Gareth Southgate Pemecah Kutukan Inggris di Euro 2021, Penebus Dosa Sam Allardyce
Gareth Southgate, menajwab tantangan dan kutukan bersama Timnas Inggris, dari Sam Allardyce hingga Euro 1996
Penulis: Gigih
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - 26 Juni 1996, menghadapi Jerman di Semifinal Euro 1996, Gareth Southgate, dalam situasi harus mencetak gol di babak adu tos-tosan.
Namun, apa lacur, sepakannya melambung jauh dari gawang, penantian 30 tahun Inggris untuk mengangkat gelar juara hilang sudah.
25 tahun kemudian, Gareth Southgate menebus dosa tersebut, Inggris dibawanya melaju melewati Jerman di Euro 2021.
Southgate, memang dekat dengan dosa yang terjadi di Inggris, namun, sosoknya selalu bisa lepas dari tekanan, termasuk dari Sam Allardyce yang mestinya melatih Inggris pada 2016.
Baca juga: Final Euro 2020 Bakal Pertemukan Italia vs Inggris kata Eks Kiper Timnas Futsal Indonesia
Gareth Southgate, memulai karirnya dengan tidak mudah, ia memiliki kelainan tulang bernama Osgood Schlatter's disease, artinya, tulang lututnya rapuh karena jarak antar tulang di atas lutut sangat pendek.
Besar di Crawley, Sussex, Southgate jauh lebih berbakat di bidang basket dan rugby, namun sepak bola menjadi pilihannya, klub favoritnya ? Manchester United.
Kegagalannya dalam mengeksekusi penalti pada 1996 tidak menjadikannya musuh utama di Inggris, seperti David Beckham ketika mendapat Kartu merah pada Piala Dunia 1998 atau ketika Ronaldo membuat Rooney mendapat kartu merah di Piala Dunia 2006.
Alasannya? kecerdasan Southgate, sosoknya adalah salah satu pria terpintar diantara pemain Inggris.
Cara bicaranya yang kalem namun tegas,membuatnya disukai publik, kegagalannya mengeksekusi penalti tidak membuat supporter Inggris melupakan jasanya.
Inilah keunggulah Southgate, ia bisa melepaskan semua tekanan yang ada padanya, dengan caranya yang santun namun tegas khas pria Inggris.
Di Crystal Palace, Southgate punya nama panggilan, Nord, julukan ini didapatkannya karena cara bicara Southgate yang presisi mirip dengan sosok Denis Norden, yang merupakan pembawa acara ternama di era tersebut.
Ketika ia gagal mengeksekusi penalti menghadapi Jerman tersebut, Southgate tidak marah, namun memiliki rasa bertanggung jawab sebagai bagian dari tim.
Mentalitas inilah yang membentuk Southgate menjadi salah satu pelatih Inggris paling tenang sepanjang sejarah menurut Daily Mail.
Ketika Southgate menjadi manajer Middlesbrough menggantikan Steven McClaren, Southgate tetap dengan pembawaan yang sangat tenang dan dekat dengan para pemain.
Baca juga: Kasper Hjulmand, Kunci Denmark Jadi Kuda Hitam di Euro 2021, Pengaruh Diego Simeone dan Roy Hodgson
Southgate kemudian didepak dari kursi Manajerial M'Boro pada 2009, setelah 4 tahun berhenti, Southgate maju sebagai pelatih Inggris U-21 pada 2013, hal yang sangat berguna di Piala Dunia 2018 dan Piala Eropa Euro 2021.
Inggris U-21, saat itu dilatih Stuart Pearce,gagal lolos dari fase grup Euro U-21 2013 di Israel.
Ketika Southgate masuk sebagai pengganti, situasi tidak mudah bagi Inggris.
Ini adalah periode transisi Inggris, dan Southgate menyiapkan tim ini dengan keterbatasan.
Namun, justru, Southgate menyulap tim ini menjadi tulang punggung Inggris di masa depan.
Nama-nama seperti John Stones, James Ward-Prowse, Michael Kane, Danny Ings hingga top skor kedua Inggris di Euro 2021, Harry Kane.
Inggris dengan skuat tersebut gagal di Euro U-21 2015, namun tantangan besar bagi Southgate datang pada 2016.
Sam Allardyce ditunjuk sebagai pelatih kepala Inggris usai kegagalan di Euro 2016.
Namun, skandal mengakali transfer pemain, membuat Sam Allardyce kemudian batal menjadi pelatih Inggris.
Gareth Southgate ditunjukkan sebagai pelatih kepala sementara untuk Kualifikasi Piala Dunia 2018 pada November 2016.
Baca juga: Pemain Andalan Cedera, Kondisi Tim Jelang Italia vs Spanyol Semifinal Euro 2021
Inggris lolos ke Piala Dunia 2018, namun para supporter sangat meragukan performa Inggris.
Inggris dibawanya melaju ke Semifinal Piala Dunia sebelum kalah dari Belgia.
Namun, yang paling memorable, adalah ketika Inggris berhasil menghentikan kutukan adu penalti Inggris, usai menang adu tos-tosan menghadapi Kolombia.
Ini tidak hanya menghentikan kutukan Inggris di babak adu penalti, namun juga membayar lunas keraguan sebagai pengganti Sam Allardyce sebagai pelatih kepala.
Performa apiknya, terus dibawanya hingga Euro 2021, sejauh ini Inggris belum kebobolan dan berpeluang besar ke Final andai bisa melewati Denmark.
Jika nantinya, Southgate berhasil membawa Inggris menjadi juara Piala Euro 2021, Southgate menghentikan semua kutukan Inggris yang bertahan cukup lama.
Sekaligus menghentikan beban moral yang ia bawa pada 1996, dan menghentikan dahaga juara Inggris yang bertahan selama 55 tahun.
(Tribunnews.com/Gigih)