Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Gennaro Gattuso Mengaku Umurnya Tinggal Satu Bulan Karena Autoimun Langka, Penyakit Apa Itu?

Pelatih Napoli, Gennaro Gattuso mengaku tengah sekarat. Umurnya tinggal satu bulan lagi. Ia mengidap penyakit autoimun langka

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Gennaro Gattuso Mengaku Umurnya Tinggal Satu Bulan Karena Autoimun Langka, Penyakit Apa Itu?
TWITTER.COM/PARTIDAZOCOPE
Kondisi mata kanan pelatih Napoli, Gennaro Gattuso setelah menderita penyakit myasthenia. 

TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Napoli, Gennaro Gattuso, menyebut kalau umurnya tinggal satu bulan lagi usai menderita penyakit autoimun langka.

Gennaro Gattuso dikenal sebagai sosok yang sangat keras dan tegas selama ini.

Bahkan, saat masih menjadi pemain AC Milan, Gattuso mendapat julukan 'Si Badak' yang menggambarkan ketangguhan dan kegarangannya di atas lapangan.

Namun, ada yang berbeda dari penampilan Gattuso saat mendampingi Napoli pada pekan ke-14 Liga Italia 2020-2021 melawan Torino, Rabu (23/12/2020) waktu setempat atau Kamis dini hari WIB.

Baca juga: Hal yang Bikin Jose Mourinho dan Dele Alli Sama-sama Ngamuk di Menit ke-66

Gerakan pelatih Napoli Italia Gennaro Gattuso saat pertandingan sepak bola Serie A Italia Napoli vs Atalanta di stadion San Paolo di Naples pada 17 Oktober 2020.
Gerakan pelatih Napoli Italia Gennaro Gattuso saat pertandingan sepak bola Serie A Italia Napoli vs Atalanta di stadion San Paolo di Naples pada 17 Oktober 2020. (ALBERTO PIZZOLI / AFP)

Pelatih asal Italia itu terlihat mengenakan penutup pada mata sebelah kanannya.

Gattuso mengenakan penutup mata bukan tanpa alasan. Pasalnya, dia menderita penyakit.

Gattuso mengaku kalau dirinya menderita myasthenia yang telah bersarang di tubuhnya selama 10 tahun.

Berita Rekomendasi

Myasthenia merupakan penyakit autoimun langka yang menyerang otot saraf bagian wajah.

Penyakit itu kabarnya akan diderita seumur hidup dan tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa diberikan perawatan.

Baca Juga: Hancurkan AS Roma, Gennaro Gattuso Bangga dengan Mentalitas Napoli

Kondisi mata kanan Gennaro Gattuso setelah menderita penyakit myasthenia.
TWITTER.COM/PARTIDAZOCOPE
Kondisi mata kanan Gennaro Gattuso setelah menderita penyakit myasthenia.

"Saya menderita myasthenia," kata Gattuso seperti dilansir BolaSport.com dari Marca.

"Saya sudah memilikinya selama 10 tahun dan ini kali ketiga saya mendapatkannya."

"Kali ini membuat saya merasa busuk, tapi itu akan berlalu dan matanya akan sembuh sendiri."

"Saya melihat sesuatu menjadi dobel, sulit untuk berdiri, dan hanya orang gila seperti saya yang dapat melanjutkannya," tutur Gattuso menambahkan.

Gattuso mengaku kalau para pemain Napoli sempat mengkhawatirkan kondisinya yang sedang sakit.

Baca Juga: Usai Bawa Napoli Menang, Gennaro Gattuso Kenang Diego Maradona

Bahkan, pelatih 42 tahun itu mengaku kalau dirinya pernah membaca sebuah artikel yang menyebut dirinya akan segera meninggal karena penyakit myasthenia.

"Saya tahu para pemain saya khawatir melihat saya seperti ini," ucap Gattuso.

"Saya pernah membaca bahwa saya akan mati, bahwa saya punya waktu satu bulan untuk hidup. Akan tetapi, jangan khawatir, saya tidak sekarat, saya masih di sini," ujar Gattuso menambahkan.

Pelatih Napoli, Gennaro Gattuso, menyebut kalau umurnya tinggal satu bulan lagi
Pelatih Napoli, Gennaro Gattuso, menyebut kalau umurnya tinggal satu bulan lagi usai menderita penyakit autoimun langka.
Banyak Faktor Penyebab

Penyakit autoimun atau masalah kesehatan akibat sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh sendiri, bisa disebabkan oleh banyak faktor.

