Peran Mikel Arteta saat Arsenal Kalahkan Liverpool, Berikan Kepercayaan Penuh Kepada Pemain
Ulasan dan pelajaran yang bisa dipetik dari kemenangan Arsenal atas Liverpool di ajang Community Shield, bagaimana peran besar Mikel Arteta.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
![Peran Mikel Arteta saat Arsenal Kalahkan Liverpool, Berikan Kepercayaan Penuh Kepada Pemain](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pierre-emerick-aubameyang-bersama-mikel-arteta-saat-mengangkat-trofi-piala-fa-ke-14-arsenal.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Tim asuhan Mikel Arteta, Arsenal sukses mengalahkan Liverpool di Community Shield melalui babak adu penalti di Wembley Stadium, Minggu (29/8/2020) dinihari WIB.
Pada waktu normal, kedua tim bermain imbang 1-1. Arsenal mencetak gol melalui Aubameyang, sementara gol balasan Liverpool dicetak Takumi Minamino.
Trofi Community Shield adalah gelar kedua Mikel Arteta sejak menggantikan Unai Emery sebagai pelatih Arsenal.
Sebelumnya, Arteta mengantarkan Arsenal merengkuh gelar Piala FA, sekaligus memastikan satu tempat di Liga Eropa musim 2020-2021.
Lalu, sejauh mana peran Mikel Arteta untuk Arsenal hingga bisa mengembalikan kepercayaan diri tim seperti saat ini ?
Baca: Tim Promosi Liga Inggris Ini Paling Aktif Belanja Pemain, Chelsea, Arsenal dan MU Lewat
Arsenal masih berada di bawah bayang-bayang Arsene Wenger saat dikomandoi Unai Emery.
Unai Emery memiliki pekerjaan sulit karena harus keluar dari hal di atas, serta warisan pemain yang ditinggalkan Wenger.
Dalam pembahasan Sportskeeda, karakter Unai Emery dengan Arsene Wenger sangat berbeda.
Apalagi tugas yang diemban Emery saat itu ditunjang dengan pola komunikasi yang buruk oleh mantan pelatih Sevilla btersebut.
Emery menjadi bahan lelucon dan perbincangan banyak khalayak. Dia juga kesulitan memainkan Mesut Ozil yang menjadi pilar penting di bawah besutan Arsene Wenger.
Namun, sama halnya dengan Emery, Mikel Arteta saat ini juga tidak bergantung dengan mantan pemain Real Madrid tersebut.
Kesulitan Unai Emery hampir serupa saat David Moyes menjadi juru taktik Manchester United yang baru saja ditinggal Sir Alex Ferguson.
Catatan terbaik Unai Emery saat membesut Arsenal dengan tak terkalahkan dalam 22 laga di semua kompetisi sebelum akhirnya kandas di tangan Southampton yang saat itu memiliki nahkoda baru, Ralph Hasenhuttl.
![Para pemain Arsenal bereaksi ketika striker Arsenal asal Gabon Pierre-Emerick Aubameyang mencetak gol penalti kemenangan selama adu penalti dalam pertandingan sepak bola Community Shield FA Inggris antara Arsenal dan Liverpool di Stadion Wembley di London utara pada 29 Agustus 2020.
JUSTIN TALLIS / POOL / AFP](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pemain-arsenal-bereaksi-ketika-striker-arsenal-asal-gabon-pierre-emerick-aubameyang.jpg)
Pengakuan Pep Guardiola tentang Mikel Arteta
Mikel Arteta meninggalkan posisi asisten pelatih Pep Guardiola saat mendapat panggilan dari Arsenal.
Tiga tahun lamanya, Mikel Arteta bekerja sama dengan Pep Guardiola membawa kesuksesan Manchester City.
Berada di bawah Pep Guardiola, Mikel Arteta mengantongi pengalaman yang berharga, tak hanya itu kecerdasan taktis dan kecerdasan sepakbolanya berdasarkan dirinya sendiri.
Dia masih memiliki karateristik permainannya sendiri.
Saat pertama kali Pep Guardiola mengetahui Arteta bakal ke Arsenal, mantan juru taktik Barcelona itu sangat senang.
Baca: Tanggapan Virgil van Dijk Ketika Liverpool Tumbang di Tangan Arsenal
"Saya sangat senang melihatnya, salah satu orang terbaik yang pernah saya temui. Itu adalah kegembiraan bagi saya dan bagi kita semua untuk bekerja dengannya.
"Dia benar-benar mengetahui segalanya tentang kita, dia adalah bagian yang sangat penting dari kesuksesan kita, dia membantu kita menjadi ddiri kita sendiri dan siaa kita," ungkap Pep Guardiola tentang Mikel Arteta.
Singkatnya, Pep Guadiola menyoroti kepribadian Arteta yang menyenangkan, tetapi dia juga menjelaskan pemahaman tentang permainan Arteta.
Ia mengakui, peran eks pemain Everton tersebut sangat berpengaruh pada kesuksesan Manchester City dalam tiga tahun terakhir.
![Striker Arsenal asal Gabon Pierre-Emerick Aubameyang mengangkat trofi setelah memenangkan pertandingan sepak bola Community Shield FA Inggris antara Arsenal dan Liverpool di Stadion Wembley di London utara pada 29 Agustus 2020. Arsenal memenangkan pertandingan 5-4 dalam adu penalti setelah bermain imbang 1- 1 dalam waktu normal.
