Gianni Vio, Senjata Rahasia Tajamnya Italia di Euro 2021, Bekerjasama dengan Mancini hingga Sarri
Gianni Vio, adalah salah satu alasan tajamnya lini depan Italia di Euro 2020
Penulis: Gigih
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Italia memastikan satu tempat di Babak Perempat Final Euro 2020.
Italia memang mengagumkan selama Euro 2020, lini depan mereka sangat gahar di depan gawang.
Sejauh ini, Italia mengemas 9 gol dalam 4 pertandingan, dan hanya kebobolan satu gol.
Sosok yang berjasa dari tajamnya Italia sejauh ini, adalah Gianni Vio.
Baca juga: Nyaris Tersingkir, Denmark Ukir Rekor Istimewa Seusai Libas Wales 4-0 di 16 besar EURO 2020
Baca juga: Leonardo Spinazzola, Bintang Italia vs Austria hingga Buangan Juventus Bersinar di Euro 2021
“Saya dihubungi langsung oleh Mancini,” kata Vio dikutip dari The Athletic.
“Kami bertemu di Bologna, berbicara dan berjabat tangan. Saya mulai bekerja (dengan tim nasional) September lalu.”
Bukan tanpa alasan Vio diminta menjadi bagian dari pelatih Timnas Italia.
Vio adalah pakar statistik, Ia pernah menuliskan jurnal, bahwa ada 4830 cara untuk mengeksekusi bola.
Ia memiliki reputasi melatih seorang striker menjadi sangat mematikan, Patrick Bamford adalah salah satu produknya.
Kala itu, Vio diajak Marcelo Bielsa untuk mengasah lini depan Leeds United, dan Vio sukses menyulap Bamford dari striker majal, menjadi penyerang berbahaya.
Menariknya, latar belakang Vio jauh dari sepak bola, dirinya adalah Bankir di Unicredit, Mestre, Venesia.
Vio menggilai sepak bola, namun ia tidak ingin hanya menjadi fans atau penonton.
Maka dari itu, ia mengambil kursus di Coverciano, Florence, di sana, ia bertemu dengan bankir lain yang kemudian sukses menjadi pelatih, Maurizio Sarri.
Sarri, saat itu, merancang laporannya mengenai 33 dasar pergerakan yang harus dikuasai pemain.
Bekerjasama dengan Vio, Sarri kemudian merampungkan apa yang kemudian dikenal dengan buku hitam tersebut.
Dan sebaliknya, Sarri membantu Vio dalam mengembangkan 4830 cara untuk mencetak gol.
Thesis Vio dalam kursus kepelatihan tersebut, adalah "mencetak penyerang dengan 15 gol,"
Kenapa 15 gol? menurut Vio, itu adalah standar minimal gol bagi penyerang, thesis itu ia ambil ketika melatih klub Serie D, Il Quinto.
Namun, untuk membuat standar menjadi sukses, beberapa hal harus berjalan bersama.
“Yang bisa saya katakan adalah bahwa Anda harus menganalisis para pemain yang Anda miliki dan menemukan solusi yang disesuaikan dengan keterampilan mereka,” ujar Vio
“Ada pemain yang memiliki pemahaman yang sangat kuat tentang permainan
“Pada level tertinggi. tingkat, yang datang ke pikiran Sergio Ramos.
Di mana pun Anda meletakkan bola, Anda bisa bertaruh dia akan menemukan cara untuk sampai ke sana. Waktu adalah hal terpenting dalam menetapkan standar.” ujarnya.
Pada tahun 2004 Vio menulis sebuah buku, Dia bekerja sama dengan psikolog Alessandro Tettamanzi dengan judul "That Extra 30 Percent".
Mengapa 30 persen? “Inilah seberapa besar standar dapat meningkatkan skor gol tim,” jelas Vio dalam buku tersebut.
"Ini seperti memiliki striker lain dalam 11 pemain di lapangan."
Baca juga: Jadwal Euro 2021 Malam Ini, Belanda vs Ceko dan Belgia vs Portugal Babak 16 Besar EURO
Buku itu ternyata adalah tiket Vio ke sepak bola profesional.
Suatu hari buku itu dibaca oleg Walter Zenga, mantan kiper nasional Italia dan legenda Inter.
Sementara itu, Zenga bekerja sebagai pelatih dan melatih Red Star Belgrade.
Zenga terpesona oleh buku itu dan menulis email kepada Vio. Dia menemukan alamatnya di bagian belakang buku.
Zenga dan petugas bank UniCredit bertukar banyak ide dan akhirnya ketika Zenga bekerja di Al-Ain di Uni Emirat Arab, dia menerbangkan Vio.
Dia harus memberi timnya kursus 20 hari tentang standar yang diinginkan Vio.
Alhasil, Zenga menawari Vio kesempatan untuk menyumbangkan keahliannya ke Serie A.
Ketika mantan kiper itu pindah ke klub Sisilia Catania, ia hanya membawa Vio bersamanya.
Catania mencetak 17 dari 44 golnya (38,6 persen) Kemenangan 3-0 atas SSC Napoli menarik perhatian nasional ketika dua gol dicetak dengan cara yang diinginkan Vio.
Dalam salah satu gol ke gawang Torino beberapa minggu kemudian, empat pemain Catania membentuk tembok di depan gawang lawan.
Zenga tidak bisa lagi menyembunyikan senjata rahasianya dan Vio menjadi orang yang dicari di Italia.
Dia bekerja untuk AC Florence dan dengan AC Milan.
Dia kemudian menjadi konsultan di DC United di MLS AS dan di klub Inggris Brentford dan Leeds United.
Vio, sejatinya telah pensiun, baik sebagai bankir ataupun pelatih, Tapi Mancini membawa sang kakek tua ini, kembali ke sepak bola.
Tujuannya untuk memiliki senjata rahasia di Kejuaraan Eropa yang tidak dimiliki tim lain.
Ini adalah satu lagi alasan mengapa Italia benar-benar bisa membuat kejutan besar tahun ini.
(Tribunnews.com/Gigih)