Dr. Nurul Iman Nilam, Sp.AK menyebutkan autoimun paling mudah dipicu oleh masalah lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat.

Contohnya banyak beraktivitas di tempat yang paparan polusinya tinggi, merokok atau banyak terkena paparan asap rokok, hingga masalah konsumsi alkohol.

"Fakto lingungan, toksin, bakteri, virus, parasit mempengaruhi dan gaya hidup juga memicu autoimun asap rokok, minum-minuman keras dan sebagainya," ucap dr. Nurul saat live bersama Radio Kesehatan, Rabu (22/7/2020).

Baca: Apa yang Dimaksud dengan Autoimun? Begini Arti dan Penjelasannya

Autoimun juga bisa disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan namun risikonya lebih kecil dibandingkan faktor lingkungan dan gaya hidup.

"Ada pengaruh genetik tapi yang penting lingkungan yang mempengaruhi. Jadi bukan bukan bersrt ibu yang autoimun akan menurunan autoimunnya," kata dr. Nurul.

Penyakit autoimun pun bisa terjadi di berbagai organ tubuh mulai dari otak, tulang, otot, kulit, paru-paru, sistem syaraf, saluran pencernaan, ginjal hingga darah.

Baca: Qory Sandioriva Puteri Indonesia 2009 Berduka, Ibunda Meninggal Dunia karena Sakit Autoimun

Karena bisa menyerang berbagai organ tubuh, ada ratysan jenis penyakit autoimun dan yang paling populer di kenal masyarakat adalah lupus.

Adapun beberapa gejala khas penyakit automiun adalah demam yang naik turun dalam durasi hingga dua minggu, nyeri sendi, rambut rontok, pegal, hingga sariawan yang tidak sembuh-sembuh.

"Terjadi penurunan berat badan dan ruam di kulit terutama bercak di wajah bentuk kupu-kupu adanya di bawah mata itu juga tanda autoimun," pungkas dr. Nurul.

Apa yang dimaksud dengan autoimun?

Dilansir dari Cambridge, autoimun diartikan sebagai suatu kondisi di mana antibodi seseorang menyerang zat yang secara alami ditemukan dalam tubuh.

Dilansir healthline.com, penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh Anda secara keliru menyerang tubuh Anda.

Sistem kekebalan biasanya menjaga terhadap serangan kuman seperti bakteri dan virus.

Baca: 7 Fakta Andrea Dian Positif Corona, Istri Ganindra Bimo Idap Autoimun, Awalnya Didiagnosis DBD

Baca: Kini Diisolasi, Andrea Dian Ungkap Fakta Dirinya Ada Riwayat Autoimun sebelum Terinfeksi Covid-19

Ketika merasakan serangan dari bakteri dan virus, maka sistem kekebalan tubuh akan mengirimkan sel tempur untuk menyerang mereka.

Biasanya, sistem kekebalan dapat membedakan sel asing dengan sel yang ada di dalam tubuh Anda.

Pada penyakit autoimun, sistem kekebalan bagian tubuh, seperti sendi atau kulit, akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi yang justru akan menyerang sel-sel sehat.

Beberapa penyakit autoimun hanya menargetkan satu organ.

Contoh penyakit autoimun di antaranya diabetes tipe 1 yang dapat merusak pankreas dan juga Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh.

Mengapa sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh?

Menurut sebuah studi 2014, wanita menderita penyakit autoimun pada tingkat sekitar 2 banding 1 dengan pria.

Prnyakit ini sering menyerang pada wanita pada tahun-tahun persalinan yaitu usia 15 hingga 44 tahun.

Beberapa penyakit autoimun lebih sering terjadi pada kelompok etnis tertentu.

Misalnya, lupus mempengaruhi lebih banyak orang Afrika-Amerika dan Hispanik daripada Kaukasia.

Penyakit autoimun tertentu, seperti multiple sclerosis dan lupus dapat menular pada anggota keluarga lainnya.

Tidak setiap anggota keluarga memiliki penyakit yang sama, tetapi mereka mewarisi kerentanan terhadap kondisi autoimun.

Ilustrasi penyakit autoimun
Ilustrasi penyakit autoimun (Tribun Bali - Tribunnews.com)

Karena insiden penyakit autoimun meningkat, para peneliti menduga faktor lingkungan yang mempengaruhi di antaranya infeksi dan paparan bahan kimia atau pelarut.

Sebuah studi tahun 2015 berfokus pada teori lain yang disebut hipotesis kebersihan.

Dengan adanya vaksin dan antiseptik, anak-anak sekarang tidak mudah terpapar kuman.

