjanic dilansir Football Italia.
Dengan situasi saat itu yang cukup ketat tersebut, membuat Pjanic akhirnya memilih untuk bertahan bersama AS Roma yang saat itu masih dilatih Rudi Garcia.
“Mereka bekerja dengan luar biasa, jika langsung pergi saat itu, akan rumit bagi saya."
"Lebih baik bagi saya untuk tinggal di Roma bersama Rudi Garcia," ungkap Pjanic.
Pjanic pun tetap memendam perasaan untuk bisa bermain di Juventus kala itu.
Meski mengakui AS Roma saat itu adalah tim yang bagus, Pjanic tidak menampik Juve adalah tim yang memiliki lingkungan yang hebat.
"Kami adalah tim yang bagus, kuat, tetapi tidak seperti Juventus. Mereka memiliki lingkungan yang hebat."
"Lalu aku berkata pada diriku sendiri bahwa saatnya telah tiba untuk memasuki dunia Juve," terangnya.
Setelah bergabung dengan Juventus, Pjanic langsung merasakan adanya DNA juara yang terikat dalam klub terseut.
"Ketika Anda memasuki ruang ganti dan melihat nama-nama legenda, Anda dapat mengatakan bahwa klub memiliki sejarah yang hebat,"
"Ada DNA kemenangan dalam segalanya. Klub ini mewakili kesempurnaan, ia menang karena ia bekerja lebih keras daripada yang lain," terangnya.
Di sisi lain, Pjanic mengatakan timnya itu kini hanya butuh sedikit keberuntungan untuk bisa kembali berjaya di Eropa.
Juventus sudah lama tidak merasakan gelar juara Liga Champions sejak gelaran 1995/1996 lalu.
"Tujuan Juventus adalah untuk memenangkannya. Kita juga perlu sedikit keberuntungan."
"Kami adalah satu dari lima atau enam tim yang ingin membawanya pulang," ungkapnya.
Sejak didatangkan 2016 lalu, Pjanic menjadi salah satu pilar tak tergantikan di lini tengah Juventus.
Baca: Kabar Keliru Soal Paulo Dybala Bikin Cristiano Ronaldo Batal Balik ke Juventus
Baca: Juventus Bakal Korbankan Miralem Pjanic Demi Dapatkan Arthur
Terlebih saat itu Juventus juga kehilangan Andrea Pirlo dan Paul Pogba yang sudah keluar.
Total Pjanic sudah bermain sebanyak 167 laga dengan 22 gol serta 36 assist.
Musim ini sendiri, Pjanic masih menjadi salah satu andalan Juventus di lini tengah.
Namun kabar yang beredar akhir-akhir ini, Pjanic yang sudah memasuki umur 30 tahun itu bakal dijadikan tumbal pelatih Juventus, Maurizio Sarri untuk mendapatkan gelandang andalan Barcelona, Arthur Melo.
Dilaporkan media Spanyol, Mundo Deportivo, bahkan Barcelona dan Juve sudah mendekati kata sepakat untuk proses transfer Arthur.
Baca: Juventus Salah Klub yang Terkena Dampak Covid-19 Makanya Gianluigi Buffon Ketakutan
Baca: Juventus Siapkan Cadangan Rekrut Arkadiuzs Milik Jika Gagal Datangkan Mauro Icardi
Pelatih Juventus, Maurizio Sarri dikabarkan sangat ingin Arthur berada di skuadnya musim depan.
Demi mempermulus proses transfer tersebut, Juventus bakal mengorbankan gelandang andalannya, Miralem Pjanic sebagai alat tukar.
Namun bukan hanya Pjanic, Barcelona nyatanya bisa memilih antara Pjanic, Rodrigo Bentacur atau Federico Berbardeschi.
(Tribunnews/Haikal)