Profil Christian Eriksen - Ledakan Dinamit yang Terlambat & Evolusi Permainan Inter Ala Conte
Profil Christian Eriksen, dari playmaker jadi regista, perubahan permainan ala Conte, aset Negri Dinamit yang terlambat meledak.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Terlambat panas adalah hal yang tepat menggambarkan bagaimana situasi yang dialami oleh Christian Eriksen bersama Inter Milan.
Terhitung dari awal tahun 2020 , pemain asal Negeri Dinamit (julukan Timnas Denmark) itu menjadi bagian dari Nerazzurri.
Ia memilih hijrah dari Spurs ke Liga Italia pada jendela transfer musim dingin tahun lalu.
Baca juga: Alasan Mengapa Inter Milan Pantas Raih Scudetto, Seret AC Milan, Juventus & Tim Elite Liga Italia
Baca juga: Serupa Tapi Tak Sama, Inter Milan Musim ini Perwujudan Evolusi Juventus Era Antonio Conte
Ekspektasi tinggi jelas datang dan diberikan kepada mantan pemain Ajax Amsterdam tersebut.
Ia merupakan pemain dengan tipikal playmaker yang memiliki atribut komplit dalam jagad sepak bola, meliputi speed, akurasi passing, hingga kemampuan set piece yang mumpuni.
Bahkan sempat beredar kabar bahwa Barcelona dan Real Madrid menginginkan jasa pemain yang amsuk skuat Timnas Denmark itu.
Bersama Inter Milan, Eriksen nyatanya tak langsung tampil menawan seperti prakiraan banyak kalangan.
Jangankan menemukan bentuk permainan terbaiknya, untuk menggaransi menit bermain saja sangat sulit bagi Eriksen di bawah kendali Antonio Conte.
Di musim perdananya bersama Inter Milan, pemain yang menjadi anak kesayangan Mauricio Pochettino di Spurs itu membukukan 20 pertandingan.
Rinciannya ialah 17 Liga Italia dan tiga laga dari Coppa Italia. Eriksen di musim pertamanya mampu membukukan satu gol dan dua assist.
Catatan yang mengecewakan. Tak pelak pada jendela transfer musim panas dan musim dingin lalu, Eriksen dikabarkan masuk dalam daftar list penjualan klub.
Namun Conte selaku pelatih memilih untuk tetap menggunakan jasanya.
Ternyata tepat, apa yang menjadi insting dari Conte untuk memilih mempertahankan pemain yang terkenal dengan kemampuan eksekusi bola matinya itu.
Perlahan tapi pasti, Eriksen muali mendapat kepercayaan dari Conte.
Sekalipun tak turun sebagai starter, namun magis dan kualitasnya dalam mengubah permainan Nerazzuri mulai ia perlihatkan.
Berdasarkan data yang dirangkum dari laman Transfermarkt, Eriksen mampu mengemas 23 pertandingan di musim ini dengan membukukan satu gol.
Meskipun terbilang minim kontribusi gol, namun dari segi permainan jelas sangat terasa apa yang diberikan pemain asal Denmark itu.
Bersama Conte, Eriksen diubah fungsinya yang semula bermain sebagai playmaker, kini mengemban tugas sebagai regista.
Dilansir laman Sempre Inter, Eriksen mengemban tugas tersebut terbaru saat laga melawan Atalanta.
Meskipun hanya masuk sebagai pemain cadangan, namun kinerjanya diklaim lebih baik ketimbang Arturo Vidal.
Kemampuan passing dalam mengatur tempo permainan plus merangkai serangan menjadi peran baru yang ia jalankan bersama Inter Milan.
Dengan evolusi permainan ala Antonio Conte, Eriksen tak lagi kesulitan menemukan posisi bermain yang ideal baginya.
Ia berada di lapangan tengah, tepatnya di antara pemain bertahan dan barisan gelandang.
Meskipun posisinya sedikit lebih masuk ke dalam dari gelandang pada umumnya, namun Eriksen memiliki kebebasan untuk membantu serangan.
Mengingat pada dasarnya ia memiliki kemampuan ofensif yang mumpuni dari posisi naturalnya sebagai playmaker.
Meskipun terlalu dini, namun Eriksen saat ini layak disebut aset sang Dinamit yang telat meledak bersama Inter Milan.
Christian Eriksen sendiri emrupakan pemain kelahiran Middelfart , Denmark, 14 Februari 1992.
Ia merupakan pemain dengan posisi natural sebagai gelandang serang.
Meskipun demikian, Eriksen memiliki fleksibilitas permainan yang apik, mengingat mampu mengemban sejumlah tugas di lapangan tengah suatu tim.
Pemain yang memiliki postur 182 cm itu memiliki kekuatan pada kedua kakinya.
Eriksen mengawali karier sepak bolanya bersama Odense BK Youth, klub lokal di Denmark.
Pada tahun 2009, ia remsi menjadi bagian Ajax U-19.
Satu musim kemudian, Eriksen muda mampu menembus skuat utama Ajax dan menjadi pemain yang memiliki prospek cerah di Eropa saat itu.
Spurs pun berhasil memboyongnya pada jendela transfer mus9im panas lalu dengan banderol 14 juat euro.
Selama tujuh musim berseragam klub London Utara, Eriksen kemudian memutuskan untuk hengkang ke Inter Milan.
Nerazzurri merogoh kocek hingga 27 juta euro saat itu untuk mengamankan kontrak Eriksen dengan durasi kontrak empat tahun.
(Tribunnews.com/Giri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.