Louis Van Gaal Ungkap Biang Kerok Pemecatannya dari Manchester United
Louis Van Gaal secara terbuka mengakui ada satu sosok penting yang dianggapnya sebagai biang kerok dibalik pemecatan dirinya dari Manchester United.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
"Kejam, hingga akhirnya, saya melihat sesuatu datang tapi tidak sekejam ini."
"Dan dengan caranya mengatakan itu juga, seperti banyak hal yang masuk ke dalam pikiranmu ketika kamu mendapatkan pesan seperti itu," jelas Van Persie.
Dirinya pun mengakui sebenarnya masih betah di Inggris dan masih mencintai Manchester United.
Terlebih kontraknya saat itu masih menyisakan satu tahun, bahkan keluarganya sudah senang berada di Inggris.
Baca: Jadi Incaran Manchester United, James Maddison Betah di Leicester City
Baca: Profil Roy Keane, Sosok Monster Lini Tengah Tim hingga Pemimpin Sejati Manchester United
"Saya masih memiliki kontrak, keluarga saya sangat senang, dan itu adalah 11 tahun saya di Inggris, kami sangat mencintai tinggal di Inggris, apa lagi?" terang Van Persie.
Dia pun juga memikirkan anak-anaknya yang sudah merasa betah di Inggris.
"Anak-anak saya akan pergi ke sekolah, mereka memiliki teman dan semuanya, jadi ketika itu masuk ke dalam pikiranmu, bagaimana anda bereaksi?"
"Saya mengatakan, "mari kita lihati, itu adalah opini anda (Van Gaal) tapi saya memiliki kontrak dan saya senang di Inggris dan Manchester United, jadi mari kita lihat',"
"Dan saya berdiri, menjabat tangannya dan meninggalkannya," ungkap mantan kapten Arsenal itu.
Namun nyatanya kekejaman yang dirasakan Van Persie terus berlanjut.
Dirinya dikucilkan ketika berlatih dengan pemain lain yang membuat akhirnya dia sadar waktunya sudah habis.
"Kekejamannya, kesulitanny dan secara langsung, kemudian banyak hal muncul di benak saya dan kami memulai pra-musim."
"Saya tidak diizinkan bermain di 11 lawan 11 dan saya diberi bola dan disuruh melakukan tugas sendiri," ungkap Van Persie.
Baca: Diincar Real Madrid dan Manchester United, Agen Bintang Ajax Amsterdam Tetap Kalem
Van Persie mencoba untuk tetap tenang namun nyatanya itu tidak bisa membuatnya berhenti berpikir mengenai keluarga dan kariernya.