Chelsea vs Atletico Madrid Liga Champions - Beda Filosofi, Tuchel Sindir Gaya Main Luis Suarez Cs
jelang Chelsea vs Atletico Madrid di Liga Champions, Thomas Tuchel soroti keanehan Los Rojiblancos yang lebih bermain bertahan.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel menyindir soal gaya bermain Atletico Madrid jelang pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions.
Duel penentuan babak 16 besar Liga Champions antara Chelsea vs Atletico Madrid akan berlangsung di Stadion Stamford Bridge, Kamis (18/3/2021) pukul 03.00 WIB.
Chelsea dan Atletico Madrid memiliki filosofi bermain yang kontras menurut kacamata Thomas Tuchel.
Baca juga: Babak Belur di Liga Champions, Inter KW Alihkan Fokus ke Liga Italia & Tantang Juventus
Baca juga: SIARAN LANGSUNG Liga Champions Malam Ini: Bayern vs Lazio, Chelsea vs Atletico, LIVE SCTV
Juru taktik Chelsea tersebut tak ragu menyebut bahwa timnya merupakan kesebelasan dengan gaya bermain menyerang total.
Ia kemudian membandingkan dengan filosofi bermain Luis Suarez dkk, yang mana pada pertemuan perdana kedua tim, Los Rojiblancos cenderung bermain lebih ke dalam.
"Bagi saya, skuat yang saya miliki sudah sangat lengkap, dan tinggal bagaimana seorang pelatih meyadari dan mampu memanfaatkan hal tersebut," terang Tuchel, dikutip dari laman Football London.
Bagi Tuchel, adalah suatu yang tidak semestinya jika Atletico Madrid bermain lebih bertahan.
Mantan juru taktik PSG itu memandang bahwa Diego Simeone selaku pelatih Atletico Madrid bukanlah entrenador yang menganut gaya bermain defensif.
"Mereka sebenarnya memiliki kemampuan untuk menekan tinggi area pertahanan kami."
"Bermain lebih ke depan dengan penguasaan bola. Namun entah mengapa mereka memiliki untuk mengandalkan pertahanan dan bekerja keras."
Apa yang diungkapkan oleh Tuchel cukup beralasan. Mengingat Atletico Madrid memiliki deretan pemain dengan kualitas menyerang kelas wahid.
Namun bagi Tuchel, ia tak terlalu mempermasalahkannya: "Tidak masalah, itu adalah karakteristik klub," terang pelatih Chelsea.
"Saya yakin setiap klub memiliki DNA dan karakteristiknya masing-masing, Diego Simeone, dan Atletico menjadi salah satu tim yang paling tangguh untuk dikalahkan di Eropa.
"Jadi ini karakteristik mereka, mereka mengandalkan pertahanan yang disiplin, pekerja keras, dan super terorganisir," tandasnya.
Chelsea wajib lolos ke babak perempat final Liga Champions, jika ingin berbicara banyak di kompetiei elite benua biru di musim ini.
Chelsea pernah menjadi raja Eropa pada 2011/2012 yang juga menjadi gelar perdananya. Ketika itu The Blues masih diasuh Roberto Di Matteo.
Tapi, selanjutnya mereka tidak bisa berbuat banyak. Bahkan selama empat partisipasi terbarunya terus terhenti di babak 16 besar.
Tuchel pun diharapkan bisa menyudahi kutukan itu.
Sebab, sebelum dipilih menggantikan Frank Lampard, dia bisa membantu Paris Saint Germain (PSG) mencapai final di Liga Champions 2019/2020 walau akhirnya dikalahkan Bayern Muenchen.
Cukup pantas jika Tuchel diharapkan bisa memperbaiki peruntungan Chelsea di Liga Champions.
Sebab, sejak bertugas mulai 26 Januari 2021, pelatih asal Jerman itu masih belum terkalahkan dari 12 laga diseluruh kompetisi, yakni delapan menang dan empat imbang.
Salah satu torehan manis Tuchel adalah membantu Chelsea mengalahkan Atletico 1-0 pada leg pertama di Arena Nationala, Bucharest, Rumania.
Ini tentunya membuka peluang bagi wakil Liga Inggris itu untuk merasakan lagi atmosfer perempat final Liga Champions.
Daftar Tim yang lolos ke perempat final Liga Champions
- Porto
- Dortmund
- PSG
- Liverpool
- Real Madrid
- Manchester City
(Tribunnews.com/Giri)