Sulitnya Barcelona Mempertahankan Lionel Messi, Pengaruh Pep Guardiola dan Catalan Core
Saga transfer Lionel Messi dan Barcelona sangat pelik, keungan di era Bartomeu menjadi alasan, situasi diperparah dengan adanya Pep Guardiola
Penulis: Gigih
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Lionel Messi menghentikan perdebatan mengenai perbedaan penampilannya bersama Barcelona dan Argentina.
Menjadi juara Copa America 2021, akhirnya menghentikan dahaga juara Lionel Messi bersama Argentina.
Menjadi bagian penting dari Argentina selama gelaran Copa America 2021, peran Messi tidak tergantikan di halfspace ciptaan Lionel Scaloni.
Peran ini bukan hal baru, di Barcelona, posisi ini sudah ditempati pemain berusia 34 tahun ini sejak 5 musim lalu.
Namun, ketika saga mengenai gelar bersama Argentina berakhir, muncul masalah mengenai karir Lionel Messi di Barcelona.
Tidak mudah bagi Barcelona saat ini mempertahankan Lionel Messi, buruknya finansial mereka sejak era Josep Maria Bartomeu, meninggalkan masalah besar untuk sang Presiden Joan Laporta.
Baca juga: Pengorbanan Di Maria untuk Neymar, Messi dan Ronaldo, hingga Bawa Argentina Juara Copa America 2021
Baca juga: Pedri, Permata Masa Depan Spanyol & Barcelona, Panen Sanjungan di Euro 2021
Dikutip dari The Athletic, Barcelona tidak bisa mendatangkan pemain musim ini, kecuali memiliki simpanan sebesar 200 Juta Euro sebagai jaminan, ini adalah kebijakan finansial di Spanyol.
Meskipun baru saja mendatangkan Agureo, Eric Garcia dan Memphis Depay, semua didatangkan secara cuma-cuma alias gratis.
La Liga's Economic Control, membatasi keuangan klub-klub di Primera dan Segunda, alasannya untuk kesehatan neraca keuangan klub.
Mulai dari transfer hingga gaji dan pengeluaran klub lainnya, dibatasi oleh aturan ini, yang merupakan bagan dari UEFA Financial Fair Play.
Musim 2019-2020, Barcelona memiliki salary cap terbesar di La Liga dengan 671 Juta Euro semusim, di 2020-2021 angka tersebut turun menjadi 347 Juta Euro, dan musim ini Barcelona diperkirakan mengeluarkan angka 160 Juta Euro semusim.
Yang menjadi masalah adalah liabilitas Barcelona sebesar 1,3 Miliar Euro, sebelum sebulan sebelum Euro, Barcelona meminjam 525 Juta Euro dari AGM.
Liabilitas inilah yang menjadi alasannya, pasalnya, pemasukan klub diperkirakan hanya 20 persen dari liabilitas Barcelona, membuat neraca keuangan klub dianggap tidak sehat.
Segala solusi sudah dilakukan Barcelona dengan melepas beberapa pemain muda seperti Junior Firpo ke Leeds, Jean-Clair Todibo ke Nice and Konrad de la Fuente ke Marseille.
Selain itu, mereka berusaha menjual nama-nama yang jarang bermain seperti Neto, Riqui puig, Clement Lenglet hingga Martin Braihthwaite.
Barcelona juga berencana melepas Umititi dan Pjanic secara gratis untuk menekan pengeluaran klub.
Klub juga sedang bernegosiasi dengan "Catalan Core" Sergio Busquets, Gerard Pique, Jordi Alba dan Sergi Roberto.
Kecuali Sergi Roberto, semua sepakat dengan pemotongan gaji, Sergi Roberto diperkirakan akan dilepas oleh Barcelona.
Masalah terbesar Barcelona justru ada di Ousmane Dembele dan Coutinho, keduanya memiliki gaji yang cukup besar, namun keduanya tidak bisa dijual karena cidera.
Coutinho bahkan memiliki gaji yang sama dengan Girezmann, sebesar 20 Juta Euro setahun, nama terakhir tidak berminat hengkang dari Barcelona sebelum kontraknya habis dan berencana bermain di MLS.
