Pil Pahit yang Harus Ditelan Philippe Coutinho Karena Tak Ikuti Saran Juergen Klopp
Kini, Coutinho kembali melihat bahwa klub yang dikhianatinya dulu berhasil berjaya di Eropa dan Inggris.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Ada konsekuensi yang terasa pahit bagi Philippe Coutinho lantaran tak menuruti nasihat dari mantan pelatihnya di Liverpool, Juergen Klopp.
Philippe Coutinho dinilai tampak bak pecundang saat Liverpool juara Liga Inggris.
Philippe Coutinho pernah menjadi bintang dan pujaan publik Anfield saat masih berseragam Liverpool.
Kemampuannya dalam mengawal lini tengah sekaligus penyerangan Liverpool menjadi momok bagi tim lawan.
Bahkan, Coutinho berhasil menjadi pemain kunci saat membantu The Reds lolos ke final Liga Europa 2016 dan Piala Liga Inggris 2017.
Namun, pemain asal Brasil itu memang masih belum bisa membantu Liverpool bersaing untuk meraih gelar juara Liga Inggris.
Baca: Viral Joget Ala Pelatih Liverpool Juergen Klopp: Tumpahkan Semua Kegembiraan di Lantai Dansa
Baca: Tiga Mastermind di Balik Taktik Jenius Juergen Klopp
Baca: Sebelum Bawa Liverpool Juara, Juergen Klopp Sebenarnya Nyaris Latih Man United Tapi Dilarang Istri
Keinginan untuk meraih gelar juara pun semakin kuat dalam diri Coutinho.
Hingga akhirnya, Coutinho memutuskan untuk berpaling ke Barcelona pada pertengahan musim 2017-2018.
Pemain 28 tahun itu sempat ditahan Juergen Klopp untuk tetap bertahan di Anfield.
Bahkan, Klopp sampai membujuk Coutinho bahwa dirinya akan dibuatkan patung jika mau terus bermain untuk Liverpool.
Akan tetapi, tekad Coutinho sudah bulat untuk bergabung dengan Barcelona.
"Semua orang tahu bahwa saya ingin datang ke Barcelona," kata Coutinho seperti dilansir BolaSport.com dari Daily Mirror.
"Itu tidak mungkin terjadi di musim panas, tapi kami bekerja sehingga itu bisa dilakukan di musim dingin."
"Saya benar-benar ingin memenangkan gelar besar, itu adalah salah satu alasan yang membuat saya menandatangani untuk klub (Barcelona). Saya ingin memenangkan sebanyak yang saya bisa," ujar Coutinho melanjutkan.
Mantan pemain Inter Milan itu juga mengaku ingin untuk memenangkan Ballon d'Or.
Baca: 9 Tahun Perkuat Liverpool, Jordan Henderson Singgung Sosok Steven Gerrard
Namun, motivasi Coutinho bergabung dengan Barcelona saat itu adalah untuk memenangkan gelar.
"Adalah sesuatu yang semua pemain ingin menangkan jika mereka bisa, tapi saya lebih memikirkan untuk memenangkan trofi, itulah yang memotivasi saya," tutur Coutinho.
"Hal-hal lain adalah konsekuensi dari itu, jika Anda memiliki musim yang baik dan memenangkan piala."
"Tapi, apa yang memotivasi saya sekarang adalah menang bersama Barca," ucap Coutinho menambahkan.
Alih-alih meraih banyak gelar, Coutinho justru terlihat seperti pecundang usai pindah dari Liverpool.
Baca Juga: Kalah Bersaing, Gary Neville Minta Manchester United Belajar soal Transfer Pemain ke Liverpool
Akan tetapi, Coutinho harus dua kali menelan pil pahit saat Barcelona harus dua kali tersingkir dari Liga Champions.
Sementara itu, Liverpool berhasil dua kali lolos ke babak final Liga Champions.
Bahkan, momen pahit tersebut datang ketika Coutinho kembali ke Anfield untuk berhadapan dengan Liverpool dalam babak semifinal Liga Champions 2019.
Blaugrana harus rela dibantai empat gol tanpa balas, meskipun sebelumnya sudah unggul 3-0 di Camp Nou.
The Reds pun berhasil keluar sebagai juara Liga Champions 2019 usai menundukkan Tottenham Hotspur di babak final.
Kini, Coutinho kembali melihat bahwa klub yang dikhianatinya dulu berhasil berjaya di Eropa dan Inggris.
Sementara itu, masa depan Coutinho kini semakin tak jelas setelah Barcelona dan Bayern Muenchen tak mau menampungnya.