Dream Chasers Inter eps 2 - Manajer Tim: Bersikap Dewasa atau Tertinggal, Komitmen dan Konsisten
Tugas manajer tim Inter Primavera, Davide Cattaneo, ada untuk pemain saat di dalam maupun luar lapangan untuk memotivasi pemain.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Skuat muda, Inter Primavera bakal melanjutkan perjalanan pascakalah 2-1 atas AC Milan dalam lanjutan Liga Primavera musim 2017/2018.
Pemain mandapatkan tekanan besar karena akan menjalani pekan sulit setelah itu, baik dalam lanjutan Liga Primavera melawan Chievo dan dalam ajang UEFA Young League menghadapi Spartak Moscow.
Oleh sebab itu, mengapa para pemain mendapatkan terpaan yang berat saat menjalani sesi latihan di kamp pelatihan.
Karena menurut manajer tim Inter Primavera, Davide Cattaneo, mereka yang terbaik di tim junior, tak berarti mendapatkan perlakuan khusus di tim selanjunya.
Baca: Dream Chasers Inter eps 2 - Jalan Terjal Penggawa Nerazzurri, Tak Selalu yang Terbaik Berhasil
"Mereka harus bersikap dewasa atau tertinggal."
"Setelah berada di tim junior, laalu di tim profesional, saya bisa mengajarkan sesuatu kepada mereka."
"Meski mereka yang ini terbaik di tim junior, tak berarti mereka dianggap demikian di tim mereka selanjutnya," kata mantan pemain jebolan akademi Inter ini dalam tayangan Dream Chasers Inter episode 2.
Terlepas dari itu, skuat Nerazzurri seharusnya bersyukur, bisa bergabung dengan salah satu akademi klub terbaik di Eropa.
Karena Inter merupakan klub yang menyediakan segala fasilitas untuk para penggawanya.
Cattaneo menggambarkan, bagaimana jika mereka berada di Seri C, dengan tim yang kekurangaan finansial.
Bisa saja mereka gagal dan tidak siap untuk menghadapi tantangan di level yang lebih tinggi.
"Jika mereka tidak ikut arahan orang dewasa, percaya diri mereka bisa hilang."
"Karena mereka belum pernah berjuang di dunia sepak bola orang dewasa," kata Cattaneo.
Baca: Dream Chasers Inter eps 2 - Pekan Sulit Skuat Stefano Vecchi Pasca Kekalahan dari AC Milan
Davide Catteneo percaya, Stefaano Vecchi bisa membawa skuat Nerazzurri muda terbang tinggi dan bersaing dengan pemain top dunia, karena dia memperlakukan pemain seperti pemain dewasa.
Mantan akademi Inter tahun 1986-1990 itu memberikan penekanan yang tegas, agar para pemain paham tidak semua bisa dilalui dengan mudah.
"Saya percaya, Stevano Vacchi adalah guru yang penting bagi para pemain (Inter Primavera)," lanjut Cattaneo.
"Komiten yang dia minta, dan konsisten yaang dia tuntut."
"Berkat dia, saya percaya mereka akan menjadi pemain profesional."
Baca: Dream Chasers Inter eps 1 - Balas Dendam Milan dalam Derby Della Madonnina di Liga Primavera
Selain itu, Cattaneo mengungkapkan betapa sedihnyaa mereka yyang terpinggirkan karena jaraag mendapatkan menit bermain dan menghiasi bangku cadangaan.
Dengan permasalahan ini, manajer berperan penting, taak hanya saat di lapangan, melainkan di luar lapangan untuk memotivasi dan memac semangat peain agar terus bersaing.
"Kami melihat mereka jadi lebih murung dan pendiam. Tugas terpenting saya adalah menasihati mereka."
"Mereka harus tetap bekerja keras, rendah hati, dan tetap sibuk (berlatih)."
"Itu penting agar momen mereka kembali. Mereka akan memiliki pengalaman dari kesalahan dan kepuasan."
"Yang terpenting saya harus membimbing mereka, seperti yang diajarkan Vecchi."
"Kerja keras, perjuangan, kelelahan, dan mampu mengatasi situasi sulit," tegas Cattaneo.
Baca: Dream Chasers Inter - Perjalanan Karir Sepakbola Penggawa Nerazzurri di Liga Primavera
Lanjutan keseruan Dream Chasers Inter bisa disaksikan dalam episode 3 bisa dinikmati secara ekslusif di Mola TV, bisa menggunakan aplikasi ataupun website.
Caranya, dengan berlangganan paket Corona Care Mola TV mulai dari Rp 0 hingga Rp 5 juta.
Program ini mengajak masyarakat peduli melalui Corona Care Mola TV, sebuah program yang bertujuan membantu pemerintah memerangi wabah virus corona atau covid-19 di Indonesia.
Sumbangan tersebut nantinya akan digandakan Mola TV dan disalurkan secara utuh melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB dan Palang Merah Indonesia (PMI).
(Tribunnews.com/Sina)