Tak Banyak yang Tahu, Ada Tradisi Aneh di Balik Setiap Kesuksesan Chelsea Juara di Eropa
Di balik setiap kesuksesan Chelsea merengkuh trofi Liga Champions, rupanya ada satu fakta menarik.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Terdapat satu fakta menarik di balik kesuksesan Chelsea menjadi juara di ajang Liga Champions musim 2020/2021.
Chelsea memastikan diri sebagai juara di ajang Liga Champions musim ini usai menghajar Manchester City di laga puncak.
Bermain di Stadion Do Dragao, Porto, pada Minggu (30/5/2021) dini hari WIB, Chelsea menang dengan skor tipis 1-0.
Adapun gol semata wayang pada laga tersebut diciptakan oleh Kai Havertz tiga menit sebelum jeda paruh babak.
Baca juga: Chelsea Juara Liga Champions, Aksi Malu-Malu NGolo Kante di Depan Trofi Bikin Fans The Blues Gemas
Ini adalah kali kedua Chelsea dinobatkan sebagai raja Liga Champions dalam satu dekade terakhir.
Sebelumnya The Blues berhasil menjuarai Liga Champions pada musim 2011/2012 usai mengalahkan Bayern Muenchen.
Baca juga: Alasan di Balik Keputusan Aneh Pep Guardiola yang Berujung Kekalahan Man City dari Chelsea di Final
Di balik setiap kesuksesan Chelsea merengkuh trofi Liga Champions, rupanya ada satu fakta menarik.
Tak banyak yang menyadari bahwa ada tradisi aneh di balik setiap kesuksesan The Blues menjadi juara di kompetisi Eropa.
Dalam sepak bola, sering kali ada kepercayaan bahwa pergantian pelatih di tengah musim bisa berakibat buruk pada tim.
Baca juga: VIDEO Aksi Jujur NGolo Kante, Batal Rebahan di Lapangan Karena Tak Mau Ulur Waktu
Kebanyakan tim pun sering menunggu hingga akhir musim untuk melakukan pergantian pelatih demi menjaga kestabilan.
Akan tetapi, anggapan tersebut kemudian dipatahkan oleh Chelsea di era kepemilikan Roman Abramovich.
Dari empat pelatih yang membawa Chelsea juara di kompetisi Eropa di era Abramovich, hanya Maurizio Sarri yang duduk sejak awal musim.
Pelatih asal Italia itu berhasil mengantarkan Chelsea menjadi juara Liga Europa pada musim 2018/2019.
Selebihnya, Chelsea meraih trofi kompetisi Eropa berkat tangan dingin pelatih yang hadir di pertangahan musim.
Di pertengahan musim ini, Abramovich memutuskan untuk mendepak legenda klub, Frank Lampard, dari kursi pelatih.
Baca Juga: Man United dan Liverpool Kebagian Manfaat Chelsea Juara Liga Champions
Chelsea kemudian menunjuk mantan juru taktik Paris Saint-Germain, Thomas Tuchel, sebagai pengganti Lampard.
Keputusan Abramovich pun membuahkan hasil setelah Tuchel mampu mengangkat performa Chelsea.
Selain mengantarkan Chelsea menjadi juara Liga Champions, Tuchel juga mampu membuat The Blues finis di empat besar Liga Inggris.
Pada musim 2011/2012, Chelsea meraih gelar Liga Champions setelah Roberto Di Matteo menggantikan Andre Villas-Boas.
Namun, masa kerja Di Matteo hanya berlangsung singkat setelah ia digantikan Rafael Benitez di pertengahan musim berikutnya.
Seakan ingin melanjutkan tradisi yang sudah ada, Benitez kemudian sukses meraih trofi Liga Europa pada musim 2012/2013.