Kieran McKenna, Pahlawan Terlupakan Manchester United, Kunci Permainan Menyerang Solskjaer
Kieran McKenna, asisten Ole Gunnar Solskjaer, pahlawan terlupakan Manchester United
Penulis: Gigih
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Scott McTominay, melengkungkan bola indah ke gawang, memanfaatkan kesalahan Ederson yang salah memberikan bola.
Manchester United menang atas Manchester City 2-0 dalam laga derby tersebut.
Ole Gunnar Solskjaer dan Michael Carrick di elu-elukan sebagai pahlawan dalam pertandingan di Liga Inggris tersebut.
Tetapi setelah pertandingan tersebut, nama Kieran McKenna mungkin menjadi sosok terlupakan di balik kemenangan tersebut.
Baca juga: Jadwal Leicester vs Manchester City Community Shield, Trofi Pemanasan Jelang Kick Off Liga Inggris
Baca juga: Virgil Van Dijk Comeback, Liverpool Dilarang Berharap Langsung soal Gelar Juara
Berbeda dengan Solskjaer atau Michael Carrick yang merupakan mantan pemain Manchester United, McKenna tidak memiliki latar belakang mentereng sebagai pemain.
Usianya juga masih sangat muda, 35 tahun saat ini, bahkan dibandingkan kiper keempat United, Lee Grant, 38 tahun, ia masih jauh lebih muda.
Dan sejak awal, kedatangannya di Manchester United memang tidak begitu mendapatkan perhatian.
Ia bergabung ke Manchester United pada tahun 2016 sebagai pelatih tim junior U-18 Manchester United.
Bukan tanpa alasan bagi United mendatangkan McKenna, di klub sebelumnya, Tottenham, ia berhasil membawa timnya juara FA Youth Competition di kelompok umur yang sama.
Dan pada musim pertamanya, McKenna mempersembahkan gelar juara Premier League Northern Division.
Dua musim di kelompok umur U-18, McKenna secara mengejutkan ditunjuk sebagai asisten Jose Mourinho.
Ia ditugaskan menjadi pelatih untuk lini serang Manchester United.
Kehilangan Rui Faria pada akhir musim 2017/2018, membuat Jose Mourinho harus mencari pengganti yang dianggap setara dengan pria kelahiran Barcelos tersebut.
Namun, alih-alih memilih satu asisten pelatih yang memiliki pengalaman mumpuni, Mourinho justru memilih mempromosikan Kieran McKenna untuk mendampingi dia, Michael Carrick, dan Stefano Rapetti di pinggir lapangan.
Baca juga: Ambisi van De Beek di Manchester United, Perubahan Skema Solskjaer & Duet dengan Bruno Fernandes
Keberhasilan Kieran membawa tim U-18 finis pada peringkat kedua League 1 North pada musim 2017/2018 menjadi alasan mengapa ia dipromosikan ke tim utama.
Selain itu, keberhasilan membawa tim U-18 United menampilkan permainan menyerang juga menjadi alasan mengapa ia menjadi sosok yang terpilih.
Kehadirannya juga diharapkan bisa menjadi mentor bagi Michael Carrick yang saat itu belum memiliki pengalaman melatih.
Sosok Kieran masih bertahan bahkan ketika Jose Mourinho sudah dipecat.
Masuknya Ole Gunnar Solskjaer, tidak mengubah struktur tim kepelatihan yang sudah dibuat Mourinho di tengah musim 2018/2019.
Ketika di era Solskjaer, Kieran McKenna mendapatkan kritik keras karana metode kepelatihannya.
Metode yang digunakannya dianggap terlalu konservatif, dan lebih banyak fisik dibandingkan teknik.
Situasi juga tidak semakin mudah ketika Manchester United sempat dalam periode kesulitan mencetak gol.
McKenna juga dianggap lebih dekat dengan pemain asal Inggris dibandingkan pemain asing di Manchester United.
Laporan John Cross dari Mirror menjelaskan inilah alasan mengapa Marcos Rojo, Ander Herrera hingga Romelu Lukaku memutuskan untuk hengkang.
Baca juga: Keputusan Solskjaer Perihal Persaingan Bek Manchester United, Jones Bertahan, Tuanzebe Dipinjamkan
Kritik juga datang kepada Ole Gunnar Solskjaer yang dikabarkan lebih mempercayai takik McKenna dibanding idenya sendri.
Ketika Bruno Fernandes didatangkan dari Sporting Lisbon ke Manchester United, Setan Merah tetap masih kesulitan menciptakan gol di sepertiga akhir.
Di tengah situasi tersebut, pandemi kemudian muncul pada tengah musim 2019/2020.
Dan peran Michael Carrick menjadi pembeda dan sekaligus menyelamatkan McKenna.
Yang terjadi adalah bagaimana Carrick menjadi penghubung dan yang menyiapkan evaluasi dari taktik menyerang McKenna di lini tengah.
Adalah Carrick yang mengusulkan duet Fred-McTominay dan menarik Fernandes yang sempat bermain di sayap untuk menjadi gelandang serang.
Fred yang sempat kesulitan, mampu beradaptasi dengan baik, tidak lepas dari Michael Carrick dalam menerjemahkan taktik McKenna kepada pemain asal Brasil tersebut.
Hasilnya fantastis, United langsung melesat dan meraih posisi runner-up di akhir musim.
Dan musim lalu, adalah salah satu musim terbaik Manchester United di lini depan.
Setan Merah mencetak 73 gol dalam satu musim, angka ini hanya kalah dari Manchester City yang mengemas 83 gol.
Skema serangan balik sangat baik diterjemahkan oleh penyerang Manchester United, dan kehadiran Edinson Cavani menjadi pembeda lewat gol-gol krusialnya.
McKenna memang dihadapkan dengan tugas yang sulit di Manchester United, tetapi kini dengan aktifnya United mencari penyerang, bukan tidak mungkin United akan kembali menunjukkan tajinya di lini depan.
(Tribunnews.com/Gigih)