Dream Chasers Inter eps 2 - Jalan Terjal Penggawa Nerazzurri, Tak Selalu yang Terbaik Berhasil
Marco Familiari berikan contoh tidak semua yang terbaik berhasil, ada alat pemantau pada tubuh pemain dalam sesi latihan, saksikan kisahnya di sini.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Inter Primavera, Stefano Vecchi mengungkapkan anak asuhnya begitu kecewa dari hasil melawan AC Milan dalam lanjutan Liga Primavera (U-19) musim 2017/2018.
Namun di sisi lain, amarah tersebut membuat mereka ingin balas dendam dan kembali tampil di laga Derby Della Madoninna berikutnya.
"Pemain sangat kecewa dari hasil kekalahan melawan AC Milan yang membuat mereka ingin kembali tampil dalam derby (Della Madoninna)," ucap Vecchi.
Dalam episode 2 Dream Chasers Inter, anak asuh Stefano Vacchi akan mendapat tekanan dari pelatih fisik Marco Familiari serta ada alat GPS yang dipasang pada tubuh pemain utuk memantau kinerja Nerazzurri muda.
Keseruan perjuangan skuat Inter Primavera dalam serial Dream Chasers Inter bisa disaksikan melalui aplikai maupun website Mola TV.
Baca: Dream Chasers Inter - Perjalanan Karir Sepakbola Penggawa Nerazzurri di Liga Primavera
Dalam episode 2 Dream Chasers Inter, skuat Nerazzurri muda akan menghadapi jalan terjal yang penuh rintangan. Mengingat ada pekan krusial melawan Chievo dalam lanjutan Liga Primavera dan Spartak Moscow dalam lanjutan UEFA Young League.
Pelatih atletik, Marco Familiari yang bertugas melatih fisik dan motorik pemain akan banyak bicara, bagaimana tekanan dan kerja keras yang harus diemban Xian Emmers, dkk selama menjalani latihan di kamp pelatihan.
Tak hanya itu, Marco Familiari juga menyampaikan bagaimana pendekatan tim pelatih kepada pemain guna mengatasi permasalahan di lapangaan.
Karena menurut Marco, pemain yang berada di usia 18 dan 19 tahun berpeluang untuk menyembunyikaan kerapuhan.
"Kami coba membuat mereka paham bahwa harapan mereka tinggi."
"Mereka (skuat Inter Primavera) harus bisa menaklukkan dunia di luar Inter."
"Dan kami para staf membantu mereka memahami situasi, tetapi tidak selalu berhasil," ucap pelatih yang mengawali karir sebagai pelatih tim sepak bola wanita di Serie A ini, dalam tayangan Dream Chasers Inter episode 2.
Bukan perkara mudah, Marco menggambarkan bagaimana beratnya persaingan di tim utama dan level profesional.
Baca: Dream Chasers Inter eps 1 - Balas Dendam Milan dalam Derby Della Madonnina di Liga Primavera
Marco Familiari telah membuaka sasana (tempat gym) selama kurang lebih 20 tahun, dimana saat ini ada salah seorang akademi Primavera yaang gagal bersaing di level profesional, adalah Jacopo.
Jacopo telah bermain untuk Inter sejak umur 8 tahun hingga masuk tim Primavera hingga musim terakhirnya 2010/2011.
Lalu dia dipinjamkan ke tim lain, dan sempat berkancah selama tiga tahun di Lega Pro.
Perjalanan karir sepakbola Jacopo hijrah ke negara asal Cristiano Ronaldo, Portugal yang terbagung dengan tim yang bermain di Seri B.
Namun sayang, ekpektasi yang dia bayangkan tidak menjadi kenyataan, Jacopo sukses di Inter dan Primavera, tetapi gagal bersaing di level profesional.
"Di dunia profesioanal persaingan lebih berat, mereka (yang berkeluarga) rela memberikan segalanya di atas lapangan," menurut Marco.
"Kerja keras dengan semangat yang tinggi akan menghasilkan yang terbaik."
Baca: Dream Chasers Inter eps 2 - Pekan Sulit Skuat Stefano Vecchi Pasca Kekalahan dari AC Milan
Alat Pantau dalam Sesi Latihan Skuat Inter Primavera
Perkembangan setiap pemain Inter Primavera tak luput dari pengawasan tim pelatih. Demi menunjang hal itu dan kebaikan pemain, setiap pemain dikenakan alat GPS yang terpasang di tubuh mereka saat menjalani sesi latihan.
Pemasangan GPS dugunakan sebagai alat yang mencatat jarak yang ditempuh dan kecepatan pemain.
Selain itu, juga digunakan sebagai tolak ukur, apakah pemain menjalani sessi latihan dengan serius atau tidak.
Hal ini selaras dengan filosofi permainan Stefano Vecch yang mengutamakan fisik pemain. Pemain dituntut bergerak lebih banyak dan aktif, terlebih dalam hal serangan.
Lanjutan keseruan Dream Chasers Inter bisa disaksikan dalam episode 3 bisa dinikmati secara ekslusif di Mola TV, bisa menggunakan aplikasi ataupun website.
Caranya, dengan berlangganan paket Corona Care Mola TV mulai dari Rp 0 hingga Rp 5 juta.
Program ini mengajak masyarakat peduli melalui Corona Care Mola TV, sebuah program yang bertujuan membantu pemerintah memerangi wabah virus corona atau covid-19 di Indonesia.
Sumbangan tersebut nantinya akan digandakan Mola TV dan disalurkan secara utuh melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB dan Palang Merah Indonesia (PMI).
(Tribunnews.com/Sina)