Kurangnya paparan bisa membuat sistem kekebalan tubuh mereka cenderung bereaksi berlebihan terhadap zat-zat yang tidak berbahaya.

Berikut 10 penyakit autoimun pada umumnya:

1. Diabetes tipe 1

Pankreas menghasilkan hormon insulin, yang membantu mengatur kadar gula darah.

Pada diabetes mellitus tipe 1, sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.

Hasil gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, serta organ-organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.

2. Rheumatoid arthritis (RA)

Pada rheumatoid arthritis (RA), sistem kekebalan menyerang sendi.

Serangan ini menyebabkan kemerahan, kehangatan, nyeri, dan kekakuan pada persendian.

Tidak seperti osteoartritis, yang biasanya menyerang orang-orang ketika mereka semakin tua, RA dapat mulai sedini 30-an atau lebih cepat.

3. Psoriasis / radang sendi psoriatik

Sel-sel kulit biasanya tumbuh dan kemudian luruh ketika mereka tidak lagi dibutuhkan.

Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat.

Sel-sel ekstra terbentuk dan membentuk bercak merah meradang, biasanya dengan sisik plak perak-putih pada kulit.

Hingga 30 persen penderita psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri pada persendian mereka.

Bentuk penyakit ini disebut arthritis psoriatik.

4. Multiple sclerosis

Multiple sclerosis (MS) merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf, di sistem saraf pusat.

Kerusakan pada selubung mielin memperlambat kecepatan pengiriman pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari seluruh tubuh.

Kerusakan ini dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemah, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan.

Penyakit ini datang dalam beberapa bentuk yang berkembang pada tingkat yang berbeda.

Menurut aStudi 2012, sekitar 50 persen orang dengan MS membutuhkan bantuan berjalan dalam waktu 15 tahun.

5. Systemic lupus erythematosus (SLE)

Walaupun dokter di tahun 1800-an pertama kali menggambarkan lupus sebagai penyakit kulit karena ruam yang biasa timbulnya, bentuk sistemik, yang paling umum, sebenarnya mempengaruhi banyak organ, termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung.

Nyeri sendi, kelelahan, dan ruam adalah gejala yang paling umum.

6. Penyakit radang usus

Inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding usus.

Setiap jenis IBD mempengaruhi bagian saluran GI yang berbeda.

Penyakit Crohn dapat mengobarkan bagian saluran GI, dari mulut ke anus.

Kolitis ulserativahanya mempengaruhi lapisan usus besar (usus besar) dan dubur.

7. Penyakit Addison

Penyakit Addison memengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron serta hormon androgen.

Terlalu sedikit kortisol dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula (glukosa).

Kekurangan aldosteron akan menyebabkan hilangnya natrium dan kelebihan kalium dalam aliran darah.

Gejalanya meliputi kelemahan, kelelahan, penurunan berat badan, dan gula darah rendah.

8. Tiroiditis Hashimoto

Pada tiroiditis Hashimoto , produksi hormon tiroid melambat menjadi defisiensi.

Gejala termasuk kenaikan berat badan, kepekaan terhadap dingin, kelelahan, rambut rontok, dan pembengkakan tiroid (gondok).

9. Vaskulitis autoimun

Vasculitis autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menyerang pembuluh darah.

Peradangan yang terjadi mempersempit pembuluh darah dan arteri, sehingga lebih sedikit darah yang mengalir melaluinya.

10. Anemia pernisiosa

Kondisi ini menyebabkan kekurangan protein, yang dibuat oleh sel-sel lapisan perut, yang dikenal sebagai faktor intrinsik yang diperlukan agar usus kecil menyerap vitamin B-12 dari makanan.

Tanpa cukup vitamin ini, seseorang akan mengalami anemia, dan kemampuan tubuh untuk sintesis DNA yang tepat akan diubah.

Anemia pernisiosa lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

Menurut sebuah studi 2012, Anemia pernisiosa mempengaruhi 0,1 persen orang pada umumnya, tetapi hampir 2 persen yang terserang adalah orang di atas usia 60.

(Tribunnews.com/Apfia/Yurika Nendri/BolaSport.com)

Sumber: BolaSport.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Napoli
13
9
2
2
20
9
11
29
2
Atalanta
13
9
1
3
34
16
18
28
3
Inter Milan
13
8
4
1
31
14
17
28
4
Fiorentina
13
8
4
1
27
10
17
28
5
Lazio
13
9
1
3
28
14
14
28
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas