Sang Ibu Jago Masak, Bek PSS Sleman Asyraq Gufron Ingin Rambah Bisnis Kuliner
Bek PSS Sleman mendapat pelajaran berharga di tengah andemi corona yang menyebabkan Liga 1 terhenti, ingin rambah dunia bisnis kuliner.
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi virus corona mengubah wajah dunia dan mempengaruhi seluruh sendi kehidupan, tak tercuali sepak bola yang turut terimbas.
Bagaimana tidak? Kompetisi disetop, latihan tim di lapangan ditiadakan.
Pemain hanya menjalani program latihan mandiri dari pelatih di rumah masing-masing.
Belum lagi kebijakan pembayaran gaji pun berubah.
Baca: Bantu Angkat Semen dan Pasir, Jandia Eka Putra Nyambi jadi Tukang saat Libur Liga 1
Baca: Suka Duka Jandia Eka Putra dengan PSIS Semarang: Bagaimanapun Harus Dinikmati
Pemain hanya dapat maksimal 25 persen saja selama masa darurat wabah.
Meski demikian, palang pintu PSS Sleman Asyraq Gufron Ramadhan tak lantas hanya meratapi keadaan.
Gufron memilih mengambil kesempatan yang ada, bukan untuk berkeluh kesah.
Selain rutin melakoni program latihan mandiri, Gufron mulai memikirkan investasi untuk masa depan, satu diantaranya yakni bisnis kuliner rumah makan di kota kelahirannya di Surabaya.
Baca: Bhayangkara FC Tolak Liga 1 2020 Berlanjut, Saddil Ramdani Sebaliknya
Eks bek Persis Solo ini mengungkapkan, ide tersebut tercetus lantaran sang ibunda jago memasak.
"Ibu saya jago masak dan enak sekali olahan masakannya. Sudah diakui banyak orang, jadi tidak ada salahnya akan saya maksimalkan membuka warung makan di rumah," kata Gufron.
Meski begitu, Gufron mengatakan rencana tersebut kemungkinan baru dapat terealisasi melalui penjualan online mengingat situasi saat ini di tengah pandemi.
Baca: Kompetisi Liga 1 Belum Jelas, Bek Persija Marco Motta Pamit Mudik ke Italia
Baca: Tim Ini Jadi yang Terhebat di Laga Kandang Saat Era Liga 1: Persib dan Persija Lewat
"Setidaknya sudah mulai memikirkan ke depan. Artinya saya tidak akan tahu apakah selamanya bakal bekerja di lingkungan sepak bola," imbuhnya.
Di sisi lain, nasib kompetisi sepak bola tanah air pun masih tanda tanya.
Sebelumnya PSSI telah rapat virtual dengan Asosiasi Pelatih Sepakbola Seluruh Indonesia (APSSI), Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), para klub Liga 1 dan Liga 2 2020, serta PT LIB juga sudah diajak rapat.
Hasilnya, sebanyak 11 klub dari 18 tim Liga 1 2020 ingin kompetisi tidak kembali dilanjutkan.
Sementara dari Liga 2 2020, ada 20 tim dari 24 klub yang ingin kompetisi kasta kedua Indonesia itu diputuskan selesai.
Nantinya, federasi sepak bola Indonesia itu akan memutuskannya setelah melakukan rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang belum tahu kapan dilakukan.
Mengenai nasib kompetisi, Gufron memiliki harapan tersendiri.
"Kompetisi jangan sampai dibubarkan, mundur lagi boleh. Tapi harapan saya ya jangan diundur terlalu lama.
Turnamen pengganti kompetisi, tidak masalah, kalau itu penggantinya, ya Alhamdulillah, bagus untuk kami seperti pemain," pungkasnya. (Tribunjogja/Hanif Suryo)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja dengan judul Belajar dari Pandemi Virus Corona, Bek PSS Sleman Rambah Bisnis Kuliner untuk Investasi Masa Depan