ON THIS DAY Comebak Indah Liverpool atas Barcelona, The Reds Melaju ke Final Liga Champions
Liverpool berhasil menciptakan malam yang indah di Anfield setelah mampu comeback atas Barcelona.
Penulis: Atreyu Haikal Rafsanjani
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Liverpool berhasil menciptakan malam yang indah di Anfield setelah mampu comeback atas Barcelona.
Barcelona yang pada 2018 lalu mendapatkan pil pahit usai disingkirkan AS Roma dengan dramatis di perempat final Liga Champions harus kembali merasakannya.
Kali ini terjadi pada 7 Mei 2019 lalu saat mereka datang ke Anfiled dengan modal kemenangan besar 3-0 di leg pertama.
Baca: Kisah Andriy Shevchenko, Singgung Soal AC Milan, Chelsea dan Final Liga Champions
Baca: Strategi Brilian Jurgen Klopp Dibalik Comeback Fantastis Liverpool atas Barcelona
Satu gol Luis Suarez dan brace Lionel Messi dianggap layaknya satu kaki El Barca berada di Final.
Namun semua rasa percaya diri itu sirna ketika bermain pada Leg kedua di Anfield, kandang Liverpool.
Meski dalam keadaan tertinggal agregat tiga gol, para suporter Liverpool masih memberikan dukungan penuh kepada klub kebanggaannya tersebut seakan mereka yakin mampu membalikkan keadaan.
Bermain dengan semangat juang tinggi, The Reds bermain sangat agresif menekan pertahanan Barcelona yang dijaga Gerrad Pique dan Clement Lenglet.
Keagresifan mereka membuahkan hasil pada menit ketujuh setelah pergerakan Divock Origi tidak terlihat oleh lini belakang Barcelona.
Memanfaatkan bola mentah dari tendangan Jordan Henderson yang ditepis Marc Andre Ter Stegen, Origi dengan bebas mampu menyarangkan bola ke gawang El Barca.
Baca: Eks CEO Liverpool, Kritik Sistem Parachute Payments di Liga Inggris
Baca: Liga Inggris Didesak Berikan Gelar Kepada Liverpool Usai PSG Dinobatkan sebagai Juara Liga Prancis
1-0 Liverpool memimpin dan mereka memperkecil agregat menjadi 1-3.
Setelah itu Barcelona mencoba untuk berbalik menekan pertahanan Liverpool, namun Virgil van Dijk masih terlalu kokoh untuk Lionel Messi dkk.
Liverpool yang beberapa kali sempat tertekan nyatanya mampu keluar dari posisi sulit setelah mampu kembali mencetak gol di menit 54 lewat sontekan Giorginio Wijnaldum yang memanfaaatkan umpan Trent Alexander-Arnold, agregat berubah menjadi 2-3.
Barcelona yang semakin tertekan bermain semakin sulit untuk fokus dan petaka kembali mendatangi mereka.
Dua menit berselang, Wijnaldum kembali menjadi mimpi buruk Barca usai mencetak gol keduanya.
Umpan silang Xerdan Shaqiri mampu dimanfaatkan dengan mudah melalui sundulan yang tidak bisa diantisipasi lini belakang Barcelona membuat agregat menjadi imbang 3-3.
Para pendukung Liverpool yang tadinya harap-harap cemas, setelah gol ketiga klubnya berubah menjadi bersemangat dan semakin bergemuruh.
Momen kebahagiaan itupun pecah ketika akhirnya di menit 79 Liverpool mampu membalikkan keadaan.
Kecerdasaan Trent Alexander-Arnold dalam mengambil sepak Pojok cepat mampu diselesaikan dengan sempurna oleh Origi yang membuat Liverpool berbalik unggul secara agregat menjadi 4-3.
Kebahagiaan Liverpool pecah setelah mampu menjawab segala keraguan yang tersemat pada mereka.
Hingga peluit tanda pertandingan usai, Liverpool mampu menjaga keunggulan mereka dan melaju ke Final Liga Champions melawan Tottenham Hotspur.
Baca: Liverpool Musim Depan Bakal Tambah Amunisi Baru di Lini Serangnya kata Juergen Klopp
Baca: Cuitan Kylian Mbappe di Tengah Ketertarikan Real Madrid dan Liverpool
Pasca pertandingan tersebut, Jurgen Klopp selaku pelatih Liverpool tidak percaya dengan hasil yang didapatkan anak asunya tersebut.
Klopp pun menjelaskan mental anak asuhnya layaknya raksasa.
"Saya katakan sebelum pertandingan pada mereka, pertandingan ini adalah misi mustahil."
"Saya kehabisan kata-kata, ini sangat tidak bisa dipercaya, para pemain memiliki mental layaknya raksasa," ungkap Klopp kepada BT Sport.
Kemenangan dramatis ini akhirnya berlanjut di Final karena Liverpool berhasil mengangkat piala Liga Champions usai mengalahkan Tottenham 2-0 di laga puncak.
Gelar ini menjadi yang keenam bagi Liverpool serta menabsihkan diri sebagai tim Liga Inggris yang paling banyak menjuarai Liga Champions.
(Tribunnews/Haikal)