ANDREW COULDRIDGE / POOL / AFP](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/striker-arsenal-asal-gabon-pierre-emerick-aubameyang-mengangkat-trofi-community-shield.jpg)
Arsenal era Mikel Arteta
Masa magang dengan Manchester City sudah berakhir.
Saatnya Mikel Arteta memimpin timnya sendiri menuju kesuksesan.
Mikel Arteta dipercaya membesut mantan tim yang pernah dia bela selama lima tahun, Arsenal.
Tanggung jawab besar, hasil buruk di bawah Unai Emery serta bayang-bayang Arsene Wenger harus segera dihilangkan.
Ini adalah waktunya Mikel Arteta beraksi dalam panggung terelit Benua Biru, Premier League.
Kini, sejak Arsenal ditangani Mikel Arteta perubahan demi perubahan mulai terasa.
Baca: Arsenal Juara Community Shield, Trofi ke-2 Mikel Arteta dalam 8 Bulan
Baca: Melihat Potensi Arsenal di Liga Inggris 2020-2021 Usai Kalahkan Liverpool Final Community Shield
Statistik mencatat, dalam 15 laga bersama Arteta, Arsenal hanya kebobolan 12 gol, atau 0,8 gol per laga, selaion itu, jumlah tembakan lawan ke gawang Arsenal berkisar diantara 12, 5.
Catatan tersebut jauh lebih baik dibandingkan ditangani Emery, dengan jumlah laga yang sama, Arsenal kebobolan 29 gol atau 1,45 gol per laga, dan jumlah tembakan dari lawan per laga adalah 15,8.
Raihan Arteta juga lebih baik dibandingkan Jurgen Klopp di awal menangani Liverpool.
Performa itu lah yang saat ini tengah dipertahankan oleh Arteta dan skuat The Gunners -julukan Arsenal- saat menghadapi Liverpool dalam ajang Community Shield.
Yang membedakan Mikel Arteta dengan Arsene Wenger atau Unai Emery tidak hanya soal taktik, tetapi dia mengenal timnya lebih baik untuk bisa menjalankan dan mengatur formasi sesuai dengan kekuatan timnya.
Arteta realistis, mengetahui bahwa Arsenal tidak seperti Manchester City yang bisa memainkan sepakbola indah dari pemainnya, ataupun Liverpool dengan gegenpressingnya di bawah Jurgen Klopp.
Oleh sebab itu, pengalaman selama menjadi pemain, serta komunikasi yang baik dengan pemain menjadi kunci Arteta untuk membangkitkan Arsenal.
Dia memiliki visi dan karakter sendiri dari permainan Arsenal, sehingga tidak perlu meniru jejak pendahulunya.
![Striker Gabon, Pierre-Emerick Aubameyang (C) dari Arsenal memegang trofi pemenang saat tim merayakan kemenangan setelah pertandingan sepak bola final Piala FA Inggris antara Arsenal dan Chelsea di Stadion Wembley di London, pada 1 Agustus 2020. Arsenal memenangkan pertandingan 2-1 .
Adam Davy / POOL / AFP](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/striker-gabon-pierre-emerick-aubameyang-kapten-arsenal.jpg)
Pergeseran yang dilakukan Mikel Arteta
Arsenal pada dasarnya sudah memiliki skuat mempuni, apalagi di barisan lini depan.
Meskipun saat itu, lini belakang masih memiliki celah.
Mikel Arteta sedikit merubah posisi Aubameyang yang bermain di sisi kiri, dengan atau tanpa Lacazette yang bermain lebih kesamping.
Saat melawan Liverpool, Mikel Arteta paham tidak bisa mengimbangi permainan skuat Jurgen Klopp dengan gegenpressinya.
Namun, melalui counter attack yang baik, Arsenal dapat melalui perlawanan Liverpool.
Seperti yang terjadi dalam proses gol Aubameyang.
Mikel Arteta juga tak segan mempercayai pemain muda Eddie Nketiah dan Bukayo Saka yang masih minim pengalaman di level senior sebagai starter.
Hasilnya, Saka menjadi pemecah kebuntuan berkat assistnya yang cerdik, melihat peluang Aubameyang di sisi kiri tanpa kawalan pemain Liverpool.
Tak hanya itu, Mikel Arteta juga menurunkan Mohamed Elneny dalam pertandingan tersebut, memberikan keprcayaan kepada pemain yang nasibnya belum jelas untuk musim depan.
Dia juga diragukan bagi banyak pihak karena penampilannya yang tidak konsisten.
Namun, dibalik itu semua, Elneny mampu menjawab keraguan berkat penampilan gemilangnya saat melawan Liverpool.
Dalam banyak hal, apa yaang dilakukan Mikel Arteta seperti yang dilakukan Frank Lampard bersama Chelsea.
Mereka menaruh kepercayaan pada pemain yang lebih muda dan mempercayai mereka untuk berkembang menjadi pemain yang lebih baik, dan dapat diandalkan musim depan.
Satu hal yang menarik dari Mikel Arteta, meski sempat di bawah Pep Guardiola tiga tahun, dia memiliki identitas asli, tak terpengaruh oleh faktor eksternal dan internal tim.
Kepribadian itulah yang saat ini dibutuhkan Arsenal, mendapatkan jati diri kembali dan memenangkan gelar dari kompetisi yang dijalani.
Menarik dinantikan, bagaimana peran Mikel Arteta mengawal Arsenal menghadapi Liga Inggris 2020-2021 melihat para pesaing mendatangkan para pemain terbaik untuk meraih title Premier League.
(Tribunnews.com/Sina)