Seydou Diakite Ungkapkan Bayaran yang Diterima Selama Main Tarkam
Sebuah gambaran kesulitan yang kini dialami oleh Seydou Diakite asal negara Mali, dan Andreas Kossounou dari Pantai Gading.

Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Hal tersulit bagi seorang pesepak bola profesional adalah tidak memiliki klub.
Sebuah gambaran kesulitan yang kini dialami oleh Seydou Diakite asal negara Mali, dan Andreas Kossounou dari Pantai Gading.
Tak punya klub, mau tidak mau keduanya rela terjun ke tarkam demi mencari makan.
Tarkam menjadi pilihan kala hobi atau kecakapan keduanya ada di sepak bola.
Di tarkam, bayaran yang diterima keduanya pun beraneka ragam tergantung jumlah tim yang mengikuti turnamen tarkam tersebut.
"Kalau tempatnya dekat dan jumlah peserta ada 16 tim, biasanya kami menerima bayaran kisaran Rp.800 ribu hingga Rp 1 Juta satu kali pertandingan. Jika timnya 32, biasanya di atas Rp 1 juta sekali bertanding," ucap Seydou Diakite, Kamis (3/12/2020) di Tangerang.
Lanjutnya, jika tim yang mengundang hadir dari wilayah di luar pulau Jawa, biasanya seorang pemain dibayar di atas satu juta ke atas per pertandingan.
Bayaran biasanya naik jika tim yang dibela masuk ke babak semi final atau babak final.
"Kadang Rp. 2 juta ke atas kalau masuk fase-fase krusial," lanjutnya.
Hasil dari tarkam yang dikumpulkan pun untuk biaya hidup di Indonesia serta dikirimkan kepada keluarga di negara asalnya.
Meski aktif di tarkam, baik Seydou dan Andreas berupaya untuk masuk ke tim-tim peserta Liga 1 Indonesia ke depannya. Saat ini, keduanya mengklaim telah menjajaki komunikasi untuk tes di beberapa klub peserta Liga 1 Indonesia.