Inter Milan, Juventus hingga AC Milan Wajib Keluar dari Tradisi Kolot untuk Juarai Liga Champions
Petuah Arrigho Sacchi untuk AC Milan, Inter Milan, Atalanta dan Juventus untuk bisa tampil digdaya di Liga Champions.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Bekas pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi membeberkan analisisnya mengapa tim-tim Serie A Liga Italia yang mentas di Liga Champions tak bisa berbicara banyak.
Lebih dari 10 tahun tim Liga Italia tak pernah menjuarai kompetisi Liga Champions.
Terakhir kali klub Liga Italia yang mampu merengkuh trofi si Kuping Besar ialah Inter Milan.
Baca juga: Lengkapi Cerita Manis Bersama Juventus, Cristiano Ronaldo Tinggal Butuh Gelar Liga Champions
Baca juga: Final Liga Champions - Jangan Sedih Pep! Kiprah Sergio Aguero di Manchester City Belum Usai
Capaian ini ditorehkan Nerazzurri musim 2009/2010 saat tim kota Milan tersebut diarsiteki oleh Jose Mourinho.
Selepas periode Inter Milan pamer kedigdayaan, tak ada satupun klub Liga Italia yang mampu mengulang capaian serupa.
Sejatinya, Juventus memiliki dua peluang untuk merajai kompetisi Liga Champions.
Namun sayang, dua kali final Liga Champions yang dirasakan oleh Juventus justru berakhir pilu.
Bianconeri pernah merasakan dua kali partai final Liga Champions setelah Inter Milan.
Tepatnya tahun 2015 melawan Barcelona dan 2017 bentrok dengan Real Madrid. Namun dua pertemuan dengan klub LaLiga itu berujung kekalahan.
Paceklik gelar Liga Champions yang dialami oleh tim Serie A membuat eks Allenatore AC Milan, Arrigo Sacchi prihatin.
"Sekarang mari kita lihat ada empat tim Liga Italia yang musim depan berkiprah di Liga Champions," terang Sacchi, dikutip dari laman FCInternews.
"Liga Italia telah kehilangan trofi Liga Champions sejak 2010. Satu di antara menjadi sorotan ialah kami (Liga Italia) tak mampu mengulanginya lebih dari 11 tahun."
"Faktanya torehan negatif ini jelas menjadi sorotan," tambah juru taktik asal Italia.
Oleh karena itu, Sacchi memberikan petuah kepada tim-tim yang akan berlaga di Liga Champions musim depan.
"Saya sangat senang dengan perubahan yang terjadi di Liga Italia. Banyak tim yang sudah keluar dari pola permainan kuno."
"Ini menjadi penanda yang baik, karena syarat untuk bisa bermain bagus di Lifa Champions ialah intensitas permainan."
"Anda tak cukup untuk menguasai bola, namun juga dibutuhkan permainan menyerang yang tajam. Sekecil apapun peluang harus dimanfaatkan seorang striker menjadi gol," tukasnya.
Sacchi memang terkenal sebagai inisiator permainan menyerang di Liga Italia.
Ia mendobrak tradisi kolot dengan mengandalkan pertahanan plus permainan grendel.
Bagi Sacchi, permainan tak hanya menghibur namun juga atraktif dalam sisi ofensif. Filosofinya pertahanan terbaik adalah penyerangan.
Oleh karena itu, keempat tim yang mentas di Liga Champions musim depan wajib keluar dari tradisi kuno yang dimiliki Liga Italia.
Musim depan, terdapat empat wakil Serie A di kompetisi elite benua biru, meliputi AC Milan, Inter Milan, Juventus dan Atalanta.
Wajib ditunggu bagaimana saran dari seorang Arrigo Sacchi dapat diterapkan keempat tim tersebut saat berkiprah di iga Champions.
(Tribunnews.com/Giri)
Ikuti berita Liga Italia dan Liga Champions