Baca juga: Kata-Kata Lionel Messi Seusai Argentina Ukir Kemenangan Bersejarah Atas Brasil di Stadion Maracana
Lalu bagaimana dengan Lionel Messi?
Situasi Messi tidak banyak berubah, ketika kontraknya secara resmi berakhir, mengakhiri lebih dari dua dekade hubungan dengan klub.
Yang menjadi lebih jelas adalah seberapa dekat situasinya terkait dengan masalah Barca dalam memenuhi aturan fair play keuangan La Liga.
Joan Laporta minggu ini tampaknya menyarankan bahwa kesepakatan telah disepakati dengan Messi untuk tetap tinggal, tetapi kontrol keuangan yang ketat menghentikan kesepakatan itu untuk diumumkan.
“Kami ingin dia bertahan, dan Leo ingin bertahan, semuanya baik-baik saja, tetapi masalah ‘fair play’ masih tersisa,” ujar Laporta.
"Saya ingin memberi tahu Anda bahwa dia bertahan, tetapi saat ini saya tidak bisa karena kami sedang mencari solusi terbaik untuk kedua belah pihak."
Situasi makin rumit setelah Pep Guardiola mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media Catalan,
"Javier Tebas berpikir dia tahu lebih baik dari semua orang, tetapi dia harus belajar dari Liga Inggris dan memungkinkan pemilik tim untuk menginvestasikan lebih banyak uang di klub mereka." kritik Pep.
Tebas dengan cepat membalas melalui Twitter, dan memulai pertukaran informasi keuangan dan grafik, yang juga mengajak ekonom Catalan terkenal dan teman Guardiola, Xavier Sala-i-Martin.
Intervensi Pep dilihat sebagai lebih banyak tekanan yang datang dari sekitar Barcelona kepada Tebas untuk menunjukkan simpati terhadap situasi Barca.
Namun, Javier Tebas enggan memberikan pengecualian untuk Barcelona.
“Barca saat ini melebihi batas gaji mereka,” kata Tebas baru-baru ini.
“Saya berharap mereka dapat memasukkan gaji Messi, tetapi untuk melakukannya, mereka harus memotong di pengeluaran lain,
"Kami tidak bisa membuat satu aturan untuk Messi, yang lain untuk Haaland…” ujar Tebas.
Dia juga menunjukkan bahwa Liga Spanyol tidak masalah kehilangan Neymar dan Cristiano Ronaldo dalam beberapa tahun terakhir tanpa merusak kesepakatan sponsor atau penyiarannya.
Kontrak delapan tahun baru dengan ESPN ditandatangani Mei lalu ketika semua orang tahu bahwa Messi, 34 tahun, mungkin akan bertahan atau tidak.
Otoritas Liga Spanyol di masa lalu tidak mengizinkan klub untuk mendaftarkan pemain yang akan membawa mereka melewati batas yang diizinkan.
Yang paling terkenal, pada tahun 2014 gelandang Getafe, Pedro Leon dibiarkan begitu saja ketika dia menolak menerima pemotongan gaji.
Leon mengambil langkah hukum melawan La Liga, dan diizinkan bermain setelah beberapa bulan absen, tetapi sistem hukum Spanyol akhirnya memenangkan La Liga.
Pengorbanan tentu akan dilakukan Barcelona untuk mempertahankan Lionel Messi.
Ini berarti adanya peluang melepas pemain kunci seperti ter Stegen, Frankie De Jong, hingga pemain muda seperti Pedri, Ansu Fati dan Ilaix Moriba.
Messi kemungkinan juga harus menerima pemotongan gaji yang besar, bahkan mungkin sekitar 80 atau 90 persen, untuk bertahan di Barca.
Klub sedang mencari cara untuk menebusnya - seperti menunda pembayaran di masa depan, atau menjamin dia sebagai duta besar yang dibayar dengan baik setelah karir bermainnya berakhir.
Tidak ada solusi yang mudah , kekacauan keuangan yang ditinggalkan oleh Bartomeu dan rekan-rekan direkturnya benar-benar buruk secara untuk Barcelona.
(Tribunnews.com/Gigih)